Firman Alloh dalam Al-Quran: La in syakartum la aziidannakum wa la in kafartum inaa ‘adzaabii lasyadiid – niscaya jika syukur kamu sekalian niscaya Aku tambah, dan niscaya jika kamu kufur sesungguhnya siksa-Ku niscaya kejam.
Syukur ibaratnya saklar ON-OFF, kalau tidak nyala (ON) ya pasti padam (OFF). Tidak ada pilihan “remang-remang” (antara ON dan OFF). Karena dalilnya bukan “syukur ditambah, tidak syukur dikurangi” atau “syukur ditambah, tidak syukur impas”. Dalilnya adalah: “syukur ON” ditambah, “syukur OFF” disiksa.
Bagaimana caranya syukur?
1.Bersyukur pada sesama manusia
Mengapa? Sebab praktis tidak ada kenikmatan Alloh yang tidak dilewatkan manusia sebagai perantara nikmat.
Demikian pentingnya peranan manusia sebagai perantara nikmat, sampai-sampai Nabi bersabda: man lam yasykurinnaasa lam yasykurillah – man lam yasykurunnaasa laa yasykurullooha – barang siapa yang tidak syukur kepada manusia, sama dengan tidak syukur kepada Alloh. Nah!
Dalam sejarah, tidak banyak peristiwa yang menunjukkan Alloh memberikan nikmat, misalnya makanan, secara langsung dari langit. Kaum Yahudi, ketika dibawa Musa mengembara mencari Baitul Maqdis, oleh Alloh langsung diberi madu “manna” dan burung “salwa”. Atau ketika Nabi Isa meminta hidangan, oleh Alloh diberikan hidangan dari langit, dan diabadikan dalam surat Al-Maidah yang artinya hidangan. Selain kejadian itu, semua orang tanpa kecuali, harus mencari makanan dulu, lalu memakannya. Sebagian harus memasaknya terlebih dahulu.
Sooo, suami selalu bersyukurlah kepada isteri, karena sesungguhnya tidak terhitung kenikmatan Alloh yang diberikan kepada suami lewat perantara isteri. Idem, isteri syukurlah kepada suami, karena idem.
Anak bersyukurlah kepada orang tua, karena tidak mungkin akan bisa mulang tarima alias membalas kebaikan atas kenikmatan Alloh yang dilewatkan orang-tua.
Karyawan selalu bersyukurlah kepada perusahaan tempatnya bekerja, karena gaji, tunjangan, dan lain-lain yang diberikan perusahaan, hakikatnya adalah kenikmatan dari Alloh. Maka sebagai tanda kesyukuran, jadilah karyawan teladan, produktif, tidak korupsi waktu, tidak korupsi fasilitas, apalagi korupsi dana.
Warga negara bersyukurlah kepada pemerintah yang sah yang mengupayakan kesejahteraan rakyatnya, dan memberikan kebebasan untuk menjalankan kehidupan beragama sesuai dengan keyakinannya. Sebagai tanda kesyukuran, jadilah warga negara teladan yang taat tunduk dan patuh kepada Pancasila dan UUD 1945, dan hukum-hukum yang berlaku.
Nah, dari semua kenikmatan Alloh, yang paling akbar adalah kenikmatan mendapatkan hidayah bisa menetapi agama Islam yang haq. Kemana manusia mencari hidayah?
Dalam pencarian hidayah, Ibrahim mengira bulan sebagai Tuhan, sampai kemudian bulan tenggelam. Lalu Ibrahim mengira matahari sebagai Tuhan, sampai kemudian matahari terbenam. Setelah melewati “proses”, akhirnya Ibrahim diberi hidayah menemukan Tuhan yang sesungguhnya: Alloh Subhaanahu wa Ta’aala.
Dalam pencarian hidayah, Muhammad menyepi menyendiri berhari-hari di Gua Hira, dan pulang hanya untuk membawa bekal yang disiapkan Khadijah. Sampai kemudian turun wahyu pertama melalui Jibril yang menuntunnya untuk mengikuti mambaca surat “Iqra”, akhirnya Muhammad diberi hidayahmenemukan Tuhan yang sesungguhnya, bukan Latta, bukan Uzza, tetapi Alloh Subhaanahu wa Ta’aala.
Bagaimana dengan kita? Sampai bengek bersemedi di kawah Gunung Tangkuban Perahu kedinginan lalu batuk-asma karena terhisap gas sulfur, tidak akan dapat itu yang namanya hidayah. Mengapa? Karena khotaman nabiyyiina adalah Muhammad. Setelah itu tidak ada lagi manusia yang didatangi Malaikat Jibril untuk mendapatkan wahyu.
Artinya? Hidayah hanya dapat sampai kepada kita kalau ada perantara yang menyampaikan. Siapakah perantara itu? Bukan malaikat, bukan jin. Mereka adalah manusia: mulai dari sohabat, kemudian tabi’in, kemudian tabi’it-tabi’in, dst, dst, dst., sampai kepada manusia terakhir yang menyampaikan hidayah kepada kita. Menuntun syahadat, mengajari sholat, dst., dst. Kepada mereka itulah para perantara hidayah Alloh, syukur akbar kita sampaikan. Alhamdulillaah jazaahumulloohu khoiron.
2. Bersyukur pada nikmat yang sangat kecil sekalipun
Mengapa kenikmatan kecil –bukan hanya kenikmatan besar- yang juga harus disyukuri?
Sebab, Pertama, sekecil apapun kenikmatan itu datangnya tetap dari Alloh. Kedua, ‘kecil’ adalah ungkapan kualitatif yang sulit diukur. Kecil buat di A belum tentu kecil buat si B.
Berapa sih nilai segelas air? Murah sekali, bukan? Tapi coba bawa ke tengah gurun sahara. Barangkali segelas air ada yang mau menukarnya dengan segepok dinar. Singkatnya, semua kenikmatan, besar maupun kecil harus disyukuri.
Ilustrasi berikut mungkin membantu. Ketika suami di hari gajian membawa amplop yang kandel kedeplik alias tebal, sang isteri menyambut dengan penuh suka-cita. Ketika suami datang pulang, tidak hanya cium tangan, bahkan sun pipi kiri sun pipi kanan.
Ketika semakin lama, karena semakin banyak potongan, amplop yang dibawa pulang semakin ipis nyempring alias tipis, boro-boro sun pipi, cium tangan pun sudah setengah maskul, alias baru nempel tangan suami setengah, sudah langsung ditarik lagi.
Padahal sebagaimana keimanan yang yazdaadu wa yankutsu yang naik-turun, demikian pula rezeki. Bagi petani adakalanya panen melimpah, adakalanya paceklik. Bagi pegawai adakalanya surplus sehingga bisa saving alias nabung, adakalanya bokek alias tekor. Kehidupan jadi mantab alias makan tabungan.
Nabi bersabda: man lam yasykuril qoliil lam yasykuril kabiir – barang siapa yang tidak mensyukuri kenikmatan kecil, dia tidak bisa mensyukuri kenikmatan besar.
Banyak sekali kenikmatan-kenikmatan kecil yang patut disyukuri. Isteri mengambilkan air minum. Suami membukakan pintu. Anak menyemirkan sepatu. Amal-solihan menyeterika baju. Dst, dst. Atas hal-hal kecil itu, biasakanlah mengucapkan kalimat syukur: Jazaakalloohu khoiron, atau Jazaakillaahu khoiron, atau Jazaakumulloohu koiron.
