Jumat, 19 Juni 2009

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK PIDATO
SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 SAPE

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Simbol Sekolah

Penyusun : Zaenab Alboneh, S.Pd.

NIP : 196206061991032013

SMP NEGERI 4 SAPE

2009

Lembar Pengesahan

  1. Judul Penelitian : Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pidato Siswa Kelas IX

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Sape

Tahun Pelajaran 2008/2009

  1. Peneliti

Ketua : :

Nama :Zaenab Alboneh

NIP : 196206061991032013

Anggota :

Nama : Dra.Nurjana

NIP : 196409251991032006

Sape, Maret 2009

Ketua Peneliti, Anggota,

Zaenab Alboneh, S.Pd. Dra. Nurjanah

NIP : 196206061991032013 NIP :196409251991032006

Mengetahui

Kepala SMP Negeri 4 Sape


Amiruddin, S.Pd.Fis

NIP:1970 01021994011001

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-NYA sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul ” Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pidato Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Sape Tahun Pelajaran 2008/2009” dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Dalam kegiatan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, banyak hambatan dan kendala. Meskipun demikian, dapat dirampungkan dengan baik, karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah dengan suka rela membantu, terutama dalam meminjamkan referensi yang terkait dengan topik penelitian. Secara khusus disampaikan kepada :

  1. Bapak Kepala SMP Negeri 4 Sape, Amiruddin, S.Pd.Fis
  2. Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri 4 Sape yang banyak membantu kelancaran penyelesaiaan karya tulis ini
  3. Semua pihak yang banyak memberikan bantuan dan dukungan tampa pamrih sehingga PTK ini diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Akhirnya, dengan rehdah hati, penulis menyadarinya bahwa PTK ini masih jauh dari harapan karena memiliki kekurangan. Kiranya di masa datang, kekurangan dan kesalahan yang terjadi sekarang, dapat diperbaiki sehingga bermanfaat demi peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia.

Sape, 10 April 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Pengesahan ......................................................................................

Kata Pengantar ................................................................................

Daftar Isi ........................................................................................

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang..........................................................................

1.2 Perumusan Masalah .................................................................

1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Jenis-jenis keterampilan Berbahasa Indonesia..................

2.1.1 Hakikat Menyimak.........................................................

2.1.2.Tujuan Menyimak...............................................................

2.1.3 Jenis Menyimak..................................................................

2.1.4 Kebiasaan Jelek dalam Menyimak.....................................

2.1.5.Ciri-ciri Penyimak yang Baik................................................................

2.1.6. Hambatan dalam Menyimak.............................................

2.1.7 Teknik Pembelajaran Menyimak.................................................

2.1.8 Cara Meningkatkan Keterampilan Menyimak..............................

2.2 Keterampilan Pidato.......................................................................................

2.2.1 Pengertian Pidato .................................................................

2.2.2 Persiapan pidato..........................................................................

2.2.3 Jenis-jenis Pidato……………………………………………………

2.2.4. Metode Pidato ………………………………………………………

2.2.5 Alur Dasar Pidato Diterapkan ke dalam Pidato Informasi………….

22.2.6 Tahap- Tahap Menyusun Naskah Pidato……………………………

2.3 Hubungan antara menyimak dengan keterampilan berbicara………………


Bab 3 Metode Penelitian

3.1 Setting Penelitian ......................................................................................

3.2 Faktor Penelitian ……………………………………………………….

3.3 Rencana Tindakan ……………………………………………………..

3.3.1 Perencanaan…………………………………………………………..

3.3.2 Pelaksanaan Tindakan ……………………………………………….

3.3.3 Observasi …………………………………………………………….

3.3.4 Refleksi ………………………………………………………………

3.4 Metode Pengumpulan Data …………………………………………….

3.5 Metode Analisis Data ……………………………………………………

3.6 Indikator Kinerja ………………………………………………………..

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

4.1 Tes Awal ………………………………………………………………………

4.2 Pelaksanaan Siklus 1 ………………………………………………………….

4.2.1 Tahap Perencanaan ………………………………………………………….

4.2.2 Tahap Tindakan …………………………………………………………….

4.2.3 Observasi Tindakan ………………………………………………………..

4.2.4 Refleksi …………………………………………………………………….

4.3 Pelaksanaan Siklus II

4.3.1 Tahap Perencanaan …………………………………………………………

4.3.2 Tahap Tindakan ............................................................................................

4.3.3 Observasi Tindakan .....................................................................................

4.3.4 Refleksi ......................................................................................................

4.4 Pelaksanaan Siklus III

4.4.1 Tahap Perencanaan ........................................................................................

4.4.2 Tahap Tindakan ...........................................................................................

4.4.3 Observasi Tindakan ....................................................................................

4.4.4 Refleksi ......................................................................................................

Bab 5 Penutup

5.1 Kesimpulan .....................................................................................................

5.2 Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ABSTRAK

Alboneh Zaenab dan Nurjan . 2008. Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pidato Siswa SMP Negeri 4 Sape Tahun Pelajaran 2008/2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada SMP Negeri 4 Sape Kec.Sape Kabupaten Bima. Pembimbing ( I ) : Amiruddin,S.Pd.Fil dan Pembimbing ( II ) : Nurdin, S.Pd.

Kata Kunci :

Peningkatan kemampuan, dan Menyimak Pidato Siswa

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pidato Siswa SMP Negeri 4 Sape Tahun Pelajaran 2008/2009. Tujuan penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui kemampuan menyimak siswa kelas IX SMP Negeri 4 Sape. Kedua, untuk mengetahui langkah praktis mengantisipasi kesulitan siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan daya simak pidato siswa kelas IX SMP Negeri 4 Sape.

Pembelajaran menyimak khususnya meningkatkan kemampuan daya simak siswa di kelas sering menemui hambatan dan kendala. Hal ini terjadi karena : (1) kurangnya minat siswa dalam pelajaran menyimak; (2) alokasi waktu pembelajaran sangat kurang dan tidak efektif; (3) guru lebih menekankan pada teori sedangkan aplikasinya masih jauh dari harapan; (4) dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa sering terpengaruh dengan struktur penggunaan bahasa ibu dalam hal ini bahasa Bima; dan (5) referensi bahan ajar guru kurang dan kalaupun ada itu hanya sebatas buku-buku terbitan lama..

Berdasarkan hasil pelaksanaan Siklus III menunjukkan bahwa tingkat kemampuan daya simak siswa dalam menagkap pesan pidato meningkat dan maksimal walaupun masih terdapat nilai kurang yang diperoleh siswa. Dari hasil tersebut terlihat bahwa pencapaian nilai akhir tujuan pembelajaran mencapai 75 % untuk rata-rata pencapaian kelas 85 % untuk siswa yang memperoleh nilai standar minimal . Angka tersebut menunjukkan bahwa peningkatan hasil beberapa perbaikan sebelumnya yaitu Siklus I 48.94 atau 49 % .Dan pada Siklus II 63.15 atau 63 %.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi antaranggota masyarakat.Tidak ada masyarakat di mana pun mereka tinggal yang tidak memiliki bahasa. Bagaimanapun wujudnya, setiap masyarakat pastilah memiliki bahasa sebagai alat komunikasi (Wasono :1997: 7.1). Sedangkan menurut Yeti (2002:9.6), bahasa hidup dalam masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat untuk saling mengirimkan pesan. Dengan perkataan lain, bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Seccara sosial, bahasa diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk bermacam-macam fungsi sesuai dengan keinginan si penutur, misalnya untuk menyatakan informasi faktual ( mengidentifikasi, melaporkan, menanyakan, mengoreksi), menyatakan sikap intelektual ( menyatakan setuju atau tidak setuju, menyanggah), menyatakan sikap emosional ( senang, tidak senang, harapan, kepuasan), menyatakan sikap moral ( minta maaf, menyatakan penyesalan, penghargaan), menyatakan perintah(mengajak, mengundang, memperingatkan), bersosiolisasi (menyapa, memperkenalkan diri, mengucapkan selamat, minta perhatian). (Depdikbud:1994 : dalam kurikulum).

Mencermati pengertian di atas, dapatlah dipahami bahwa pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Dengan permbelajaran bahasa Indonesia, siswa diharapkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara lisan dan tertulis. Oleh karena itu, bahan ajar bahasa Indonesia yang tercantum dalam buku kurikulum dimaksudkan untuk digunakan bagi pengembangan kemampuan dasar penggunaan bahasa ( berbicara dan menulis) serta pemahaman ( menyimak dan membaca).

Fakta riil di lapangan menunjukkan bahwa empat keterampilan seperti tersebut di atas, dalam pengaplikasiannya bukan tidak mengalami hambatan dan kendala.Kesulitan yang terkait dengan judul PTK ini adalah antara keterampilan menyimak dan berbicara sebagai bahasa lisan. Sedangkan keterampilan menulis dan membaca tidak dibicarakan secara khusus dalam penelitian ini.

Keterampilan menyimak sering dipandang sebagai hal yang kurang penting sehingga pembelajarannya di sekolah kurang mendapat perhatian guru. Umum berpendapat bahwa semua orang yang tidak tunarungu pasti mampu menyimak dengan baik. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Sebagai guru pasti sering menjumpai siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi bahan ajar yang sudah dijelaskan dengan sebaik mungkin. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyimak informasi bahan ajar (keterampilam menyimak).

Kesulitan pokok yang dialami siswa dalam menyimak terjadi ketika ia menghubungkan berbagai ide dari wacana lisan yang didengarkannya untuk membangun pemahaman terhadap apa yang disimaknya itu. Siswa sering mengalami kesulitan untuk menangkap pikiran pokok yang terkandung dalam wacana lisan misalnya menangkap pesan pidato. Jadi, kesulitan siswa berhubungan dengan kemampuan berpikir, khususnya dalam menarik kesimpulan dari wacana lisan yang disimaknya itu.

Salah satu unsur yang paling penting dalam berpikir adalah mengingat. Mengingat diartikan menyimpan pemahaman dalam ingatan. Harus dibedakan antara mengingat tanpa retensi dan mengingat dengan retensi jangka pendek serta mengingat dengan retensi jangka panjang. Pada mengingat tanpa retensi, pemahaman tidak perlu disimpan dulu dalam ingatan jika menyimak telah dapat mengikuti pesan ujaran yang disimak, misalnya dalam melaksanakan perintah. Pada mengingat dengan retensi jangka pendek, penyimak telah mampu memahami dan menyimpan pesan ujaran yang segera diikuti dengan reproduksi pesan itu. Bantuan yang diberikan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa dalam hal mengingat seperti itu, berupa latihan menjawab pertanyaan-pertanyaan.

Kesulitan dalam mengingat dengan retensi jangka panjang terjadi karena siswa belum mampu mengingat, mencamkan, menyimpan, dan mereproduksi pesan-pesan yang ada dalam wacana lisan yang disimaknya. Selain itu, menurut Suryono dalam artikelnya berjudul Keterampilan Menyimak menjelas bahwa terdapat beberapa kendala dalam menyimak antara lain : (a) keegosentrisan, (b) keengganan ikut terlibat, (c) ketakutan akan perubahan, dan (d) kebingungan semantik.

Berbicara tentang keterampilan menyimak tidak dapat dipisahkan dari keterampilan bahasa yang lain, yaitu keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Keberhasilan seseorang dalam menyimak dapat diketahui bagaimana penyimak memahami dan menyampaikan informasi secara lisan maupun tertulis. Hal ini , demikian Suryono (2009) mengatakan bahwa keterampilan menyimak cukup kompleks jika penyimak ingin menangkap makna yang sesungguhnya dari simakan yang mungkin tidak seutuhnya tersirat, sehingga penyimak harus berusaha mengungkapkan hal-hal yang tersirat itu.

