Jumat, 14 Agustus 2009

BID’AH : ANCAMAN DARI SEBUAH PENGAMALAN

Kalau kita tidak jeli memandang sebuah perkara, apalagi kalau perkara itu dianggap sakral dan mempunyai nilai spiritual dan oleh orang kebanyakan terutama yang masih awam, banyak sekali yang mengamalkannya maka hampir-hampir tidak bisa dibedakan mana sesungguhnya yang bid’ah (tambahan) dan mana yang bukan. Bid’ah merupakan amalan yang ditambah-tambah tetapi tidak pernah dikerjakan oleh nabi, para sahabat maupun para tabi,in. Hal ini lahir dari pendapat, sekiranya itu pantas untuk dikerjakan maka akan dikerjakan menurut ro’yi (pendapat) mereka.

Sabda Rasulululloh SAW : “Takutlah kalian pada perkara yang baru, sesungguhnya perkara yang baru itu adalah bid’ah . tiap-tiap bid’ah itu sesat da tiap-tiap yang sesat itu di dalam neraka”.
Di hadist yang lain nabi bersabda : “Allah Tidak akan menerima amalannya orang yang mempunyai bid’ah ,puasanya, sholatnya, shodaqohnya,hajinya, umrohnya, jihadnya, ibadah sunnahnya, ibadah wajibnya. Bahkan mereka keluar dari islam sebagaimana keluarnya rambut dari adonan roti “.
Kalau kita melihat hadist tersebut, ternyata nabi mengajak pada kita untuk tidak melakukan bid’ah dan tetap istiqomah dalam pemurnian qur’an dan hadist.Seandainya kita tetap berpatokan pada qur’an hadist sudah pasti kita tidak akan mengamalkan hal-hal yang bebau bid’ah dan tentunya tidak akan sesat untuk selama-lamanya. Hal ini, sesuai dengan sabda rosululloh saw : “ Telah aku tinggalkan dikalangan kalian dua perkara, kalian tidak akan sesat untuk selama-lamanya semasih berpegang teguh pada keduanya yaitu kitabillah wasunnatunnabiyyi
Sungguh berat bagi mereka yang mengamalkan hal-hal yang berbau bid’ah. Semua malannya tidak akan diterima oleh Allah maka berarti semua amalan yang dikerjakannya selama ini adalah batal, roddun ( ditolak oleh allah ), sia-sia belaka dan sudah pasti tempatnya nanti di neraka. Untuk itu saya mengajak pada muslimin dan muslimat yang berbahagia untuk meninggalkan sekecil apapun bid’ah, sebab tidak ada istilah bid’ah hasanah. Yang jelas semua bid’ah itu pasti sesat.

SHOLAT SUNNAT 6 ROKAAT ABIS MAGHRIB

Banyak kalangan yang mungkin hanya tahu bahwa sholat sunnat yang menyertai sholat wajib ( Rawatib )hanyalah 2 rokaat sebelum isya’, 2 rokaat sesuadah isya’, 2 rokaat sebelum subuh, 2/4 rokaat sebelum dan sesudah dhuhur, 2/4 rokaat sebelum ashar, dan 2 rokaat sesudah maghrib.

Mungkin banyak pula yang belum tahu bahwa ada dalil yang menjelaskan tentang sholat sunnat 6 rokaat setelah maghrib, pahalanya sama dengan beribadah selama 12 tahun. Saya kutipkan hadistnya Ibni Majah jilid I halaman 369 berbunyi demikian : “Hadatsana Ali ibn Muhammad, tsanal abul husain al ukliyy, akhbaroni umar ibn abi khosy’am al yamamiyy, anba’ana yahya ibn abi katsir, an abi salamah ibn abdirrohman ibn auf, an abi hurairah , annanabiyya sollallohu alaihi wassallam qola : Man solla ba’dal magribi sitta roka’atin lam yatakllam bainahunna bisu’in udilna lahu bi’ibadati tsinta asyrota sanatan”.

Artinya kurang lebih seperti ini : Barang siapa yang sholat sunat 6 rokaat sehabis magrib dan tidak berbicara yang jelek dia antara 6 rokaat, membandingi pahalanya orang yang beribadah selama 12 tahun.

Untuk itu marilah kita berlomba2 untuk mengamalkan ibadah sunnah ini. Lebih2 sebentar lagi bulan romadhon, di mana seluruh amalan kita dilipatgandakan oleh Allah.