Percaya atau tidak, masih ada yang sudah puluhan tahun berumah-tangga dan sudah beranak pinak tapi belum tahu cara syukur ketika suami isteri selesai bersebadan. Siapa harus mensyukuri siapa? Dan bagaimana kalimat syukurnya? Masya Allah. Silahkan segera hubungi muballigh-muballighot terdekat, dan tidak usah malu untuk bertanya. Sip dah!
3. Melihatlah ke bawah, "bukan tangan di bawah ".
Inilah cara syukur yang paling sulit, Jangan melihat dan membandingkan dengan orang yang di atas dalam hal dunia.
Sering mendengar kalimat-kalimat seperti berikut dibawah ini?
• “Tetangga sebelah sudah renovasi rumah, sedangkan kita? Atap bocor pun belum ditambal-tambal”.
• “Teman Bapak mobilnya sudah Mercy, sedangkan Bapak? Baru Kijang. Sudah belinya kredit, second-hand pula”
• “Teman Ibu resepsi anaknya di hotel berbintang 5, sedangkan aku? Selamatannya saja numpang sekalian di kantor KUA”
Itulah kalimat-kalimat yang sering terdengar, yang tanpa sadar melanggar perintah Nabi: undzuruu ilaa man huwa asfala minkum, walaa tandzuruu ilaa man huwa fauqokum – lihatlah kepada yang lebih rendah dari kamu sekalian, dan jangan melihat kepada yang lebih atas dari kamu sekalian.
Pada saat membandingkan dengan yang lebih atas, kemudian mengatakan sedangkan seperti contoh diatas, atau kata/kalimat sebangsanya, maka saat itu pula kesyukuran atas nikmat Alloh hilang, alias kufur.
Bagaimana seharusnya? Simak yang dibawah ini:
• “Alhamdulillaaah, kita sudah punya rumah walaupun atapnya bocor, sementara yang lain banyak yang masih numpang di rumah mertogu”
• “Alhamdulillaaah, Bapak sudah punya Kijang walaupun second-hand, sementara banyak yang lain masih turun-naik Mercy, tapi Mercy bus kota”
• “Alhamdulillaaah, aku bisa menyempurnakan keimanan mujhid-muzhid numpang selamatan sekalian di kantor KUA, sementara yang lain mampunya hanya sholat istikhoroooh terus”.
Pada kondisi yang persis sama, sangat berbeda sekali hasil dari “melihat ke atas” - Hattas dengan “melihat ke bawah” - Hatwah, bukan? Itulah salah-satu hadits yang sangat hebat, tentang bagaimana cara memandang suatu keadaan. Yang satu membawa kufur, sedangkan yang lain membawa syukur.
Ingin keimanan terpatri dengan kuat? Masihkah kita menyepelekan “serendah” apapun manusia? Masih menyepelekan “sekecil” apapun nikmat? Padahal semua datang dari Alloh? Ingatlah... semuanya akan dikembalikan kepada Alloh Robbul "Izzati. NP
Selasa, 20 Oktober 2009
Sabtu, 17 Oktober 2009
SIJNUDDUNYA WAL AKHIROH
Penuh siksa. Penuh derita. Lahir dan bathin. Sadarkah bahwa orang iman itu juga sebenarnya dipenjara? Dan oleh karena itu ”HAM” nya juga dirampas? Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah: Addun-ya sijnul mu’min wa jannatul kaafir ~ dunia ini penjaranya orang iman dan sorganya orang kafir.
Tentu saja penjara orang iman bukan seperti Sukamiskin tempat dibuinya Bung Karno, atau Nusakambangan tempat dibuinya penjahat berbahaya, atau LP Kairo, Mesir, tempat dibuinya Fahri. Sebab penjara yang satu sifatnya menghapus dosa yang sudah dilakukan, sedangkan penjara yang lain sifatnya menghindari dosa supaya tidak dilakukan. HAM yang satu bima’na Hak Azasi Manusia, sedangkan ”HAM” yang lain bima’na ”Hak Azasi Maksiat”.
DOSA BESAR PALING BERBAHAYA
Ketika tugas belajar di North Carolina, AS, seorang native American girl yang sering bertegur-sapa karena sudah berminggu-minggu bekerja di laboratorium di blok sebelah, di suatu sore di tengah hujan lebat, tiba-tiba menghampiri dan mengundang ke rumahnya malam itu juga ”for a cup of coffee”. Di kultur sana, waaaw, itu adalah sebuah lampu hijau untuk sebebas-bebasnya menikmati HAM. Tetapi untuk mu’min, wooow, jelas itu adalah sinyal, alarm waspada supaya tidak terperangkap didalam ”HAM” kelas berat.
Yang lebih ”seru” lagi adalah ketika bersama rombongan 20an orang tinggal beberapa bulan di Iyomishima, Jepang. Mengetahui pimpinan delegasinya ”no sake, no girl”, maka para industriawan tuan rumah tidak berani mengadakan jamuan di night club, melainkan di sebuah restoran. Nah, di Jepun sono, warteg kaki lima saja ada karaokenya. Jadi ketika jamuan ”off” dan karaoke ”on”, bermunculanlah para native Japaneese girls menarik para tamu yang pada tidak kuasa menolak, untuk berdansa. Melihat gelagat ”HAM” yang membahayakan itu, maka escape scenario –skenario penyelamatan diri yang paling santun, adalah dengan cara melompat ke panggung, on stage, sembari ngeukeuweuk, menguasai microphone, supaya tidak direbut orang.
Tidaklah mungkin mabur dari jamuan resmi di negeri yang memiliki budaya jibaku dan harakiri itu, sebab bisa-bisa dianggap suatu penghinaan akbar. Maklum, disana kehormatan adalah segala-galanya. Terlebih event itu adalah suatu misi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) RI. Syukurlah, koleksi The Beatles di restoran itu sangat lengkap: ada 300+ lagu! Maka diboronglah lagu-lagu nostalgia semasa SMA: ”A Taste of Honey”, ”Don't Let Me Down”, ”Help”, lagu yang sangat panjang ”Hey Jude”, dan masih banyak lagi. Akhirnya acara ditutup khidmat dengan: ”You'll Be Mine, Michelle” …
Eh, rupanya ceritanya tidak habis sampai disitu. Keesokan harinya pintu kamar diketuk. Manager Hotel dengan bahasa Tarzan membawa pesan: salah satu young lady yang paling mencrang di restoran tadi malam mem’book’ minta ditemani menghabiskan weekend bersama. Bayarannya: 80 ribu yen! Weuleuh, ini sih bener-bener a’uudzu billaah dah: nyaris saja jadi gigolo di negeri orang.
HUDUD
Insya Allah, tentunya masih banyak di antara para pembaca yang budiman yang memiliki pengalaman yang jauh lebih ”seram” daripada yang diceritakan diatas. Dan berhasil meloloskan diri, bukan?. Resepnya tidak lain tidak bukan adalah selalu waspada dengan huduudulloh, batas-batas Alloh, sebagaimana firman-Nya: man ya’shillaaha wa rosuulahu wa yata’adda huduudahu yudkhilhu naaron ~ barang-siapa yang menentang Alloh dan utusan-Nya dan melanggar batas-batas-Nya akan dimasukkan kedalam neraka.
Apakah hudud itu? Untuk memudahkan pengertian tentang hudud, buatlah daftar PERINTAH (P) dan LARANGAN (L) dalam Islam sbb.:
Untuk hablum minalloh ~ hubungan dengan Alloh, tulislah P-Alloh misalnya ud’uunii astajiblakum ~ berdo’alah kepada-Ku nanti Aku kabulkan. L-Alloh misalnya laa tusyrik bii ~ janganlah syirik lepada-Ku. Dan masih banyak-banyak lagi.
Untuk hablum minannaas ~ hubungan dengan manusia, tulislah P-anak misalnya taat kepada ortu kecuali diperintah syirik. L-anak misalnya berkata “ah!” kepada ortu. P-ortu misalnya memukul anak 9 tahun yang tidak mau sholat. L-ortu misalnya tidak mendidik anak menjadi solih/solihat. P-suami misalnya adil kepada isteri-isterinya. L-suami misalnya memukul isteri. P-isteri misalnya menjadi WWW (lihat Nuansa beberapa bulan yang lalu). L-isteri misalnya minta cerai. L-pria misalnya memakai mas. L-wanita misalnya memakai parfum, kecuali jika dipakai hanya ketika berduaan: dengan suami satu-satunya.
Dengan cara yang sama, silahkan tulis hudud untuk 3-ta ~ P-harta, L-harta, P-tahta, L-tahta, P-cinta, L-cinta. Ah, yang disebut terakhir ini sungguh rumit, pabaliut. Bagaimana tidak?
Jika Raja Diraja Sulaiman saja beristerikan 100 orang, apalagi bapaknya. Tetapi Raja Daud malah mencintai tantenya sendiri, dengan cara mengorbankan nyawa oomnya berperang melawan musuh yang tidak seimbang.
Sebagai isteri pembesar, Zulaikho harusnya bisa menjaga kehormatan diri. Eh, untuk membalas ejekan atas perbuatan skandalnya, dia malah sengaja menjamu wanita-wanita dengan buah-buahan dan pisau-pisau tajam. “Rasain loh!” begitu kira-kira katanya ketika Yusuf dilewatkan dan wanita-wanita yang sedang mengupas buah-buahan itu pada tergilaw-gilaw, trance, tanpa sadar memotong-motong tangannya sendiri sehingga 9 orang game-over, 40 orang gila, dan sisanya invalid.
Nilai moral dari kedua riwayat tadi adalah: hati-hatilah dengan L-cinta!
Akhirnya, jangan pernah memberi komentar negatif, apalagi mencela, apa yang terjadi dengan Khootaman Nabiyyiina wal Mursaliina Muhammad Rosuululloh Shollalloohu ’Alaihi Wasallam. Faktanya adalah: Aisyah dinikah di umur 6 tahun, dan dikumpuli di umur 9 tahun.
PENJARA DUNIA VS. AKHIRAT
Implikasi dari hadits di atas adalah: orang iman dipenjara di dunia, orang kafir dipenjara di akhirat.
Di dunia, untuk bisa dijebloskan kedalam penjara, harus dilewati proses yang berliku: disidik polisi, dituntut jaksa, dan diadili hakim. Bukti dan saksi harus lengkap, sebab mana ada pesakitan yang mengaku? Setelah terbukti secara sah dan meyakinkan, barulah dijebloskan kedalam penjara. Selama di penjara bisa di bezoek, dikirimi rantang makanan kesayangan oleh keluarganya. Tidak sabar menunggu habis masa hukuman? Silahkan kabur, kalau bisa. Penjara yang paling ketat didunia: Alcatraz saja bisa dijebol ’Clint Eastwood’. Nusakambangan saja bisa dibobol Johni Indo. Yang paling legendaris, dari penjara pulau koloni Perancis yang sulit karena bertebing sangat curam dan dikelilingi laut berombak ganas serta penuh jebakan karang setajam pedang pun, Papillon, bisa kabur.
Di akhirat, tidak ada polisi, tidak ada jaksa. Cukup notulen Malaikat Atid. Hakimnya tunggal: Alloh Dzat Yang Maha Menghakimi, Dzat Yang Maha Adil. Tidak perlu bukti dan saksi. Tidak mungkin ada yang bisa mangkir, karena mulut jadi bisu, dan yang bicara justru tangan dan kaki: alyauma nakhtimu ’alaa afwaahihim watukallimunaa aidiihim watasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun ~ pada hari Kami tutup mulut mereka dan berbicara kepada Kami tangan dan kakinya dengan apa yang mereka kerjakan.
Tangan-kaki kurang lengkap? Bahkan kulit yang telaten di beri body lotion, pelembab, dilindungi dari terik matahari dengan cream ber-SPF angka sekian, dilulur, dipusti-pusti, dan dioperasi plastik ketika mulai kombor-pun, laporan kepada Alloh. Pesakitan pun marah: waqooluu lijuluudihim lima syahittum ’alaina? ~ dan mereka berkata kepada kulit mereka sendiri mengapa kamu menjadi saksi atas kami? Jawab kulit: anthoqonalloohu ... ~ Alloh lah yang membuat kami bisa bicara!.
Nah, kalau kulit yang menutupi seluruh permukaan tubuh, bahkan sampai ke bagian yang paling tersembunyi sekalipun sudah memberi kesaksian, mau mungkir bagaimana lagi? Dilemparkanlah pesakitan kedalam penjara akhirat. Tanpa baju belang seperti zebra-cross. Penjara yang tanpa jeruji besi. Karena tidak ada benda apapun yang mampu bertahan di bara-panasnya penjara akhirat.
Tentang bezoek? Ya, ada. Ketika napi neraka sudah nganjerit maratan langit ngoceak maratan jagat: an afiidluu ’alainaa minal maa-a au mimmaa rozaqokumulloohu ... ~ tuangkanlah setetes air atau apa saja yang dirizkikan Alloh kepadamu di sorga sana, maka ahli familinya yang ahli sorga datang menjenguk, bukan untuk mengirim rantang, melainkan melaknat: innallooha harromahumaa ’alal kaafiriin ~ sesungguhnya Alloh mengharamkan makanan dan minuman bagi orang kafir ...
Mau kabur seperti Papillon? Umpamapun bisa, kaburnya mau kemana? Dunia sudah tidak ada!
3 OPSI
Antarlah jenazah ke kuburan untuk mendapatkan pahala 1 qirot, sekaligus sesuai sabda Nabi: tudzakkirul mauut ~ untuk mengingatkan mati. Lewatilah penjara untuk tudzakkirul jannah ~ mengingatkan sorga. Sorga yang harus ditebus dengan memenjarakan diri sendiri. Memenjarakan dengan hududulloh.
Tapi waspada! Bagi yang tidak kaaffah, imannya dipilih-pilih sesuai mood, bisa jadi nasibnya akan lebih buruk daripada yang tidak iman sama sekali. Sebab di dunia sudah mememenjarakan diri, eh, ternyata di akhirat juga masuk penjara. Maka itu udkhulu fis silmi kaaffah ~ masuklah kedalam agama Alloh dengan keseluruhannya. Jangan iman kepada sebagian, kufur kepada sebagian. Janganlah jadi napi fid dun-ya wal akhirat.
So, mumpung ajal belum datang, segera tentukan tiga pilihan berikut: (1) memenjarakan diri di dunia dengan huduudulloh secara kaaffah, (2) memenjarakan diri di dunia dengan hududuulloh secara filih-filih, (3) frrreeedooom! bebas menjadikan hidup ini sebagai sorga dunia.
So, Mau pilih sorga?. Mau pilih penjara dengan remisi bebas setelah disiksa ribuan-jutaan tahun? Mau pilih penjara seumur hidup disiksa kekal abadi selama-lamanya? Monggo.....up to you ( Nuansa Persada )
Tentu saja penjara orang iman bukan seperti Sukamiskin tempat dibuinya Bung Karno, atau Nusakambangan tempat dibuinya penjahat berbahaya, atau LP Kairo, Mesir, tempat dibuinya Fahri. Sebab penjara yang satu sifatnya menghapus dosa yang sudah dilakukan, sedangkan penjara yang lain sifatnya menghindari dosa supaya tidak dilakukan. HAM yang satu bima’na Hak Azasi Manusia, sedangkan ”HAM” yang lain bima’na ”Hak Azasi Maksiat”.
DOSA BESAR PALING BERBAHAYA
Ketika tugas belajar di North Carolina, AS, seorang native American girl yang sering bertegur-sapa karena sudah berminggu-minggu bekerja di laboratorium di blok sebelah, di suatu sore di tengah hujan lebat, tiba-tiba menghampiri dan mengundang ke rumahnya malam itu juga ”for a cup of coffee”. Di kultur sana, waaaw, itu adalah sebuah lampu hijau untuk sebebas-bebasnya menikmati HAM. Tetapi untuk mu’min, wooow, jelas itu adalah sinyal, alarm waspada supaya tidak terperangkap didalam ”HAM” kelas berat.
Yang lebih ”seru” lagi adalah ketika bersama rombongan 20an orang tinggal beberapa bulan di Iyomishima, Jepang. Mengetahui pimpinan delegasinya ”no sake, no girl”, maka para industriawan tuan rumah tidak berani mengadakan jamuan di night club, melainkan di sebuah restoran. Nah, di Jepun sono, warteg kaki lima saja ada karaokenya. Jadi ketika jamuan ”off” dan karaoke ”on”, bermunculanlah para native Japaneese girls menarik para tamu yang pada tidak kuasa menolak, untuk berdansa. Melihat gelagat ”HAM” yang membahayakan itu, maka escape scenario –skenario penyelamatan diri yang paling santun, adalah dengan cara melompat ke panggung, on stage, sembari ngeukeuweuk, menguasai microphone, supaya tidak direbut orang.
Tidaklah mungkin mabur dari jamuan resmi di negeri yang memiliki budaya jibaku dan harakiri itu, sebab bisa-bisa dianggap suatu penghinaan akbar. Maklum, disana kehormatan adalah segala-galanya. Terlebih event itu adalah suatu misi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) RI. Syukurlah, koleksi The Beatles di restoran itu sangat lengkap: ada 300+ lagu! Maka diboronglah lagu-lagu nostalgia semasa SMA: ”A Taste of Honey”, ”Don't Let Me Down”, ”Help”, lagu yang sangat panjang ”Hey Jude”, dan masih banyak lagi. Akhirnya acara ditutup khidmat dengan: ”You'll Be Mine, Michelle” …
Eh, rupanya ceritanya tidak habis sampai disitu. Keesokan harinya pintu kamar diketuk. Manager Hotel dengan bahasa Tarzan membawa pesan: salah satu young lady yang paling mencrang di restoran tadi malam mem’book’ minta ditemani menghabiskan weekend bersama. Bayarannya: 80 ribu yen! Weuleuh, ini sih bener-bener a’uudzu billaah dah: nyaris saja jadi gigolo di negeri orang.
HUDUD
Insya Allah, tentunya masih banyak di antara para pembaca yang budiman yang memiliki pengalaman yang jauh lebih ”seram” daripada yang diceritakan diatas. Dan berhasil meloloskan diri, bukan?. Resepnya tidak lain tidak bukan adalah selalu waspada dengan huduudulloh, batas-batas Alloh, sebagaimana firman-Nya: man ya’shillaaha wa rosuulahu wa yata’adda huduudahu yudkhilhu naaron ~ barang-siapa yang menentang Alloh dan utusan-Nya dan melanggar batas-batas-Nya akan dimasukkan kedalam neraka.
Apakah hudud itu? Untuk memudahkan pengertian tentang hudud, buatlah daftar PERINTAH (P) dan LARANGAN (L) dalam Islam sbb.:
Untuk hablum minalloh ~ hubungan dengan Alloh, tulislah P-Alloh misalnya ud’uunii astajiblakum ~ berdo’alah kepada-Ku nanti Aku kabulkan. L-Alloh misalnya laa tusyrik bii ~ janganlah syirik lepada-Ku. Dan masih banyak-banyak lagi.
Untuk hablum minannaas ~ hubungan dengan manusia, tulislah P-anak misalnya taat kepada ortu kecuali diperintah syirik. L-anak misalnya berkata “ah!” kepada ortu. P-ortu misalnya memukul anak 9 tahun yang tidak mau sholat. L-ortu misalnya tidak mendidik anak menjadi solih/solihat. P-suami misalnya adil kepada isteri-isterinya. L-suami misalnya memukul isteri. P-isteri misalnya menjadi WWW (lihat Nuansa beberapa bulan yang lalu). L-isteri misalnya minta cerai. L-pria misalnya memakai mas. L-wanita misalnya memakai parfum, kecuali jika dipakai hanya ketika berduaan: dengan suami satu-satunya.
Dengan cara yang sama, silahkan tulis hudud untuk 3-ta ~ P-harta, L-harta, P-tahta, L-tahta, P-cinta, L-cinta. Ah, yang disebut terakhir ini sungguh rumit, pabaliut. Bagaimana tidak?
Jika Raja Diraja Sulaiman saja beristerikan 100 orang, apalagi bapaknya. Tetapi Raja Daud malah mencintai tantenya sendiri, dengan cara mengorbankan nyawa oomnya berperang melawan musuh yang tidak seimbang.
Sebagai isteri pembesar, Zulaikho harusnya bisa menjaga kehormatan diri. Eh, untuk membalas ejekan atas perbuatan skandalnya, dia malah sengaja menjamu wanita-wanita dengan buah-buahan dan pisau-pisau tajam. “Rasain loh!” begitu kira-kira katanya ketika Yusuf dilewatkan dan wanita-wanita yang sedang mengupas buah-buahan itu pada tergilaw-gilaw, trance, tanpa sadar memotong-motong tangannya sendiri sehingga 9 orang game-over, 40 orang gila, dan sisanya invalid.
Nilai moral dari kedua riwayat tadi adalah: hati-hatilah dengan L-cinta!
Akhirnya, jangan pernah memberi komentar negatif, apalagi mencela, apa yang terjadi dengan Khootaman Nabiyyiina wal Mursaliina Muhammad Rosuululloh Shollalloohu ’Alaihi Wasallam. Faktanya adalah: Aisyah dinikah di umur 6 tahun, dan dikumpuli di umur 9 tahun.
PENJARA DUNIA VS. AKHIRAT
Implikasi dari hadits di atas adalah: orang iman dipenjara di dunia, orang kafir dipenjara di akhirat.
Di dunia, untuk bisa dijebloskan kedalam penjara, harus dilewati proses yang berliku: disidik polisi, dituntut jaksa, dan diadili hakim. Bukti dan saksi harus lengkap, sebab mana ada pesakitan yang mengaku? Setelah terbukti secara sah dan meyakinkan, barulah dijebloskan kedalam penjara. Selama di penjara bisa di bezoek, dikirimi rantang makanan kesayangan oleh keluarganya. Tidak sabar menunggu habis masa hukuman? Silahkan kabur, kalau bisa. Penjara yang paling ketat didunia: Alcatraz saja bisa dijebol ’Clint Eastwood’. Nusakambangan saja bisa dibobol Johni Indo. Yang paling legendaris, dari penjara pulau koloni Perancis yang sulit karena bertebing sangat curam dan dikelilingi laut berombak ganas serta penuh jebakan karang setajam pedang pun, Papillon, bisa kabur.
Di akhirat, tidak ada polisi, tidak ada jaksa. Cukup notulen Malaikat Atid. Hakimnya tunggal: Alloh Dzat Yang Maha Menghakimi, Dzat Yang Maha Adil. Tidak perlu bukti dan saksi. Tidak mungkin ada yang bisa mangkir, karena mulut jadi bisu, dan yang bicara justru tangan dan kaki: alyauma nakhtimu ’alaa afwaahihim watukallimunaa aidiihim watasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun ~ pada hari Kami tutup mulut mereka dan berbicara kepada Kami tangan dan kakinya dengan apa yang mereka kerjakan.
Tangan-kaki kurang lengkap? Bahkan kulit yang telaten di beri body lotion, pelembab, dilindungi dari terik matahari dengan cream ber-SPF angka sekian, dilulur, dipusti-pusti, dan dioperasi plastik ketika mulai kombor-pun, laporan kepada Alloh. Pesakitan pun marah: waqooluu lijuluudihim lima syahittum ’alaina? ~ dan mereka berkata kepada kulit mereka sendiri mengapa kamu menjadi saksi atas kami? Jawab kulit: anthoqonalloohu ... ~ Alloh lah yang membuat kami bisa bicara!.
Nah, kalau kulit yang menutupi seluruh permukaan tubuh, bahkan sampai ke bagian yang paling tersembunyi sekalipun sudah memberi kesaksian, mau mungkir bagaimana lagi? Dilemparkanlah pesakitan kedalam penjara akhirat. Tanpa baju belang seperti zebra-cross. Penjara yang tanpa jeruji besi. Karena tidak ada benda apapun yang mampu bertahan di bara-panasnya penjara akhirat.
Tentang bezoek? Ya, ada. Ketika napi neraka sudah nganjerit maratan langit ngoceak maratan jagat: an afiidluu ’alainaa minal maa-a au mimmaa rozaqokumulloohu ... ~ tuangkanlah setetes air atau apa saja yang dirizkikan Alloh kepadamu di sorga sana, maka ahli familinya yang ahli sorga datang menjenguk, bukan untuk mengirim rantang, melainkan melaknat: innallooha harromahumaa ’alal kaafiriin ~ sesungguhnya Alloh mengharamkan makanan dan minuman bagi orang kafir ...
Mau kabur seperti Papillon? Umpamapun bisa, kaburnya mau kemana? Dunia sudah tidak ada!
3 OPSI
Antarlah jenazah ke kuburan untuk mendapatkan pahala 1 qirot, sekaligus sesuai sabda Nabi: tudzakkirul mauut ~ untuk mengingatkan mati. Lewatilah penjara untuk tudzakkirul jannah ~ mengingatkan sorga. Sorga yang harus ditebus dengan memenjarakan diri sendiri. Memenjarakan dengan hududulloh.
Tapi waspada! Bagi yang tidak kaaffah, imannya dipilih-pilih sesuai mood, bisa jadi nasibnya akan lebih buruk daripada yang tidak iman sama sekali. Sebab di dunia sudah mememenjarakan diri, eh, ternyata di akhirat juga masuk penjara. Maka itu udkhulu fis silmi kaaffah ~ masuklah kedalam agama Alloh dengan keseluruhannya. Jangan iman kepada sebagian, kufur kepada sebagian. Janganlah jadi napi fid dun-ya wal akhirat.
So, mumpung ajal belum datang, segera tentukan tiga pilihan berikut: (1) memenjarakan diri di dunia dengan huduudulloh secara kaaffah, (2) memenjarakan diri di dunia dengan hududuulloh secara filih-filih, (3) frrreeedooom! bebas menjadikan hidup ini sebagai sorga dunia.
So, Mau pilih sorga?. Mau pilih penjara dengan remisi bebas setelah disiksa ribuan-jutaan tahun? Mau pilih penjara seumur hidup disiksa kekal abadi selama-lamanya? Monggo.....up to you ( Nuansa Persada )
MENCARI CINTA KARENA ALLOH SWT
Sabda Nabi: man ahabba lillaahi... ~ barang siapa yang cinta Karena Alloh; ...faqod istakmalal iimaani ~ maka sungguh sempurna keimanannya. Dalam arti luas, hadits itu berlaku untuk cinta-mencintai sesama mahluk. Tetapi dalam resensi ini, yang dimaksud adalah cinta dalam arti sempit khusus urusan kasmaran antara laki-laki dan perempuan.
Masalahnya, di hare gene, seperti apa sih model cinta yang semata-mata yarjuuna rohmatahu ~ mengharapkan sorga, dan, wa yakhoofuuna ‘adzaabahu ~ takut dengan neraka? Tanpa didahului pelanggaran yang membuat muara panah asmara, pernikahan, justru tidak barokah.
Hare gene menikah tanpa pacaran? Ah, manna bissa?
Eureka! Model cinta tsb dapat ditemukan di “Ayat-Ayat Cinta”, novel 400an halaman terbitan Basmala-Republika. Heboh, karena dalam 30 bulan saja sudah terbit 21 kali, atau naik cetak setiap 40 hari.
Novel karya Habiburrahman El Shirazy, novelis asal Semarang, alumni Al Azhar University, Mesir ini sarat dalil. Sarat dakwah bil hal. Contohnya, betapa kerasnya usaha ingin menjadi hafidz Al-Quran dan Qiro’ah Sab’ah di tanah Fir’aun yang bersuhu 41 derajat Celcius. Maka itu, buku ini layak dibaca oleh komunitas lembaga dakwah.
Tidak semua isi buku ini sreg dengan keyakinan. Ikhtilaf. Misalnya tentang tempat roh: (1) di alam kubur dengan ”nam solihan” tidur sesyahdu pengantin baru; (2) di alam kubur dengan siksaan sampai kiamat; atau (3) roh syuhada di tembolok burung di sorga. Nah, di novel ini, roh masih bisa dolanan, silaturahim lewat mimpi.
Tokoh utamanya adalah seorang Mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Azhar. Lalu ada gadis Mesir Kristen tapi hafal Surat Maryam, gadis Islam blasteran Jerman-Turki, gadis Islam Mesir berkulit mencrang putih bersih tetapi kedua ortu nya berkulit gelap, dan santriwati berdarah biru putri Kyai dari tanah Jawi.
Banyak hal yang layak diteladani dari sang tokoh. Misalnya rencana kehidupan yang sudah dipersiapkan 10 tahun ke depan. Nikah bukan karena ketemu seseorang yang nyetrum lalu jatuh cintrong lalu pacaran lalu nikah. Sang tokoh, boro-boro pacaran, sentuhan dengan wanita, pada kondisi apapun, tidak mau. Sayang, di novel itu tidak disebutkan hadits bahwa daripada menyentuh wanita non-muhrim, lebih baik ditusuk kepalanya dengan jarum besi membara.
Ketika umumnya orang berlagak bonafide didepan calon pasangan dan calon mertuanya, yang memiliki integritas tinggi justru membuka kebokekannya. Atau, walaupun multimilyuner yang kartu ATM nya saja isinya jutaan dollar Amerika, tetap low-profile merendahkan-diri, tidak “membeli cinta”. Pernikahan didasarkan atas kesolihan. Yang pria karena melihat wanita solihat-sederhana-bersahaja. Gak tahunya kaya. Yang wanita karena melihat pria solih-berilmu-berkarakter, memegang teguh prinsip, dan berpendirian kuat. Gak tahunya miskin. Aha! Bagi pasangan solih-solihat, itu mah no problem!
Karena cinta segi 5, pernikahan itu berbuntut kepada penyesalan dari 3 wanita lainnya yang merasa “kecolongan”. Akibatnya? Ada yang jadi bagai mayat hidup. Ada yang berbalik benci. Ada yang sampai koma. Klimaksnya, atas permohonan sang isteri, tokoh kita itu “dipaksa” menikahi 1 wanita lainnya. Wah seru! Wajar, buku ini jadi novel best seller. Masih balita saja sudah terjual 160 ribuan eksemplar. Hebring untuk ukuran buku Indonesia.
Swear! Banyak pasangan yang berhasil membina bahtera rumah-tangga tanpa didahului pelanggaran. Percaya dalil man ahabba lillaah. Yakin akan kekuatan solat istikhoroh: Alloohumma in kunta ta’lam anna haadzal amro khoirun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aakibaati amrii faqdurhu lii wayassirhulii tsumma baariklii fiihi ~ ya Alloh, seandainya Engkau tahu bahwa perkara (calon pasangan) ini baik bagiku dan bagi agamaku dan bagi penghidupanku dan bagi akibat perkaraku, qodarkanlah dan mudahkanlah dan kemudian barokahilah ...
Lalu apakah yang solat istikhoroh itu bagi cowok doang? Tidak. Wanita pun harus melakukannya, walaupun memang menurut hadits, hasrat wanita ditutupi oleh rasa malu yang besar. Maka itu umumnya wanita dalam posisi menunggu. Simak saja modif lagu Bunga Citra Lestari berikut:
Cinta, cinta, jantungku berdebar tiap kuingat padamu. Cinta, cinta, mengapa ada yang kurang saat kau tak ada? Cinta, cinta, melihatmu memandangmu itu yang kumau.
Kau tak sempat tanyakan aku, ‘cintakah aku padamu?’ Tiap kali aku berlutut, aku berdoa: “Suatu saat kau bisa cinta padaku”. Tiap kali aku memanggil, didalam hati: “Mana cinta? Mana cintaku?”
Cinta, cinta, apa kabarmu? Kabarku baik-baik saja. Cinta, cinta, begitu banyak cerita tak habis tentangmu. Cinta, cinta, “salamku untukmu dari hati yang terdalam” ...
Nah, bagi yang memutuskan akan membaca bukunya, selamat jumpa dengan -urut abjad- Aisha, Fahri, Maria, Noura dan Nurul. Semoga dapat menyelami model “man ahabba lillaah ...”. Siapkan tissue, sebab air mata mestinya mengalir. Jika tidak, jangan-jangan hati sedang dalam proses mengeras menjadi batu. Bisa karena kurang dzikir. Atau kebanyakan ketawa, karena fainna tuktsirud dohhaaki tumiitul qolbi ~ sesungguhnya memperbanyak ketawa itu mematikan hati.
Hare gene menikah tanpa pacaran? Bissa sajja! Itu hanya masalah pilihan: apakah calon pasangan akan menggunakan benchmark, acuan yang sama, menggunakan Al-Quran dan Al-Hadits, ataukah menggunakan benchmark, cara jahiliyah? Pacaran, free-sex (pergaulan-bebas), samen-leven (kebo-kumpul)? Na’uudzubillah!Semoga kita tidak termasuk dalam golongan mereka, Amien ya Robbal Alamien...( Nuansa Persada )
Masalahnya, di hare gene, seperti apa sih model cinta yang semata-mata yarjuuna rohmatahu ~ mengharapkan sorga, dan, wa yakhoofuuna ‘adzaabahu ~ takut dengan neraka? Tanpa didahului pelanggaran yang membuat muara panah asmara, pernikahan, justru tidak barokah.
Hare gene menikah tanpa pacaran? Ah, manna bissa?
Eureka! Model cinta tsb dapat ditemukan di “Ayat-Ayat Cinta”, novel 400an halaman terbitan Basmala-Republika. Heboh, karena dalam 30 bulan saja sudah terbit 21 kali, atau naik cetak setiap 40 hari.
Novel karya Habiburrahman El Shirazy, novelis asal Semarang, alumni Al Azhar University, Mesir ini sarat dalil. Sarat dakwah bil hal. Contohnya, betapa kerasnya usaha ingin menjadi hafidz Al-Quran dan Qiro’ah Sab’ah di tanah Fir’aun yang bersuhu 41 derajat Celcius. Maka itu, buku ini layak dibaca oleh komunitas lembaga dakwah.
Tidak semua isi buku ini sreg dengan keyakinan. Ikhtilaf. Misalnya tentang tempat roh: (1) di alam kubur dengan ”nam solihan” tidur sesyahdu pengantin baru; (2) di alam kubur dengan siksaan sampai kiamat; atau (3) roh syuhada di tembolok burung di sorga. Nah, di novel ini, roh masih bisa dolanan, silaturahim lewat mimpi.
Tokoh utamanya adalah seorang Mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Azhar. Lalu ada gadis Mesir Kristen tapi hafal Surat Maryam, gadis Islam blasteran Jerman-Turki, gadis Islam Mesir berkulit mencrang putih bersih tetapi kedua ortu nya berkulit gelap, dan santriwati berdarah biru putri Kyai dari tanah Jawi.
Banyak hal yang layak diteladani dari sang tokoh. Misalnya rencana kehidupan yang sudah dipersiapkan 10 tahun ke depan. Nikah bukan karena ketemu seseorang yang nyetrum lalu jatuh cintrong lalu pacaran lalu nikah. Sang tokoh, boro-boro pacaran, sentuhan dengan wanita, pada kondisi apapun, tidak mau. Sayang, di novel itu tidak disebutkan hadits bahwa daripada menyentuh wanita non-muhrim, lebih baik ditusuk kepalanya dengan jarum besi membara.
Ketika umumnya orang berlagak bonafide didepan calon pasangan dan calon mertuanya, yang memiliki integritas tinggi justru membuka kebokekannya. Atau, walaupun multimilyuner yang kartu ATM nya saja isinya jutaan dollar Amerika, tetap low-profile merendahkan-diri, tidak “membeli cinta”. Pernikahan didasarkan atas kesolihan. Yang pria karena melihat wanita solihat-sederhana-bersahaja. Gak tahunya kaya. Yang wanita karena melihat pria solih-berilmu-berkarakter, memegang teguh prinsip, dan berpendirian kuat. Gak tahunya miskin. Aha! Bagi pasangan solih-solihat, itu mah no problem!
Karena cinta segi 5, pernikahan itu berbuntut kepada penyesalan dari 3 wanita lainnya yang merasa “kecolongan”. Akibatnya? Ada yang jadi bagai mayat hidup. Ada yang berbalik benci. Ada yang sampai koma. Klimaksnya, atas permohonan sang isteri, tokoh kita itu “dipaksa” menikahi 1 wanita lainnya. Wah seru! Wajar, buku ini jadi novel best seller. Masih balita saja sudah terjual 160 ribuan eksemplar. Hebring untuk ukuran buku Indonesia.
Swear! Banyak pasangan yang berhasil membina bahtera rumah-tangga tanpa didahului pelanggaran. Percaya dalil man ahabba lillaah. Yakin akan kekuatan solat istikhoroh: Alloohumma in kunta ta’lam anna haadzal amro khoirun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aakibaati amrii faqdurhu lii wayassirhulii tsumma baariklii fiihi ~ ya Alloh, seandainya Engkau tahu bahwa perkara (calon pasangan) ini baik bagiku dan bagi agamaku dan bagi penghidupanku dan bagi akibat perkaraku, qodarkanlah dan mudahkanlah dan kemudian barokahilah ...
Lalu apakah yang solat istikhoroh itu bagi cowok doang? Tidak. Wanita pun harus melakukannya, walaupun memang menurut hadits, hasrat wanita ditutupi oleh rasa malu yang besar. Maka itu umumnya wanita dalam posisi menunggu. Simak saja modif lagu Bunga Citra Lestari berikut:
Cinta, cinta, jantungku berdebar tiap kuingat padamu. Cinta, cinta, mengapa ada yang kurang saat kau tak ada? Cinta, cinta, melihatmu memandangmu itu yang kumau.
Kau tak sempat tanyakan aku, ‘cintakah aku padamu?’ Tiap kali aku berlutut, aku berdoa: “Suatu saat kau bisa cinta padaku”. Tiap kali aku memanggil, didalam hati: “Mana cinta? Mana cintaku?”
Cinta, cinta, apa kabarmu? Kabarku baik-baik saja. Cinta, cinta, begitu banyak cerita tak habis tentangmu. Cinta, cinta, “salamku untukmu dari hati yang terdalam” ...
Nah, bagi yang memutuskan akan membaca bukunya, selamat jumpa dengan -urut abjad- Aisha, Fahri, Maria, Noura dan Nurul. Semoga dapat menyelami model “man ahabba lillaah ...”. Siapkan tissue, sebab air mata mestinya mengalir. Jika tidak, jangan-jangan hati sedang dalam proses mengeras menjadi batu. Bisa karena kurang dzikir. Atau kebanyakan ketawa, karena fainna tuktsirud dohhaaki tumiitul qolbi ~ sesungguhnya memperbanyak ketawa itu mematikan hati.
Hare gene menikah tanpa pacaran? Bissa sajja! Itu hanya masalah pilihan: apakah calon pasangan akan menggunakan benchmark, acuan yang sama, menggunakan Al-Quran dan Al-Hadits, ataukah menggunakan benchmark, cara jahiliyah? Pacaran, free-sex (pergaulan-bebas), samen-leven (kebo-kumpul)? Na’uudzubillah!Semoga kita tidak termasuk dalam golongan mereka, Amien ya Robbal Alamien...( Nuansa Persada )
Rabu, 14 Oktober 2009
MENCARI KERIDHOAN ALLOH SWT
Kita mungkin sudah tahu kisah 3 lelaki (dalam alhadist) yang terperangkap dalam gua. Masing-masing mereka mempunyai amalan andalan ( Amdal ) yang dilaporkan kepada Alloh.
Adapun lelaki Pertama berdo'a :
“Ya Allah, hamba seorang penggembala, mempunyai orang tua, isteri, dan anak-anak. Setiap hari hamba memerah susu, lalu memberikannya kepada orang tua hamba dulu, baru kepada yang lainnya.”
“Suatu hari hamba mencari kayu bakar ke tempat yang jauh. Sekembalinya, seperti biasanya hamba tetap memerah susu. Karena kemalaman, ketika hamba menghaturkannya, kedua orang tua hamba sudah tertidur”
“Walaupun anak-anak hamba yang masih kecil-kecil menangis semalaman karena kelaparan, hamba tidak memberikan susu itu kepada mereka sampai pagi hari ketika orang tua hamba bangun. Setelah kedua orang tua hamba meminumnya, barulah hamba berikan susu itu kepada anak-anak hamba.”
Kemudian Lelaki Kedua berdo'a :
“Ya Alloh, hamba punya sepupu anak paman yang cantik, dan hamba mencintainya. Ketika hamba memintanya untuk melayani hamba, dia menolak, dan baru bersedia jika hamba bisa memberinya 100 dinar. Lalu hamba bekerja keras sampai uang terkumpul. Ketika hamba memberikan uang itu kepadanya, dan hamba sudah diatas tubuhnya, sepupu hamba itu berkata: Wahai Hamba Alloh, takutlah kepada-Nya. Janganlah engkau lakukan perbuatan nista. Lalu hamba pun membatalkan niat hamba, dan meninggalkannya.”
Terakhir lelaki ketiga berdo'a :
“Ya Alloh, hamba punya pegawai. Sebelum sempat upahnya hamba berikan, pegawai itu keburu pergi. Upah itu kemudian hamba jadikan modal usaha sampai terwujud seekor sapi. Ketika kemudian pegawai itu datang untuk meminta upahnya, hamba serahkan sapinya. Pegawai itu marah karena menyangka hamba mempermainkannya. Hamba katakan, itu adalah upahmu yang dulu tidak sempat diambil dan diputar menjadi usaha dan sapi itu adalah hasilnya. Ambillah. Lalu pegawai itu membawa pergi sapinya”
Setelah melaporkan Amdal, mereka lalu berdo’a: "Maka jika Engkau tahu bahwa sesungguhnya hamba berbuat demikian itu untuk mencari Wajah-Mu ... bukalah mulut gua ini". Pertolongan Alloh yang tidak terduga, terjadi! Setelah setiap orang selesai berdoa, batu bergeser. Setelah bergeser 3 kali, sedikit demi sedikit, akhirnya gua menjadi terbuka, dan ketiganya bisa keluar.
Kisah Amdal 3 laki-laki ini bukanlah kisah sembarang kisah, karena kisah itu disampaikan oleh Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallaam, dan diriwayatkan di hadits Sohih Bukhori. Ooo, alangkah nikmat memiliki Amdal yang bisa dipakai untuk laporan, lalu berdo’a ...
Pernahkah seorang isteri mengalami masa ketika langit serasa pecah, bintang serasa berjatuhan, ringkasnya serasa kiamat dah, gara-gara tingkah suami yang sesungguhnya tidak maksiat tetapi sangat membencikan? Nyebelin! Tetapi isteri tadi tetap sabar, istiqomah ~ konsisten dengan ke WWW (Wildest Wanted Woman) annya? Tetap takdzim kepada suami?
Pernahkah seorang ayah mengalami masa ketika gunung serasa beterbangan, laut serasa dikeringkan, ringkasnya serasa kiamat juga dah, gara-gara di boikot anak-isteri atas perbuatan yang sesungguhnya menjadi fitrah laki-laki? Ngeselin! Tetapi ayah tadi tetap sabar, istiqomah ~ konsisten dengan ke MMM (Most Mature Man) annya? Tetap dewasa dan nasihat ngatur adil bil ma’ruf kepada keluarganya?
Pernahkah menyerahkan waktu, tenaga, pikiran dan harta habis-habisan demi agama Alloh? Pernahkah melaksanakan hijrah yang sangat berat? Hijrah (pindah jurusan) kuliah, hijrah (pindah) bekerja, hijrah (mengungsi) tempat tinggal, hijrah (say goodbye to:) pacaran demi kecintaan kepada Alloh? Itulah Amdal yang tidak setiap saat bisa -dan setiap orang mampu- melakukannya, sebagaimana amalan luar biasa yang dilakukan oleh 3 orang yang terperangkap di gua tadi.
Bulan-bulan ini majelis-majelis ta’lim dimana-mana sedang mengkaji Amdal berupa amalan ringan yang bisa dikerjakan setiap orang, tetapi dikerjakan secara konsisten dan persisten. Suatu ketika Nabi bertanya kepada Bilal, mempunyai amalan apakah gerangan Bilal sehingga Nabi mendengar suara sandal Bilal disorga, padahal Bilalnya sendiri masih hidup! Jawab Bilal, mengerjakan solat sunnat setiap setelah selesai wudlu. Jadi marilah memiliki Amdal dengan menjadi ahli solat (sunnat), dan atau ahli puasa (sunnat), dan atau ahli sodaqoh, dan atau ahli membaca Al-Quran, dan atau ahli dzikir, dsb. Nuansa Persada
Adapun lelaki Pertama berdo'a :
“Ya Allah, hamba seorang penggembala, mempunyai orang tua, isteri, dan anak-anak. Setiap hari hamba memerah susu, lalu memberikannya kepada orang tua hamba dulu, baru kepada yang lainnya.”
“Suatu hari hamba mencari kayu bakar ke tempat yang jauh. Sekembalinya, seperti biasanya hamba tetap memerah susu. Karena kemalaman, ketika hamba menghaturkannya, kedua orang tua hamba sudah tertidur”
“Walaupun anak-anak hamba yang masih kecil-kecil menangis semalaman karena kelaparan, hamba tidak memberikan susu itu kepada mereka sampai pagi hari ketika orang tua hamba bangun. Setelah kedua orang tua hamba meminumnya, barulah hamba berikan susu itu kepada anak-anak hamba.”
Kemudian Lelaki Kedua berdo'a :
“Ya Alloh, hamba punya sepupu anak paman yang cantik, dan hamba mencintainya. Ketika hamba memintanya untuk melayani hamba, dia menolak, dan baru bersedia jika hamba bisa memberinya 100 dinar. Lalu hamba bekerja keras sampai uang terkumpul. Ketika hamba memberikan uang itu kepadanya, dan hamba sudah diatas tubuhnya, sepupu hamba itu berkata: Wahai Hamba Alloh, takutlah kepada-Nya. Janganlah engkau lakukan perbuatan nista. Lalu hamba pun membatalkan niat hamba, dan meninggalkannya.”
Terakhir lelaki ketiga berdo'a :
“Ya Alloh, hamba punya pegawai. Sebelum sempat upahnya hamba berikan, pegawai itu keburu pergi. Upah itu kemudian hamba jadikan modal usaha sampai terwujud seekor sapi. Ketika kemudian pegawai itu datang untuk meminta upahnya, hamba serahkan sapinya. Pegawai itu marah karena menyangka hamba mempermainkannya. Hamba katakan, itu adalah upahmu yang dulu tidak sempat diambil dan diputar menjadi usaha dan sapi itu adalah hasilnya. Ambillah. Lalu pegawai itu membawa pergi sapinya”
Setelah melaporkan Amdal, mereka lalu berdo’a: "Maka jika Engkau tahu bahwa sesungguhnya hamba berbuat demikian itu untuk mencari Wajah-Mu ... bukalah mulut gua ini". Pertolongan Alloh yang tidak terduga, terjadi! Setelah setiap orang selesai berdoa, batu bergeser. Setelah bergeser 3 kali, sedikit demi sedikit, akhirnya gua menjadi terbuka, dan ketiganya bisa keluar.
Kisah Amdal 3 laki-laki ini bukanlah kisah sembarang kisah, karena kisah itu disampaikan oleh Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallaam, dan diriwayatkan di hadits Sohih Bukhori. Ooo, alangkah nikmat memiliki Amdal yang bisa dipakai untuk laporan, lalu berdo’a ...
Pernahkah seorang isteri mengalami masa ketika langit serasa pecah, bintang serasa berjatuhan, ringkasnya serasa kiamat dah, gara-gara tingkah suami yang sesungguhnya tidak maksiat tetapi sangat membencikan? Nyebelin! Tetapi isteri tadi tetap sabar, istiqomah ~ konsisten dengan ke WWW (Wildest Wanted Woman) annya? Tetap takdzim kepada suami?
Pernahkah seorang ayah mengalami masa ketika gunung serasa beterbangan, laut serasa dikeringkan, ringkasnya serasa kiamat juga dah, gara-gara di boikot anak-isteri atas perbuatan yang sesungguhnya menjadi fitrah laki-laki? Ngeselin! Tetapi ayah tadi tetap sabar, istiqomah ~ konsisten dengan ke MMM (Most Mature Man) annya? Tetap dewasa dan nasihat ngatur adil bil ma’ruf kepada keluarganya?
Pernahkah menyerahkan waktu, tenaga, pikiran dan harta habis-habisan demi agama Alloh? Pernahkah melaksanakan hijrah yang sangat berat? Hijrah (pindah jurusan) kuliah, hijrah (pindah) bekerja, hijrah (mengungsi) tempat tinggal, hijrah (say goodbye to:) pacaran demi kecintaan kepada Alloh? Itulah Amdal yang tidak setiap saat bisa -dan setiap orang mampu- melakukannya, sebagaimana amalan luar biasa yang dilakukan oleh 3 orang yang terperangkap di gua tadi.
Bulan-bulan ini majelis-majelis ta’lim dimana-mana sedang mengkaji Amdal berupa amalan ringan yang bisa dikerjakan setiap orang, tetapi dikerjakan secara konsisten dan persisten. Suatu ketika Nabi bertanya kepada Bilal, mempunyai amalan apakah gerangan Bilal sehingga Nabi mendengar suara sandal Bilal disorga, padahal Bilalnya sendiri masih hidup! Jawab Bilal, mengerjakan solat sunnat setiap setelah selesai wudlu. Jadi marilah memiliki Amdal dengan menjadi ahli solat (sunnat), dan atau ahli puasa (sunnat), dan atau ahli sodaqoh, dan atau ahli membaca Al-Quran, dan atau ahli dzikir, dsb. Nuansa Persada
Langganan:
Postingan (Atom)