Oleh karena itu, penyimak perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan materi simakan, artinya ia harus sering berlatih menyimak. Dengan demikian, berhasil tidaknya keterampilan siswa menyimak tidak lepas dari upaya guru dalam meningkatkan PBM. Hal ini dapat dilihat dari keterampilan menyimak terhadap keterampilan bahasa yang lainnya, yakni : (1) keterampilan menyimak merupakan dasar yang cukup penting untuk keterampilan berbicara. Ada yang berbicara harus ada yang menyimak atau sebaliknya keduanya saling membutuhkan; (2) keterampilan menyimak juga merupakan dasar bagi keterampilan membaca atau menulis, petunjuk-petunjuk disampaikan melalui bahasa lisan. Ini berarti mereka harus menyimak; dan (3) keterbatasan penguasaan kosakata pada saat menyimak akan menghambat kelancaran membaca dan menulis.

Kesuliatan lain yang terkait dengan keterampilan berbicara pun dapat dibicarakan di sini, karena ada keterkaitan antara keterampilan menyimak dengan berbicara. Fakta riil menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar berhubungan erat dengan faktor yang bersifat kejiwaan. Kemampuan siswa berbicara bahasa Indonesia masih jauh dari harapan. Kesulitan dalam hal ini umumnya terjadi pemiliha kata (diksi), penggunaan struktur kalimat, dan penyampaian pikiran secara runtut. Kesulitan yang bersifat psiklogis timbul karena siswa mengalami hambatan bertbicara secara formal, misalnya berbicara di hadapan khalayak ramai atau di depan kelas, padahal dalam situasi informal ia mampu berbicara dengan jelas. Dalam situasi formal ia takut berbicara, ia mengalami demam panggung.

Bertolak dari uraian terdahulu,maka penulis berusaha mengangkat topik ini dengan judul ”Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pidato Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Sape

Pada Tahun Pelajaran 2008/2009. Harapannya adalah dapat menemukan langkah pratis dalam mengantisipasi permasalahan keterampilan menyimak terkait dengan keterampilan berpidato.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, berikut ini dirumuskan masalah penelitian yang ingin ditemukan jawabannya.

1. Bagaimanakah kemampuan menyimak siswa SMP Negeri 4 Sape dalam menangkap pesan pidato?

2. Langkah praktis apa saja yang perlu ditingkatkan terutama dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak pidato siswa.

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kemampuan menyimak siswa kelas IX SMP Negeri 4 Sape.

2. Mengetahui langkah praktis mengantisipasi kesulitan siswa dalam upaya peningkatan kemampuan menyimak pidato siswa kelas IX SMP Negeri 4 Sape.

C. Manfaat Penelitian

Sebagaimana umumnya penelitian ilmiah memiliki target dan tujuan-tujuan tertentu maka, dalam penelitian ini, juga memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:

1. Secara teoritis diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen SDM dan mendorong terciptanya model dan pendekatan penelitian yang baru.demi meningkatkan kemampuan menyimak pidato siswa, terutama siswa sekolah menengah pertama (SMP).

2. Selain itu, diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi atau informasi awal bagi pihak-pihak tertentu seperti akademisi dan LSM yang memiliki minat untuk meneliti dan mengkaji permasalahan yang sama, terutama terkait dengan peningkatan daya simak siswa dalam berpidato..

3. Dapat berguna praktis, sebagai input dan kajian penting yang menjadi dasar pembuatan kebijakan bagi pemerintah, pihak sekolah (terutama guru) , dan masyarakat luas yang memiliki kapasitas intelektual, terutama pihak terkait dengan bidang pendidikan, dalam hal ini dinas pendidikan setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar