Minggu, 12 Juli 2009

PTK Skripsi Bahasa Indonersia Bab II

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar
2.1.1 Hakikat Pembelajaran
a. Pendidikan menitik beratkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian.
Latihan pada menitikberatkan pada pembentukan keterampilan, sedangkan pengajaran merupakan proses yang terarah pada tujuan yang direncanakan.
b. Teknologi pendidikan menitik beratkan pada aplikasi kreatif ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan
c. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsure manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan teori belajar ada 5 pengertian pengajaran menurut ( Aqib, 2003 : 41 )
1. Pengajaran ialah upaya menyampaikan pegetahuan kepada peserta didik atau siswa di sekolah
2. Pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah.
3. Pembelajaran adalah upaya mengorganisir lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
4. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menadi warga masyarakat yang baik.
5. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
d. Suatu system pembelajaran memiliki 3 ciri utama yaitu memiliki rencana khusus, saling ketergantungan antara unsur-unsurnya
e. Unsur minimal system pembelajaran adalah siswa, tuuan, prosedur, guru, atau media pengganti. unsure dinamis dari guru terdiri dari motivasi, sumber bahan, alat Bantu, suasana belajar, dan subyek yang belajar.


2. 1. 2 Pengertian Belajar
Menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan dan intelektual anak dengan jalan menghafal. Ahli pendidikan modern merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut : “ Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkatpengalaman dan latihan. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik, dari pemarah menjadi peramah.”
Seorang yang belajar kelakuannya akan berubah daripada sebelum itu. Jadi belajar tidak hanya mengenal bidang intelektual akan tetapi mengenai seluruh pribadi anak. Perubahan kelakuan karena mabuk bukanlah hasil belajar. Dalam kamus Paedagogik, bahwa belajar adalah berusaha memiliki kecakapan.Seseorang telah mempelajari sesuatu terbukti dengan perbuatannya yang mempunyai kemajuan dari masa kepekaan
Belajar bagaikan mengalir di sebuah sungai, mengalir, dinamis, penuh resiko, menggairahkan, kesalahan, kreativitas, potensi dan ketakjuban mengisi tempat itu. Mengajar bagaikan “tukang bersih sungai “ agar air dapat mengalir bebas hambatan, mengangkat sampah, membuat kotoran, mengeruk Lumpur, pasir, memindahkan batu, kayu.
Jadi mengajar membutuhkan ketulusan hati, kesetiaan, kemesraan, kesabaran, cinta, suka cita, improvisasi, pengendalian diri memenuhi pekerjaan itu. Belajar diibaratkan sungai yang indah diarungi, berliku-liku banyak jeram, batu, padas, tebing dan curam segala yang tersembunyi dan terbuka ada di situ dalam ketidak aturan.
2. 1. 3 Teori Belajar dan Teori Pembelajaran
Pendidik sewajarnya mendalami dan mengetahui beberapa teori belajar dan teori pembelajaran yang dibutuhkan untuk menerapkan dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas.
Teori-teori belajar dan pembelajaran tidak begitu saja disimpulkan oleh para ahli tetapi brtahun-tahun mereka menerapkan keterampilan-keterampilan berpikir mulai dari merumuskan masalah hingga mengambil kesimpulan, sekarang kita tinggal mengginakan kepentingan anak-anak kita dalam penggunaan teori-teori tersebut.

Hasil penerapan teori tersebut dapat kita diskusikan dan kita elaborasikan dengan teman sejawat dan selanjutnya kita bahas apa kekurangan dan kelebihan teori-teori tersebut.
1. Teori Belajar Sosial
Teori belajar social dikembangkan oleh Albert Bandura tahun 1969. Pada prinsipnya merupakan teori belajar prilaku tetapi lebih menekankan pada dampak perilaku dan proses mental internal. Dalam teori belajar social, penjelasan secara eksternal untuk bagaimana anak belajar dari orang lain , melalui pengamatan dunia social interpretasi kognitif di dunia social sehingga menimbulkan informasi dan penampilan yang komplek untuk dipelajari. Teori belajar social “ manusia tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak dipikul oleh keadaan lingkungan tetapi fungsi psikologis diterapkan sebagai interaksi yang terus menerus, timbale balik, dari aspek pribadi dan aspek lingkunagn sehingga lingkungan diubah melalui perilaku.
Konsep utama dari teori belajar social adalah pemodelan ( penelusuran dan demonstrasi ). Contoh; Guru Olahraga mendemonstasikan loncat tinggi dan anak-anak menirunya.
Teori belajar memiliki 4 fase :
a. Fase perhatian ( perilaku keteladanan yang diikuti oleh murid )
b. Fase retensi ( pengamatan dan pengujian simbolik )
c. Fase reproduksi ( kode simbolik dengan bayangan ingatan tersusun )
d. Fase motivasi ( peniruan dan dorongan dengan pujian dan hukuman )
2. Teori Belajar-Mengajar Jerume Bruner
Belajar yang terpenting bagaimana memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif karena hal ini merupakan inti belajar.
Belajar menurut Bruner adalah bagaimana mengembangkan enaktif, ikonik dan simbolik.
Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan 2 asumsi :
a. proses perolehan pengetahuan merupakan proses interaktif
b. proses mengkontribusikan pengetahuan dengan asosiasi informasi ausebal.


Teori pembelajaran Bruner meliputi :
1) guru memberikan pengalaman-pengalaman optimal bagi anak untuk mau dan dapat belajar
2) Guru mengstrukturkan pengetahuan untuk pemahaman optimal
3) guru merinci urutan-urutan penyajian materi ajar secara optimal
4) guru memikirkan bentuk dan pemberian umpan balik misalnya, memberikan hadiah pujian dan hukuman selama KBM. Hadiah itu meliputi hadiah ekstrinsik dan hadiah instrinsik.
3. Teori Belajar Ausubel
Menurut Ausubel dan Novac, ada 2 dimensi belajar :
a. dimensi penerimaan dan penemuan
b. dimensi hafalan dan bermakna
Kedua hal di atas merupakan suatu kontinum dan dikotomi antara hafalan bermakna yang terjadi pada diri anak. Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah “ Belajar bermakna “. Belajar bermakna akan terjadi bila informasi baru dapat dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif anak. Sedangkan belajar hafalan terjadi bila informasi baru tidak dapat dikaitkan pada konsep-konsep yang sudah ada dalamstruktur kognitif anak.
Faktor yang paling penting mempengaruhi belajar ialah “ apa yang diketahui anak, yakin ini dan ajarlah ia demikian “.
4. Teori Belajar menurut Faculty Psychology ( Ilmu jiwa Daya )
Jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti daya piker,daya mengenal, daya mengingat, daya mengamati, daya mengerjakan dan lain-lain. Daya-daya ini berkembang dan berfungsi apabila dilatih dengan cara tertentu. Belajar menurut ilmumjiwa daya adalah “ usaha melatih daya-daya agar berkembang sehingga dapat berpikir mengingat, menegnal, mengamati, dan melakukan dengan cara menghafal, memecahkan soal-soal dan berbagai jenis kegaitan lainnya “.
5. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Assosiasi


Jiwa manusia terdiri dari assosiasi dari berbagai tanggapan yang masuk ke dalam jiwa kita. Assosiasi itu biasanya terbentuk berkat adanya hubungan stimulus dan response ( S-R ). Menurut ilmu jiwa Asspsiasi, belajar berarti “ membentuk hubungan-hubungan stimulus dan response dengan melatih hubungan itu agar bertalian erat. Belajar demikian sifatnya mekanis seperti mesin dan akhirnya terbentuk kebiasan-kebiasaan sejumlah ilmu pengetahuan “. Teori belajar ilmu jiwa assosiasi dikemukakan oleh E. L. Tordike.
6. Teori Belajar Organis ( Il,u jiwa Gestalt )
Jiwa manusia merupakn satu keseluruhan yang bulat atau utuh bukan tangggapan-tanggapan ( elemen-elemen ). Jiwa manusia bersifat hidup dan aktif dan berinteraksi dengan lingkungan. Belajar menurut pandangan ini berarti “ mengalami, bereaksi, berbuat, berpikir secara kritis “. Azas belajar teori organis meliputi :
a. Keseluruhan lebih dari jumlah bagian-bagian
b. belajar adalah suatu proses perkembangan
c. belajar adalah re-organisasi pengalaman
d. belajar lebih berhasil apabila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan anak.
e. belajar suatu proses yang berlangsung terus-menerus.
Gagne memberikan tingkatan mengajar atau bimbingan siswa ke dalam 8 tipe :
a. belajar berdasarkan isyarat ( signal learning )
b. belajar berdasarkan stimulus – respon ( stimulus response learning )
c. belajar rangkaian ( chaining )
d. assosiasi verbal ( verbal association learning )
e. belajar diskriminasi ( discrimination learning )
f. belajar konsep ( concept learning )
g. belajar aturan ( rule leraning )
h. belajar pemecahan masalah ( problem solving learning )
7. Teori perkembangan intelektual manusia oleh J. Pieget
Siswa Sekolah Dasar usia 6 sampai 13 tahun berada pada operasi konkrit.


Jadi belajar adalah bagaimana upaya untuk mengkongkritkan sesuatu sehingga anak dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya.
8. Teori Belajar Pemahaman Dubensky
Belajar adalah bagaimana melakukan aksi, melakukan proses dari obyek dan skema yang telah disediakan sehingga memudahkan anak di dalam pemahamannya .
9. Teori Konstruktivistik dalam pembelajaran
Konstruktivistik memandang bahwa pengetahuan adalah non objektif, bersifat temporer selalu berubah dan tiidak menentu. Belajar adalah penyusunan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolabotarif dan refleksi serta interpretasi. Menagajar adalah menata lngkungan agar sibelajar termotivasi dalam menggali serta menghargai ketidak menentuan. Si belajar akan memiliki pemahaman yang berbeda pada pengetahuan tergantung pada pengalamannya dan perspektif yang dipakai dalam mengimplementasikannya. Kegagalan atau keberhasilan dan kemampuan atau ketidak mampuan dilihat sebagai interpretasi yang berbeda yangperlu dihargai. Kebebasan di pandang sebgai penentu keberhasilan belajar. Si belajar adalah subjek yang harus mampu untuk dipegang oleh si belajar.
Tujuan pembelajaran ditentukan pada belajar, bagaimana belajar yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas, kreativitas, produktif dalam konteks yang nyata dan dapat didemonstarikan kembali.
2. 2 Media pengajaran
Melalui proses komunikasi , pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati orang lain. Agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media.
2. 2. 1 Jenis-jenis Media Pembelajaran
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar tidak dapat sukses apabila hanya menggunakan asatu atau dua media saja, namun menggunakan media yang banyak justru memungkinkan siswa dapat memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut. Semakin banyak media yang digunakan oleh guru semakin baik dicapai tetapi penggunaan media tergantung pada materi yang diajarkan oleh guru.

Dengan demikian , maka media pengajaran dapat dibagi menjadi :
Jenis media ditinjau dari kesiapan dan pengadaannya, media dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu media jadi dan media rancangan. Media jadi merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dan dalam keadaan siap pakai yang sifatnya hemat dalam waktu, tenaga, dan biaya untuk pengadaannya. Sedangkan media rancangan harus dipersiapkan dan dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Dalam menentukan proses tujuan pembelajaran itu sendiri yang memeras banyak waktu, tenaga dan biaya karena untuk mendapatkan kehandalalan dan kesohihannya diperlukan serangkaian kegiatan variasi valisasi protipenya. Tapi dari dua mcama pembagian media yang secara global di atas, media jadi sedikit tidaknya memiliki kekurangan yang kecil kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang dapat sepenuhnya sesuai dengan tujuan atau kebutuhan pemeblajaran setempat dikarenakan oleh faktor waktu, tenaga dan biaya ( Sardiman, 1966 : 81 ).

Dari pembagian di atas maka yang tergolong media jadi itu sebagai berikut :
1. Media hasil teknologi cetak
2. Media hasil teknologi audiovisual
3. Media hasil teknologi berbasis computer
4. Media gabungan teknologi cetak dan computer
5. Media hasil teknologi cetak, adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti : buku dan materi visual statis terutama melalui oroses pencetakan mekanis atau fotografis , contohnya : teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi
6. Teknologi audiovisual merupakan car menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio
dan visual yang memiliki cirri-ciri utama sebagai berikut :
a. mereka biasanya bersikap linear
b. mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis
c. mereka menggunakan dengan cara telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang dan pembuatnya
d. mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak
e. mereka dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif
f. umumnya mereka berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah ( Arsyad, 1977 : 29 )
7. Teknologi berbasis computer, merupakan cara menghasilkan atau menghasilkan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesos, yang memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
a. mereka digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear
b. mereka digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan
perancang/pengembang sebagaimana direncanakannya.
c. biasanya gagasan –gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata symbol dan grafik
d. prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media
e. pembelajaran dapat berorientasi siswa dan dapat melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi.
8. Tekhnologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang
menggabungkan pemakain beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh computer, yang memiliki ciri bentuk media yang dikendalikan oleh computer, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Ia dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear
b. Ia dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa bukan saja dengan cara yang direncanakan dan inginkan oleh perancangnya.
c. Gagasan-gagasan yang sering disajikan secara realistis dalam kontek pengalaman siswa,
menurut apa yang relevan dengan siswa di bawah pengendalian siswa
d. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktifisme diterapkan dalam mengembangkan dan penggunaan pelajaran ( Arsyad, 1977 : 33 ).

Selanjutnya untuk memperjelas dari media rancangan dapat digolongkan adalah :
1. Media Peta
Media peta adalah “ gambaran permukan bumi dilihat dari atas yang diperkecil dengan skala. Permukaan bumi dalam peta digambarkan dengan symbol, antara lain symbol jalan, kota, sungai, laut, dan gunung “ ( Suharsini, 1996 : 1)
Dalam mempelajari peta kita perlu memperhatikan beberapa syarat yang ada pada peta, sebagai berikut :
a. Judul peta, peta harus diberi judul yang mencerminkan isi dan daerah yang gambar, sehingga dengan melihat peta kita mengetahui dengan cepat apa yang digambarkan dalam peta itu
b. Skala peta, perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sebenarnya, ada dua
macam skala yaitu skala angka dan skala garis. Skala angka adalah : skala dalam bentuk.
Contoh peta propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berskala 1 : 800.000. Maksudnya setiap 1 cm pada peta tersebut jarak sebenarnya 800.000 cm atau 8 km. Skal garis atau grafik adalah : skala dalam bentuk garis.
c. Sumber, sumber perlu ditulis agar pembaca mengetahui darimana sumber peta atau sumber data diperoleh
d. Tahun pembuatan, tahun pembuatan sanat diperlukan pada peta-peta yang
menggambarkan data yang mudah berubah, misalnya peta penyebaran penduduk, peta hasil pertanian dan peta tambang
e. Penunjuk arah ( mata angin ), penunjuk arah sangat penting bagi pembaca peta.
Dengan petunjuk arah pembaca dapat mengetahui arah Utara, Selatan, Barat dan Timurnya peta.
f. Inset adalah penunjuk lokasi daerah dipetakan, agar letak daerah yang dipetakan menjadi jelas.
g. Legenda adalahberguna untuk memberi penjelasan symbol-simbol yang ditampilkan agar lebih mudah untuk dibaca. Simbol-simbol itu menggambarkan keadaan yang sebenarnya dipermukaan bumi ( Suharsini, 1996 : 2 ).
a. Jenis-jenis peta
1. Peta umum
Peta umum adalah “ peta yang memberikan gambaran atau kenampakan yang bersifat umum pada suatu daerah tertentu “ ( Suharsini, 1996 : 2 ) untuk lebih memperjelasnya peta umum dapat digolongkan menjaditiga, sebagai berikut :
a. Peta Topografi yaitu peta umum yang berskala besar ( biasanya skala 1 : 50.000 ),
sehingga kenampakan yang tergambar sangat detail dan pada daerah yang sempit.
Misalnya peta desa
b. Peta Chorografi yaitu : peta umum berskala sedang, peta ini berisi kenampakan
yang bersifat umum dan pada daerah yang agak luas, misalnya peta daerah
kecamatan dan kabupaten.
c. Peta Geografi dan dunia adalah peta umum yan berskala kecil. Oleh karena itu
kenampakan yang tergambar sangat global. Hanya menggambarkan hal yang
penting- penting saja, misalnya peta propinsi, Negara dan dunia ( Suharsini, 1986 : 3 )
2. Peta Khusus ( Tematik )
Peta khusus adalah “peta yang menggambarkan kenampakan yang bersifat khusus, yang terdapat pada daerah tertentu “. ( Suharsini, 1994 : 3 ).

Adapun jenis-jenis dari peta khusus sebagai berikut :
a. Peta pariwisata adalah peta yang menggambarkan obyek-obyek wisata yang
terdapat dalam daerah
b. Peta perhubungan adalah peta yang menggambarkan penghubungan antara satu
tempat dengan tempat lain dalam satu daerah
c. Peta iklim adalah peta yang menggambarkan keadaan iklim pada suatu daerah
tertentu
d. Peta Vegatali adalah peta yang menggambarkan jenis-jenis vegatali pada suatu
daerah.
e. Peta penduduk adalah peta yang menggambarkan data-data penduduk di suatu
daerah. Misalnya jumlah penduduk, penyebaran penduduk.
f. Peta tambang adalah peta yang menggambarkan data hasil tambang suatu daerah
( Suharsini, 1994 :4 ).

b. Penggunaan Peta
Untuk memperjelas dari penggunaan peta ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Peta Topografi
Peta ini antara lain dipergunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan perang,
untuk perencanaan pembuatan jalan, saluran sungai dan jalan kereta api.
2. Peta Dunia
Peta ini baik sekali untuk mengetahui bentuk-bentuk benua, luas Negara-negara, lokasi Negara, ibukota Negara, laut dan lautan. Peta dunia sangat membantu
dalam memahami daerah luar di permukaan bumi.
3. Peta Pariwisata
Peta ini dapat dipergunakan untuk mempromosikan obyek-obyek wisata di suatu daerah, contoh peta priwisata di suatu daerah, contoh peta pariwisata daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Peta penduduk
Peta ini dapat dipergunakan untuk kepentingan analisis jumlah penduduk dan penyebarannya pada suatu daerah, contoh : peta penyebaran penduiduk kecamatan Patuk
5. Peta tambang
Peta ini dapat dipergunakan untuk mengetahui banyak sedikitnya hasil tanbang, jenis-jenis tambang dan penyebarannya di suatu daerah ( Suharsini, 1994 : 5 ).

2. Atlas
Yang dimaksud Atlas adalah :
Kesimpulan peta dalam bentuk buku. Peta yang dibukukan dibedakan menjadi peta umum dan peta khusus. Oleh karena itu atlaspun dapat dibedakan menadi atlas umum dan atlas khusus. Atlas umum terdiri atas peta peta-peta umum comtohnya atlas Indonesia dan
dunia. Atlas khusus terdiri atas peta-peta khusus, contohnya : Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, dan atlas geologi Indonesia ( Suharsini, 1994 : 6 ).


Unsur-unsur dalam atlas yang baik mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
a. Pada bagian sampul dituliskan judul atlas, misalnya atlas Indonesia dan dunia. pada bagian sampul dituliskan nama penyusun dan penerbit.
b. Daftar isi, memuat atlas secara keselruhan peta yang terdapat di dalam atlas sesuai halamannya.
c. Legenda ( keterangan ) sama seperti pada peta, yaitu dengan symbol-simbol
untuk lebih jelasnya perhatikan atlas di sekolah.
d. Kata pengantar, berisi maksud atau tujuan dari penyusun atlas
e. Indeks, dimaksud untuk memudahkan dalam mempergunakan, misalnya dalam
mencari untuk suatu kota, pilau, gunung, danau, sungai, dan unsur-unsur
geografi yang lain ( Suharsini, 1994 : 6 ).

Mencari iformasi dalam atlas adalah “informasi dalam, dapat dicari dengan mempergunakan indeks, daftar isi, serta garis lintang dan garis bujur “( Suharsini, 1994 : 6 )
Untuk lebih jelasnya dapat peneliti jelaskan sebagai berikut :
a. Indeks
Kenampakan geografis seperti kota, pulau, gunung, danau dan sungai dapat dicari pada atlas dengan mempergunakan indeks. Agara lebih jelas dalam menunjuk kenampakan yang kita cari, indeks dibagi menjadi sua bagian ayitu Indonesia dan dunia. Setiap bagian dalam kelompok-kelompok kota, gunung/pegunungan, pulau, sungai, danau/waduk, teluk, selat, laut, samudera, tanjung, dan pelabuhan udara.
b. Daftar Isi
Daftar isi memuat semua judul peta yang ada beserta halamnnya melalui daftar isi, dengan cepat dapat mencari peta yang diinginkan.
c. Garis lintang dan garis bujur
Pada setiap peta pasti digambar garis-garis lintang dan garis-garis bujur. Garis lintang digambarkan horizontal, sedangkan garis bujur digambar dengan garis-garis vertikal.
3. Globe
Pengertian Globe adalah “ permukaan bumi kita, dapat digambarkan pada bidang datar, juga dapat digambarkan pada sebuah kota. Gambaran permukaan bumi pada sebuah bola disebut Globe. Jadi globe adalah miniatur dari bola bumi “ (Suharsini : 1994 : 7 )


Pada Globe dapat dilihat kutub Utara dan kutub Selatan bumi, kutub Utara terletak pada bagian ujung atas dan kutub Selatan pada bagian ujung bawah.
a. Garis Lintang
Pada globe dapat digambarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis yang melingkari permukaan bumi, bumi dibagi mejadi sua belahan yaitu belahan bumi Utara dan belahan bumi Selatan. Belahan bumi Utara dari garis lintang 00 – 90 0 LU belahan bumi Selatan dan garis lintangnya 00 – 90 0 LS.
b. Garis Bujur ( maridem )
Garis bujur adalah garis yang menghubungkan kutub Utara dan kutub Selatan. Garis bujur 00 – 1800 membagi bumi menjadi dua sama besar, bumi menjadi dua belahan yaitu belahan bumi bagian Barat dan Timur.
Garis bujur 00 kota Grenwich ( dekat London ) dari kota Grenwich kea rah timur sampai 180 0 disebut bujur Timur, sedangkan dari kota Grenwich ke Barat sampai 1000 disebut bujur Barat. Garis 1800 BT dan 1800 BB berimpit di samudera Pasifik. Garis ini dengan beberapa pembelokan disebut garis tanggal internasional, kegunaan garis bujur adalah untuk menentukan waktu di permukaan bumi, cara menghitungnya setiap 150 bujur mempunyai selisih waktu 60 menit ( 1 jam ) untuk menentukan waktu kita berpedoman pada waktu Greenwich atau GMT ( Greenwich Mean Time )
c. Kegunaan Globe
Melalui globe kita dapat mencari letak suatu daerah dipermukaan bumi, sebagai contoh Kepulauan Indonesia, pada Globe dapat dibaca sebagai berikut
1. Dua pertiga terletak di belahan bumi Selatan dan sepertiganya di belahan bumi Utara
2. Semua wilayah kepulauan Indonesia terletak di belahan bumi bagian Timur
3. Kepulauan Indonesia diapit oleh dua benua yaitu benua Asia dan Australia serta diantara Samudera Pasifik dan Hindia ( Suharsini, 1994 : 8 )
Dengan demikian bahwa globe sangat bermanfaat dalam memberikan
penjelasan kepada siswa tentang kutub-kutub yang terdapat dalam wilayah Indonesia sehingga siswa memahami dan mengerti geogtafis bangsa Indoensia
dengan baik.
2. 2. 2 Manfaat Media Pengajaran
Manfaat media pemgajaran dapat dirasakan oleh siswa ketika mengikuti jalannya proses belajar mengajar. Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar termasuk dalam alat peraga.
Pengertian alat peraga adalah alat-alat untuk membantu pengajaran menyampaikan pengetahuan dan keterampilan, dengan batasan bahwa alat peraga bukan menggantikan pengajar tetapi pembantu.
Alat peraga dibagi menjadi tiga bagia yaitu :
1. Alat peraga pendengaran adalah alat peraga yang menuntut indera pendengar, misalnya tape recorder, radio
2. Alat peraga penglihatan adalah alat peraga yang menuntut indera penglihatan misalnya gambar, bahan-bahan tulisan.
3. Alat peraga pendengar dan penglihatan adalah alat peraga yang menuntut indera dan pendengar misalnya Televisi.
2. 2. 3 Alat/sarana dan sumber belajar
Alat/sarana
a. Pada penggunaan media gambar, disediakan dua buah gambar untuk proses pembelajaran dan posttest
b. Pada penggunaan media realita , untuk proses pembelajaranmenggunakan benda/pohon yang ada di luar kelas dan untuk posttest disediakan benda yang dapat dibawa ke dalam kelas



Sumber Belajar
Bahasa Indonesia Untuk SMPN kelas III
2. 2. 4 Penilaian
Prosedur
a. Penilaian proses Belajar : Tertulis
b. 1) Penilaian Pre test : Lisan dan tertertulis
2) Penilaian post test : tertulis
Alat Penilaian
Disediakan lembar tugas untuk membentuk wacana dalam bentuk prosa
Aspek Penilaian
Dipusatkan penggunaan syarat wacana yang hidup.
Desain Penelitian
Perencanaan
Membagi lembar kerja siswa ( LKS ) untuk mengujikemampuan siswa dalam menulis wacana menggunakan media gambar dan realita pada kelas XI SMAN 1 Sape.
Skenario Pembelajaran sebagai berikut :
1). Pada penggunaan media gambar langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut :
a. Memasang gambar di papan tulis
b. Siswa mengamati gambar yang terpampang di papan tulis
c. Siswa berlatih menulis wacana dengan memperhatikan wacana yang hidup
d. Guru mengawasi dan membimbing siswa dalam penulisan wacana
e. Guru meminta tiga orang siswa untuk membacakan hasil karya nya secara
bergantian
f. Siswa dan guru mendiskusikan hasil karya siswa terutama dari contoh yang
dibacakan siswa
2). Pada penggunaan realita , langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut :
a. Siswa diajak keluar di sekitar sekolah
b. Siswa mengamati satu pohon yang ditunjuk guru

c. Siswa berlatih menulis wacana yang memperhatikan syarat wacana yang hidup
d. Siswa diajarkan kembali ke dalam kelas
e. Guru meminta tiga orang siswa untuk membacakan hasil karyanya secara bergantian
f. Siswa dan guru mendiskusikan hasil karya siswa, terutama pada contoh yang dibacakan siswa
Pada akhir pembelajaran, guru memberikan ulangan tentang materi pembelajaran dan memberikan penguatan dengan menyimpulkan materi pembelajaran pada siswa untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan secara tertulis. Pelaksanaan post test pada penggunaan media gambar, siswa disediakan yang berbeda dengan gambar untuk menulis wacana dari benda yang menyerupai dengan benda pada kegiatan inti yakni berupa pohon yang dikerdilkan ( bonsai ).
Guru menyampaikan terimakasih atas partisipasi siswa dalam penelitian dan minta maaf sebelum meninggalkan ruangan kelas.
2. 3 Hasil Pembelajaran
Pengajaran menulis wacana dapat diketahui hasilnya melalui kegiatan evaluasi. Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi harus dilaksanakan dua kali, yakni evaluasi pada awal pembelajaran atau sebelum pembelajarandilaksanakan ( Pretest ) dan evaluasi pada akhir pembelajaran yang dinamakan posttest kenaikan nilai rata-rata
( mean ) dari post test hasil pembelajaran menulis wacana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar