Jumat, 24 Juli 2009

DIALOG ANTARA ALLOH DAN MALAIKATNYA

Setiap pagi dan sore ( waktu subuh dan Ashar ), malaikat alloh terbang meninggalkan bumi, menuju langit dan melaporkan perbuatan manusia pada alloh. Dan Tanya jawabpun berlangsung.
Tahap Pertama :
Wahai malaikatku, pada saat engkau meninggalkan hambaku apa yang sedang mereka ucapkan ?
Malaikat menjawab : mereka sedang mengucapkan subhanalloh, alhamdulillah, la ilaha illalloh,dan allohu akbar.
Apakah hambaku melihat Aku ?
Demi Alloh, mereka tidak pernah melihat Mu, wahai sang Kholiq.
Bagaimana seandainya hambaku melihat pada KU ?
Jika mereka melihat ENGKAU mereka pasti akan semakin mensucikan, memuji, mengesakan dan mengagungkan MU.
Tahap Kedua :
Wahai Malaikat Ku, apa saja yang diminta dari Ku ?
Mereka meminta agar dimasukkan ke dalam syurga Mu.
Apakah hambaku pernah melihat Syurga ?
Demi Alloh, hambaMu belum pernah melihat syurgaMu sama sekali.
Bagaimana kalau hambaKu pernah melihat Syurga Ku ?
Seandainya hambaMu melihat Syurga Mu sudah pasti hambaMu akan lebih berharap lagi untuk mendapatkannya.
Tahap Ketiga :
Wahai Malaikatku, apa yang ditakuti hambaKu ?
Mereka takut pada nerakaMu, jawab malaikat.
Apakah hambaKu pernah melihat NerakaKu ?
Demi Alloh, HambaMu belum pernah meliht NerakaMu sama sekali.
Bagaimana kalau hambaKu pernah melihat NerakaKu ?
Jika hambaMu pernah melihat nerakaMu sudah pasti akan bertambah rasa takutnya dan meminta berlindung padaMu agar tidak dimasukkan ke dalam neraka.
Demikianlah dialog antara Alloh dengan malaikat penjaga sore dan penjaga malam. Yang kita harus lakukan adalah sholat tepat waktu, sehingga kita akan selalu dilaporkan oleh malaikat penjaga sore dan malam dalam keadaan sedang sholat ataupun sudah sholat, jangan sampai sholatnya dirapel dengan alasan sibuk ataupun sakit maupun alas an lain yang dibikin-bikin . Begitu pula, jangan malu untuk meminta untuk dimasukkan ke dalam syurga dan terhindar dari neraka.

OBAMA DAN ISLAM

Barrack ( Barraq ) Hussein Obama lahir dari campuran Kansas-Kenya. Saat sekolah di SDN Menteng 01 dia berayahkan Lolo Soetoro. Sekarang sudah menjadi Presiden AS ke 47 dalam umur 44 tahun dan merupakan orang kulit hitam pertama yang duduk di kursi nomor satu. Ingatkah kita, ketika selesai disumpah Obama berpidato “ Bagi dunia muslim, kami ingin mencari sebuah jalan baru, berdasarkan kepentingan bersama dan saling menghormati. Dengan memandang ke cakrawala dan Tuhan bersama kita membawa pemberian terhebat, yakni kebebasan dan membawanya dengan selamat pada generasi masa depan”.

Nah, apakah kita mau memiliki pemimpin yang memiliki visi gemilang demi generasi mendatang ataukah yang aji mumpung memburu kesenangan sesaat, demi mengembalikan modal ketika saat pemilihan ? Mengapa Obama yang bukan islam, yang tidak memiliki konsep do,a anak yang sholih memiliki visi untuk generasi jauh ke depan ?. Memang buah perjuangan kita tidak selalu harus dinikmati saat ini, sebagaiman do,anya Nabi Ibrohim Alaihissalam untuk keturunan. Berjuang mewujudkan keamanan dan keselamatan serta kelancaran dan kebarokahan untuk dinikmati oleh generasi yang akan datang.
Awal kedatangan islam hanya beberapa saja yang beriman, seperti; Khaodijah,Ali dan sederetan nama yan lain, selebihnya adalah musuh seperti Khalid bin Walid yang berhasil mengahancur leburkan pasukan muslim dalam perang Uhud. Namun setelah masuk islam, ia menjadi mitra, menjadi saudaranya orang islam dan bahkan menjadi panglima perangnya orang iman. Obama juga seperti itu, mengangkat Hillary Clinton musuh bebuyutannya menjadi Menteri Luar Negeri. Kita,…berani nggak sih mengangkat musuh kita dalam pilpres kemarin diangkat menjadi apa saja. Apakah kita nggak bisa mengambil contoh yang dilakukan oleh seorang Obama ? Padahal Obama tidak pernah membaca sirah nabawiyyah tetapi mengubah musuh menjadi mitra.
Obama pada upacara pelantikannya, ketika berada di podium berada di sisi isteri dan dua anaknya dan melalui seorang rahib dia mendo,akan buat anak-anak dan isterinya padahal Obama tidak pernah bersholawat. Ternyata sesibuk apapun dia masih menyempatkan diri untuk berada di antara keluarga, yaitu keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Kita orang islam, kalau sudah sibuk akan lupa pada keluarga, lupa pada alloh rabbul izzati. Kapan sih terakhirnya kita orang iman mendo,akan buat anak dan istri kita ? Apakah kita akan mengangkat pemimpin yang memiliki keluarga sakinah ataukah keluarga yang amburadul ? Up to you.
Dan yang terakhir, Obama bersumpah “ Saya Barrack Hussein Obama, sungguh-sungguh bersumpah bahwa saya akan setia menjalankan tugas sebagai presiden Amerika Serikat dan akan melestarikan, melindungi dan mempertahankan konstitusi Amerika”.
Kalau kita orang islam bersumpah “ Tiada Tuhan selain Alloh, dan Muhammad adalah utusan Alloh”. Kita berjanji akan mempertahankan, mengkaji, mengamalkan isi qur’an dan hadist. Sudahkah kita mengerti bacaan, makna dan keterangan qur’an dan hadist sebagaimana Obama yang melahap habis isi konstitusi Amerika ? Adakah kita orang islam mencontoh pemimpin seperti Obama ? Wallohu A’lam !
( Sumber : Nuansa Persada, Pebruari 2009 )

AKHLAQ DAN MORAL MANUSIA PADA ZAMAN SEKARANG

Perlu kita sadari bahwa saat ini sudah memasuki zaman akhir yang penuh dengan tantangan, cobaan, godaan dan hambatan bagi kita dalam mengamalkan dan meperjuangkan qur’an dan hadist.Dengan adanya kemajuan - kemajuan di bidang teknologi informasi maupun teknologi yang lain, kesemuanya kebanyakan membawa dampak negatif yang ikut memperlancar dan mempermudah kemaksiatan, kerusakan moral dan pelanggaran hukum agama yang pada ujungnya menjadi tantangan yang semakin berat bagi kta ummat islam.

Adapun berbagai kerusakan tersebut antara lain :
1. Perzinaan sudah merajalela.
Berbagai macam kemudahan yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi, tidak semuanya berdampak positif. Kalau kita tidak berhati-hati maka sarana tersebut akan menjadi alat bagi syetan untuk menjerumuskan orang iman, berbuat pelanggaran dosa dan maksiat, sebab keimanan manusia di zaman akhir cenderung rapuh dan gampang terpengaruh tak memandang seorang kyai sekalipun.
Semakin mudahnya orang menyaksikan kemaksiatan liwat berbagai media , baik cetak maupun elektronik. Majalah-majalah yang menampilkan gambar-gambar porno dengan mudah di dapat, dijajakan oleh pengasongdi pinggir jalan, bacaan porno, demikian pula kaset VCD porno yang hampir setiap rental menyediakannya.
Pergaulan laki-laki dan perembuan yang semakin bebas dan tak punya batasan, sehingga orang lebih mudah mendapatkan kenikmatan sesaat di berbagai tempat, di hotel-hotel, losmen, diskotik, kafe-kafe, panti pijat, tempat-tempat bilyard bahkan di tempat-tempat terbuka. Anak-anak usia ABG ( bukan Atas Bawah Gede ) banyak yang terjerumus menjadi budak pemuas nafsu syetan. Sementara kasus pelajar dan mahasiswa banyak yang sambilan untuk menjual dirinya menjadi WTS meskipun masih sembunyi-sembunyi ( dan tidak sedikit yang terang-terangan ).Dan aborsi lagi-lagi menjadi buah bibir, sebuah pekerjaan yang harus dihalalkan oleh mereka dan pengikut syetan lainnya.
Belum lagi yang Onani/masturbasi dan lesbi maupun yang homosexual. Padahal dalam Hadist Bukhori dijelaskan : “Sesungguhnya sebagian dari tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya Ilmu, banyak kebodohan, banyak perzinaan, banyak di minum khomar dan sedikit laki-laki serta banyak perempuan sehingga ada 50 orang perempuan akan diramut oleh 1 orang laki-laki”.

2. Merebaknya minuman keras dan obat-obatan terlarang.

Pengaruh yang tidak kalah mengerikan adalah semakin merebaknya minuman keras dan penyalah gunaan obat-obat terlarang. Betapa tidak, saat ini orang mengkonsumsi minuman keras sudah merambah ke berbagai tempat dan kalangan. Hampir menjadi pemandangan yang lumrah dan wajar kalau kita menyaksikan segerombolan pemuda mabuk-mabukan di pinggir jalan bahkan sampai di tempat peristirahatan terakhir alias kuburan ( karena di sana aman nggak ada yang ganggu ). Hotel-hotel, losmen, tempat-tempat hiburan sudah menyediakan barang haram tersebut dan seolah-olah sudah menjadi barang yang wajib dikonsumsi sehari-hari, mulai dari merk oplosan sampai dengan produk Luar Negeri, dari golongan orang kaya dan pejabat ( penjahat juga ) sampai pada golongan Elit ( Ekonomi Sulit ).
Sebagian lagi ada yang ingin lepas dari perbagai problema kehidupan mencoba untuk menggunakan narkotik dan obat-obat terlarang agar bisa disebut jantan, gaul dsb sehingga mereka merasa ketagihan karenanya terus dan kepingin terus mengkonsumsi. Kalau duitnya habis, maka dipergunakan sistem rampok, nyuri, jambret walau resikonya harus menemui kematian di ujung massa.

3. Hilang/rusaknya Akhlaq manusia.

Kerusakan akhir zaman bukan hanya masalah perzinahan dan minuman keras namun yang lebih penting lagi, yaitu masalah akhlaq budi pekerti sesama manusia seperti; hilangnya sifat amanah dan kejujuran, tidak punya rasa malu untuk berbuat dosa, hilangnya rasa hormat pada orang tua bahkan sangat berani menentang orang tuanya, siswa lebih berani pada gurunya, pada ulama’nya. Berani dan bangga melanggar hukum, perkelahian antar pelajar, antar mahasiswa, antar etnis. Saling membunuh karena masalah sepele, pembunuhan dengan cara sadis, mutilasi. Penipuan, perjudian, perampokan di berbagai tempat dengan cara membantai yang punya rumah. Lahir pemimpin-pemimpin yang zalim, mengambil kebijakan yang keliru, gampang disuap dan bermoral rendah. Semuanya itu kayaknya sudah berurat dan berakar di negeri ini, entah sampai kapan akan musnah. Mungkin itu merupakan salah satu alasan bagi mereka yang katanya Jihad dengan melakukan bom bunuh diri.
Beberapa upaya menghadapi hal-hal tersebut antara lain :
1. Berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dengan cara :
• Memperbanyak mengaji yang disertai dengan niat untuk memahamkan dirinya terhadap kebenaran qur’an dan hadist
• Hobi mendengarkan nasihat
• Memperbanyak membaca al qur’an dan zikir kepada Alloh swt
• Memperbanyak berdo’a dan sholat malam
• Bergaul dengan orang-orang yang Sholih dan menjauhi tempat-tempat maksiat
2. Membuat program kerja atau kegiatan harian
3. Melancarkan pernikahan

( Sumber : Makalah CAI 2001 )

Kamis, 16 Juli 2009

RANGKUMAN MATERI SEJARAH SMA KELAS XII IPA

BAB I

PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA ORDE BARU

A. PROSES PERTUMBUHAN DAN MOBILITAS PENDUDUK DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT INTELEKTUAL PADA MASA PEMERINTAHAN ORDE BARU

a. LATAR BELAKANG LAHIRNYA ORDE BARU

a. Adanya Gerakan 30 S/PKI
b. Kekosongan pimpinan Angkatan Darat
c. Demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa, pemuda dan pelajar di depan gedung DPR-GR yang mengajukan tun tutan (Tritura : Pembubaran PKI, Pembersihan Kabinet Dwikora dan Turunkan harga barang )

d. Perubahan Kabinet ( Dwikora-Seratus menteri )
e. Tertembaknya mahasiswa Arif Rahman Hakim
Akhirnya pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden mengeluarkan Surat Perintah yang berisi tentang pemulihan keamanan dan jaminan keamanan bagi presiden Soekarno. Dengan berkuasanya Soeharto memegang tampuk pemerintahan dimulailah babak baru yaitu Orde Baru.

b. PERKEMBANGAN KEKUASAAN ORDE BARU

Pada hakikatnya Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 atau sebagai koreksi terhadap penyelewengan penyelewengan yang terjadi pada masa lalu
Tritura mengungkapkan keinginan rakyat yang mendalam untuk melaksanakan kehidupan bernegara sesuai dengan aspirasi masyarakat. Jawaban dari tuntutan itu terdapat pada 3 ketetapan sebagai berikut :
a. Pengukuhan tindakan pengemban Supersemar yang membubarkan PKI dan ormasnya ( TAP MPRS No. IV dan No. IX / MPRS / 1966
b. Pelarangan paham dan ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme di Indonesia ( TAP MPRS No. XXV / MPRS / 1966 )
c. Pelurusan kembali tertib konstitusional berdasarkan Pancasila dan tertib hukum ( TAP MPRS No. XX / MPRS / 1966 )
Pada tanggal 3 Pebruari 1967 DPR-GR yang menganjurkan kepada Soeharto untuk melaksanakan Sidang Istimewa, sehingga pada 20 Pebruari 1967 Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto.
Tahap selanjutnya adalah :
a. Penyederhanaan Partai
b. Memurnikan kembali politik luar negeri bebas aktif
c. Menghentikan konfrontasi dengan Malaysia dan membentuk
kerjasama ASEAN
d. Kembali menjadi anggota PBB
c. KEBIJAKAN PEMERINTAH ORDE BARU

Setelah berhasil memulihkan keamanan kemudian pemerintah melaksanakan pembangunan Nasional jangka pendek dan jangka panjang melalui Pelita yang tidak terlepas dari Trilogi Pembangunan, yaitu
a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup timggi
c. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
Pelaksanaan pembangunan tidak akan berjalan lancar tanpa ada pemerataan pembangunan yang menetapkan 8 jalur pemerataan, yakni :
a. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, hususnya sandang,
pangan dan perumahan.
b. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
c. Pemerataan pembagian pendapatan
d. Pemerataan kesempatan kerja
e. Pemerataan berusaha
f. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita
g. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air
h. Pemeratan kesempatan memperoleh keadilan.

d. PROSES MENGUATNYA PERAN NEGARA PADA MASA ORDE BARU

Sejak Orde Baru berkuasa telah banyak perubahan yang dicapai oleh bangsa Indonesia, langkah yang dilakukannya adalah menciptakan stabilitas ekonomi politik. Tujuan perjuangannya adalah menegakkan tata kehidupan negara yang didasarkan atas kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.
Kabinet yang pertamakali dibentuk adalah Kabinet AMPERA dengan tugas menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional yang disebut DWI DHARMA KABINET AMPERA. Adapun programnya antara lain :
a. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama sandang dan pangan
b. Melaksanakan Pemilu
c. Melaksanakan Politik Luar Negeri yang Bebas dan Aktif
d. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk.
Keempat program ini disebut dengan Catur Karya Kabinet Ampera.

e. PROSES PERTUMBUHAN DAN MOBILITAS PENDUDUK PADA MASA ORDE BARU

a. Pertumbuhan dan mobilitas penduduk
Menurut Edward Ullman ada 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya interaksi kota, yaitu :
1. Adanya wilayah yang saling melengkapi
2. Adanya kesempatan untuk berinteraksi
3. Adanya kemudahan transfer/pemindahan dalam ruang
Dalam kaitannya dengan interaksi kota tersebut, maka mobilitas penduduk dapat diartikan sebagai suatu perpindahan penduduk baik secara teritorial ataupun geografis. Hubungan timbal balik antara kota dengan kota maupun antara kota dengan desa dapat menyebabkan munculnya gejala-gejala yang baru yang meliputi aspek ekonomi, sosial maupun budaya. Gejala ini dapat bersifat positif ataupun negatif bagi desa dan kota.
b. Pusat-Pusat pertumbuhan di Indonesia pada masa Orde Baru
Untuk mengetahui munculnya pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia terdapat 2 teori yaitu :
1. Teori Tempat Sentral ( central place theory ) oleh Walter Christaller
Bahwa Pusat lokasi aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk harus berada di suatu tempat sentral yaitu tempat yang memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah yang maksimum.Tempat sentral itu berupa ibukota kabupaten, kecamatan, propinsi ataupun ibukota Negara. Masing-masing titik sentral memiliki daya tarik terhadap penduduk untuk tinggal disekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda.
2. Teori Kutub Pertumbuhan ( Growth Pole Theory ) oleh Lerroux
Bahwa pembangunan yang terjadi di manapun tidak terjadi secara serentak tapi muncul pada tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan identitas yang berbeda. Kawasan yang menjadi pusat pembangunan dinamakan pusat-pusat atau kutub-kutub pertumbuhan. Dari kutub inilah proses pembangunan menyebarke wilayah-wilayah lain di sekitarnya.
c. Faktor penyebab suatu titik lokasi menjadi pusat pertumbuhan
Suatu titik lokasi menjadi pusat pertumbuhan disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1. Kondisi fisik wilayah
2. Kekayaan sumber daya alam
3. Sarana dan prasarana transportasi
4. Adanya industri

B. DAMPAK REVOLUSI HIJAU DAN INDUSTRIALISASI TERHADAP PERUBAHAN TEKNLOGI DAN LINGKUNGAN DI BERBAGAI DAERAH PADA MASA ORDE BARU
1. Revolusi Hijau.
Revolusi Hijau merupakan revolusi biji-bijian dari hasil penemuan ilmiah berupa benih unggul dari berbagai varietas gandum, padi, dan jagung yang membuat hasil panen komoditas tersebut meningkat di begara-negara berkembang. Revolusi hijau lahir karena masalah pertambahan penduduk yang pesat. Pertambahan penduduk harus diimbangi dengan peningkatan produksi pertanian.
Upaya peningkatan produksi pertanian digalakkan melalui :
a. Pembukaan lahan pertanian baru
b. Mekanisasi pertanian
c. Penggunaan pupuk baru
d. Mencari metode yang tepat untuk pemberantasan hama

2. Perkembangan Revolusi Hijau di Indonesia
Masyarakat Indonesia yang agraris menjadikan pertabian sebagai sektor penting dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini didasari oleh :
a. Kebutuhan masyarakat yang meningkat dengan pesat
b. Tingkat produksi pertanian yang masih sangat rendah
c. Produksi pertanian belum mampu memenuhiseluruh kebutuhan masyarakat.
Untuk meningkatkan produksi pertanian pemerintah mengupayakan :
a. Intensifikasi
b. Ekstensifikasi
c. Diversifikasi
d. Rehabilitasi

3. Perkembangan Industrialisasi
a. Industri Pertanian
• Industri pengolahan hasil tanaman pangan termasuk hortikultura
• Industri pengolahan hasil perkebunan
• Industri pengolahan hasil perikanan
• Industri pengolahan hasil hutan
• Industri pupuk
• Industri Pestisida
• Industri Mesin dan peralatan pertanian
b. Industri Non Pertanian
• Industri Semen
• Industri Besi baja
• Industri Perakitan kendaraan bermotor
• Industri elektronik
• Industri kapal laut
• Industri Kapal terbang


BAB II
PERKEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA PADA MASA REFORMASI

A. PERKEMBANGAN POLITIK SETELAH 21 MEI 1998
Munculnya Reformasi di Indonesia disebabkan oleh :
1. Ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum
2. Pemerintah Orde baru tidak konsisten dan konsekwen terhadap tekad awal munculnya orde baru yaitu melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen dalam tatanan kehidupan bernasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Munculnya suatu keinginan untuk terus menerus mempertahankan kekuasaannya ( status quo )
4. Terjadinya penyimpangan dan penyelewengan terhadap nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 yang direkayasa untuk melindungi kepentingan penguasa.
5. Timbulnya krisis politik, hukum, ekonomi dan kepercayaan.
Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama dengan tatanan kehidupan yang baru dan secara hukum menuju ke arah perbaikan. Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia tahun 1998 merupakan suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dan perubahan terutama perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan hukum.
Setelah BJ Habibie dilantik menjadi presiden RI pada tanggal 21 Mei 1998 maka tugasnya adalah memimpin bangsa Indonesia dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh aspirasi rakyat yang berkembang dalam pelaksanaan reformasi secara menyeluruh. Habibie bertekad untuk mewujudkan pemerintrahan yang bersih dan bebas dari KKN.
Pada tanggal 22 Mei 1998 Habibie membentuk kabinet Reformasi Pembangunan yang terdiri dari 16 orang menteri yang diambil dari unsur militer, Golkar, PPP dan PDI. Tanggal 25 Mei 1998 diselenggarakan pertemuan I dan berhasil membentuk komite untuk merancang Undang-undang politik yang lebih longgar dalam waktu 1 tahun dan menyetujui masa jabatan presiden maksimal 2 periode.
Usaha dalam bidang ekonomi adalah :
1. Merekapitulasi perbankan
2. Merekonstruksi perekonomian Indonesia
3. Melikuidasi beberapa bank bermasalah
4. Menaikkan nilai tukar Rupiahterhadap Dollar AS hingga di bawah Rp. 1.000
5. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF
Reformasi di bidang hukum disesuaikan dengan aspirasi yang berkembang di kalangan masyarakat dan mendapat sambutan baik karena reformasi hukum yang dilakukan nya mengarah kepada tatanan hukum yang didambakan oleh masyarakat. Selama Orde baru karakter hukum bersifat konservatif, ortodoks yaitu produk hukum lebih mencerminkan keinginan pemerintah dan tertutup terhadap kelompok-kelompok sosial maupun individu dalam masyarakat.
B. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DI BERBAGAI DAERAH SEJAK REFORMASI
1. KONDISI SOSIAL MASYARAKAT
Sejak krisis moneter tahun 1997 perusahaan swasta mengalami kerugian dan kesulitan dalam membayar gaji karyawan. Sementara itu harga sembako semakin tinggi sehingga banyak karyawan yang menuntut kenaikan gaji pada perusahaan yang pada akhirnya berimabas pada memPHKkan karyawannya.
Karyawan yang di PHK itu menambah jumlah pengangguran sehingga jumlah pengangguran mencapai 40 juta orang. Dampaknya adalah maraknya tindakan kriminalitas yang terjadi dalam masyarakat.Oleh karena itu pemerintah harus membuka lapangan kerja baru yang dapat menampung para penganggur tersebut. Dan juga menarik kembali para investor untuk menanamkan modalnya ke Indonesia sehingga dapat membuka lapangan kerja.
2. KONDISI EKONOMI
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat, pemerintah melihat 5 sektor kebijakan yang harus digarap yaitu :
a. Perluasan lapangan kerja secara terus menerus melalui investasi dalam dan luar negeri seefisien mungkin
b. Penyediaan barang kebutuhan pokok sehari-hari untuk memenuhi permintaan pada harga yang terjangkau
c. Penyediaan fasilitas umum seperti : rumah, air minum, listrik, bahan bakar, komunikasi, angkutan, dengan harga yang terjangkau
d. Penyediaan ruang sekolah, guru dan buku-buku untuk pendidikan umum dengan harga terjangkau
e. Penyediaan klinik, dokter dan obat-obatan untuk kesehatan umum dengan harga yang terjangkau pula.

RANGKUMAN MATERI SEJARAH SMA KELAS XII IPS

BAB I

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 DAN PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN INDONESIA

A. UPAYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

1. BPUPKI
Pada tanggal 1 Maret 1945 pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letjen Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai ( BPUPKI ) untuk menghadapi situasi kritis. Susunan anggota pengurusnya adalah 1 orang ketua 2 orang ketua muda dan 60 orang anggota. BPUPKI mulai bersidang pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 untuk merumuskan dasar Negara dan UUD.Akhirnya pada tanggal 22 Juni 1945 lahirlah Piagam Jakarta.
Pada tanggal 14 Juli 1945 BPUPKI melaksanakan sidang yang kedua untuk menerima laporan dari ketua panitia ( Soekarno ) yang terdiri dari 3 keputusan yaitu :
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD
c. Batang Tubuh UUD
2. PPKI
Setelah BPUPKI selesai melaksanakan tugasnya, maka Jepang segera membubarkannya dan membentuk PPKI ( Dokuritsu Junbi Iinkai ) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang berjumlah 21 orang dan tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6 orang anggota sehingga PPKI sudah diambil alih sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia dan bukan semata-mata badan yang dikehendaki Jepang.
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 kota Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh sekutu, sehingga Jepang bertekuk lutut pada sekutu. Sementara Soekarno, Muhammad Hatta dan Radjiman dipanggil oleh Jenderal Terauchi di Dalat-Vietnam untuk menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang.

B. PROSES PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI

Berita penyerahan Jepang terhadap Sekutu tidak bisa ditutup-tutupi lagi, oleh karena itu golongan pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan namun para golongan tua berpendapat harus dimusyawarahkan dulu dengan PPKI karena merupakan alat perjuangan. Akhirnya tanggal 16 Agustus pagi Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan pemuda dan dibawa ke Rengas Dengklok ( selatan Karawang ).
Jam 12 malam akhirnya mereka ke rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda untuk merumuskan naskah proklamasi. Rumusan naskah Proklamasi yang asli adalah tulisan tangan Bung Karno dan diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan, seperti kata tempoh diganti tempo, masalah tanggal dan yang menandatangani naskah proklamasi.
C. MAKNA PROKLAMASI BAGI BANGSA INDONESIA

Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 hari Jum’at dibacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya dilakukan pengibaran bendera Merah Putih dan sambutan Walikota Soewiryo dan dr Muwardi. Peristiwa besar itu hanya berlangsung selama kurang lebih satu jam dengan penuh khidmat, sekalipun sangat sederhana namun membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia yaitu Indonesia bebas dari belenggu penjajah.

D. PEMBENTUKAN BADAN KELENGKAPAN NEGARA

Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melakukan rapat yang membahas :
1. Penetapan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945
2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
3. Pembentukan Badan Komite Nasional sebagai pembantu presiden
Pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI mengadakan rapat lanjutan yang menghasilkan :
1. Penetapan 12 menteri yang membantu tugas presiden
2. Membagi wilayah Indonesia menjadi 8 Propinsi
Untuk menghadapi kekuatan Jepang dan Sekutu pemerintah Indonesia membentuk Badan Kemanan Rakyat ( BKR ) pada tanggal 22 Agustus 1945 yang berada di bawah wewenang KNIP. Oleh karena datangnya pasukan Sekutu dan NICA yang silih berganti sehingga pemerintah memutuskan dibentuknya Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ) pada tanggal 5 Oktober 1945.Pada tanggal 1 Januari 1946 diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat ( TKR ) lalu tanggal 26 Januari berubah menjadi Tentara Republik Indonesia ( TRI ). Untuk menyempurnakan TRI maka pemerintah membentuk Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) tanggal 7 Juni 1947.


BAB II

KONFLIK INDONESIA-BELANDA TAHUN 1945-1949

A. PETA WILAYAH PENDUDUKAN BELANDA
Setelah Indonesia merdeka tidak berarti Indonesia bebas dari segala bentuk penguasaan asing tapi masih berhadapan dengan Belanda yang ingin mencoba kembali menananmkan kekuasaannya. Belanda menggunakan berbagai macam cara untuk bisa kembali berkuasa seperti, membonceng pada pasukan sekutu dan pembentukan Negara-negara boneka. Pembentukan Negara boneka bertujuan untuk mengepung kedudukan pemerintah Indonesia atau mempersempit wilayah kekuasaan RI. Setiap ada perjanjian selalu diingkari oleh Belanda. Belanda hanya mengakui wilayah RI meliputi Jawa dan Sumatera yang di dalamnya berdiri Negara-negara boneka bikinan Belanda.

B. PERBEDAAN IDIOLOGI DAN STRATEGI DALAM MENGHADAPI BELANDA
Pada tanggal 1 Nopember 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat Politik dengan tujuan agar kedaulatan RI diakui dan agar di Indonesia terbentuk dan berkembang partai Politik.Namun kemauan itu diselewengkan dengan terjadinya pergeseran bentuk pemerintah dari bentuk Kabinet Presidensial ke Kabinet parlementer.Sutan Syahrir terpilih sebagai Perdana Menterinya. Pemerintah Sutan Syahrir berkeinginan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi bukan dengan kekuatan senjata. Hal inilah yang menimbulkan pro kontra terhadap strategi menghadapi Belanda. Konflik ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk melancarkan Agresi militernya.

C. WILAYAH PENDUDUKAN BELANDA DAN PUSAT-PUSAT KONFLIK INDONESIA-BELANDA DI BERBAGAI DAERAH
Pada tanggal 15 September 1945 sekutu masuk ke Indonesia dan membonceng NICA ( Belanda ) yang bertujuan untuk menjajah kembali Bangsa Indonesia sehingga terjadi pertempuran Ambarawa, Bandung Lautan Api, Pertempuran di Sulaswesi Selatan, Peristiwa Merah Putih di Minahasa, Pertempuran Medan Area, 5 Hari di semarang, Puputan Margarana, dsb.
Untuk menghentikan tembak menembak antara RI-Belanda maka mulai 10 Nopember 1946 diadakan perundingan Linggajati (ditanda tangani 25 Maret 1947) yang isinya :
1. Belanda mengakui secara defakto wilayah RI atas Jawa, Sumatera dan Madura
2. RI-Belanda akan membentuk NIS dengan nama RIS
3. RI-Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
4. Belanda harus meninggalkan wilayah RI selambat-lambatnya 1 Januari 1949.
Ternyata Belanda menghianati isi perjanjian tersebut dan melakukan Agresi Militer I tanggal 21 Juni 1947 sehingga mendapat reaksi PBB. Penghentian tembak menembak dilakukan tanggal 1 Agustus 1947 dan DK PBB membentuk KTN yang anggota-anggotanya :
1. Australia ( Wakil Indonesia ) : Richard Kirby
2. Belgia ( Wakil Belanda ) : Paul Van Zeeland
3. USA ( Penengah ) : Dr. Frank Graham
Anggota KTN tersebut membantu pihak RI-Belanda untuk mengadakan perundingan di atas geladak Kapal Amerika USS RENVILLE ( 8 Desember 1947 ) dan ditandatangani tanggal 17 Januari 1948 yang isinya :
1. Belanda mengakui wilayah RI yang sedang diduduki ( Yogyakarta )
2. TNI harus hijrah ke daerah RI
3. RI merupakan bagian dari RIS
4. Dalam jangka waktu ± 6 bulan sampai 1 tahun akan diadakan pemilu untuk membentuk dewan konstitusi RIS.
Namun tidak semua masyarakat Indonesia menyetujui isi perjanjian tersebut, seperti SM Kartosuwiryo yang mendirikan DI / TII, Pemberontakan PKI Madiun ( Muso ) 1948. Belanda bertekad untuk menghapus RI dan menghancurkan kekuatan TNI. Untuk iti Belanda melakukan Agresi militer II tanggal 19 desember 1948. Belanda menyerbu Yogyakarta dan menawan presiden dan wapres serta pemimpin politik lainnya. Sebelum itu presiden sempat mengirimkan kawat pada Syafrudin Prawiranegara untuk membentuk PDRI di Sumatera. Apabila tidak sanggup maka diserahkan pada Sudarsono, AA Maramis dan LN Palar untuk membentuk pemerintah pelarian RI di India.
Pada tanggal 28 Januari 1948 DK PBB memutuskan penghentian operasi militer Belanda dan para pemimpin RI yang ditawan harus dikembalikan. Pada tanggal 14 April 1949 diadakan perjanjian ROOM ROYEN di bawah pengawasan UNCI ( perubahan dari KTN ) dan pada tanggal 7 Mei 1949 terjadi kesepakatan :
a. Pernyataan Delegasi Indonesia
1. Menghentikan perang gerilya
2. Bekerjasama mengembalikan keamanan
b. Pernyataan Delegasi Belanda
1. Menyetuji pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta
2. Menghentikan operasi militer serta membebaskan para pemimpin RI dan selekasnya mengadakan KMB

D. HASIL KMB DAN KELANJUTAN KONFLIK INDONESIA-BELANDA

KMB dilaksanakan di DENHAAG ( Negeri Belanda ) pada tanggal 22 Agustus 1949 sd 29 Oktober 1949 dengan hasil keputusan :
a. Belanda menyerahkan kedaulatan RI kepada RIS
b. Antara RIS dan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia- Belanda yang dikepalai oleh ratu Belanda
c. Tentara Belanda akan ditarik mundur dan tentara KNIL akan dibubarkan
d. Masalah Irian Barat akan dibicarakan setahun setelah penyerahan kedaulatan.
Pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada RIS yang wilayahnya bekas kekuasaan Belanda tanpa Irian Barat. Penyerahan kedaulatan dilakukan di tiga tempat antara lain :
a. Amsterdam dilakukan oleh Ratu Belanda kepada PM RIS
b. Yogyakarta dilakukan oleh Pemerintah RI pada pemerintah RIS
c. Jakarta dilakukan oleh Wakil Tinggi Mahkota Belanda kepada RIS
Pembentukan Negara RIS ( 16 negara bagian ) berdasarkan isi KMB ternyata tidak disetujui oleh masyarakat Indonesia dan dengan tegas mereka menuntut dibubarkannya RIS dan kembali pada Negara Kesatuan RI mengingat Bahasa, bendera maupun hari Nasional sama dengan RI. Berdasarkan hasrat dan desakan Rakyat Indonesia maka pada tanggal 17 Agustus 1950 RIS dibubarkan dan dibentuk NKRI dan saat itu juga Konstitusi RIS diganti dengan UUD Sementara RI dan bangsa Indonesia segera memasuki era baru yaitu Demokrasi Liberal.

BAB III
ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA

A. PKI MADIUN 1948
Munculnya PKI merupakan perpecahan pada tubuh SI ( Sarikat Islam ) yang mendapat pengaruh ISDV ( Internasionalisme Sosialisme Democratise Vereeniging ) yang didirikan oleh HJFM. Snevliet Dkk pada bulan Mei 1914 di Semarang yang pada bulan Desember diubah menjadi PKI.
Pada tanggal 13 Nopember 1926 melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Belanda. Pada tanggal 18 September 1948 MUSO memimpin pemberontakan terhadap RI di Madiun. Tujuannya ingin mengubah dasar negara Pancasila menjadi dasar negara komunis. Pemberontakan ini menyebarhampir di seluruh daerah Jawa Timur namun berhasil di gagalkan dengan ditembak matinya MUSO sedangkan Semaun dan Dharsono lari ke Rusia.
B. DI/TII
1. JAWA BARAT
Dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo karena tidak setuj terhadap isi perjanjian Renville. Sewaktu TNI hijrah ke daerah RI ( Yogyakarta ) ia dan anak buahnya menolak dan tidak mau mengakui Republik Indonesia dan ingin menyingkirkan Pancasila sebagai dasar negara. Untuk itu ia memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama Darul Islam ( DI )
2. JAWA TENGAH
Dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai Sumolangu. Selama Agresi Militer Belanda ke II Amir Fatah diberi tugas menggabungkan laskar-laskar untuk masuk dalam TNI. Namun setelah banyak anggotanya ia beserta anak buahnya melarikan diri dan menyatakan bagian dari DI/TII.
3. SULAWESI SELATAN
Dipimpin oleh Abdul Kahar Muzakar. Dia berambisi untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan APRIS ( Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat ) dan menuntut aga45r Komando Gerilya Sulawesi Selatan ( KGSS ) dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama Brigade Hasanuddin. Tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah sebab hanya mereka yang memenuhi syarat saja yang akan menjadi tentara maka terjadilah pemberontakan tersebut.
4. ACEH
Dipimpin oleh Daud Beureueh Gubernur Militer Aceh, karena status Aceh sebagai daerah Istimewa diturunkan menjadi sebuah karesidenan di bawah propinsi Sumatera Utara. Ia lalu menyusun kekuatan dan menyatakan dirinya bagian dari DI/TII. Pemberontakan ini dapat dihentikan dengan jalan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh ( MKRA ).
5. KALIMANTAN SELATAN
Dipimpin oleh Ibnu Hajar, ia menyatakan dirinya bagian dari DI/TII dengan memperjuangkan kelompok rakyat yang tertindas. Ia dan anak buahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara serta melakukan tindakan pengacauan yang pada akhirnya Ibnu Hajar sendiri ditembak mati.
C. APRA ( Angkatan Perang Ratu Adil )
Pemberontakan ini dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling bekas tentara KNIL. Tujuannya agar pemerintah RIS dan negara Pasundan mengakui APRA sebagai tentara negara Pasundan dan agar negara Pasundfan tidak dibubarkan/dilebur ke dalam NKRI.
D. ANDI AZIS
Beliau merupakan komandan kompi APRIS yang menolak kedatangan TNI ke Sulawesi Selatan karena suasananya tidak aman dan terjadi demonstrasi pro dan kontra terhadap negara federasi. Ia dan pasukannya menyerang lapangan terbang, kantor telkom, dan pos-pos militer TNI. Pemerintah mengeluarkan ultimatum agar dalam tempo 4 x 24 jam ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
E. RMS ( Republik Maluku Selatan )
Pemberontakan ini dipimpin oleh Dr. Christian Robert Stevenson Soumokil bekas jaksa agung NIT ( Negara Indonesia Timur ). Ia menyatakan berdirinya Republik Maluku Selatan dan memproklamasikannya pada 25 April 1950. Pemberontakan ini dapat ditumpas setelah dibayar mahal dengan kematian Letkol Slamet Riyadi, Letkol S. Sudiarto dan Mayor Abdullah.
F. PRRI/PERMESTA
Setelah Pemilu I dilaksanakan, situasi semakin memburuk dan terjadi pertentangan . Beberapa daerah merasa seolah-olah diberlakukan secara tidak adil ( merasa dianaktirikan ) sehingga muncul gerakan separatis di Sumatera yaitu PRRI
( Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia ) dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husen dan PERMESTA ( Piagam Perjuangan Rakyat Semesta ) di Sulawesi Utara dipimpin oleh D.J. Somba dan Kolonel Ventje Sumual.
G. G 30 S/PKI
Pada tanggal 30 September 1965 jam03.00 dinihari PKI melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh DN Aidit dan berhasil membunuh 7 perwira tinggi. Mereka punya tekad ingin menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dengan Komunis-Marxis. Setelah jelas terungkap bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi penumpasan :
1. Menginsyafkan kesatuan-keasatuan yang dimanfaatkan oleh PKI
2. Merebut studio RRI dan kantor besar Telkom dipimpin Kolonel Sarwo Edhy Wibowo dari RPKAD
3. Gerakan pembersihan terhadap tokoh-tokoh yang terlibat langsung maupun yang mendalanginya.
Akhirnya PKI dinyatakan sebagai partai terlarang dan tidak boleh lagi tersebar di seluruh wilayah Indonesia berdasarkan SK Presiden yang ditanda tangani pengemban Supersemar Ltjen Soeharto yang menetapkan pembubaran PKI dan ormas-ormasnya tanggal 12 Maret 1966.


BAB IV
PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI SERTA PERUBAHAN MASYARAKAT DI INDONESIA DALAM UPAYA MENGISI KEMERDEKAAN

A. PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA DALAM UPAYA MENGISI KEMERDEKAAN
1. DEMOKRASI LIBERAL
Pada masa berlakunya Konstitusi RIS ( 1949 ) dan UUDS ( 1950 ) bangsa kita melaksanakan pesta Demokrasi Liberal dengan menggunakan sistem pemerintahan secara parlementer, di mana kepal negara adalah presiden sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dan bertanggung jawab pada Parlemen ( DPR ). Pada masa itu situasi politik tidak stabil karena sering terjadi nya pergantian kabinet dan sering terjadi pertentangan politik di antara partai-partai yang ada. Adapun kabinet yang pernah memerintah antara lain
a. Kabinet Natsir ( 6 September 1950 – 20 Maret 1951 )
Kabinet ini jatuh karena ada mosi tidak percaya bahwa M. Natsir tidak mampu menyelesaikan masalah Irian Barat dan sering terjadi pemberontakan sehingga muncul gerakan DI/TII, Andi Azis, APRA, RMS dsb.
b. Kabinet Sukiman ( 26 April 1951 – 3 April 1952 )
Masalah yang dihadapinya adanya pertukaran nota antara Menlu Ahmad Subarjo dengan Duber AS Merle Cochran tentang bantuan ekonomi dan militer berdasarkan Mutual Security Act ( MSA ) atau UU kerjasama keamanan.
c. Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 3 Juni 1953 )
Masalah yang dihadapinya yaitu :
1. Gerakan separatis di Sumatera dan Sulawesi
2. Peristiwa 17 Oktober
3. Peristiwa Tanjung Morawa
d. Kabinet Ali I ( 31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955 )
Masalah yang dihadapinya yaitu pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh dan Sulawesi serta pergantian KSAD dari Bambang Sugeng pada Bambang Oetoyo
e. Kabinet Burhanudin Harahap ( 12 Agustus 1955 – 3 maret 1956 )
Pada masa ini berhasil melaksanakan Pemilu I dengan 2 periode , tanggal 29 September 1955 memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 memilih anggota Badan Konstituante. Pemilu I ini dimenangkan oleh 4 partai besar yaitu PNI, Masyumi, NU dan PKI.
f. Kabinet Ali II ( 24 Maret 1956 – 14 Maret 1957 )
Masalah yang dihadapinya yaitu timbulnya gerakan anti China dan pemberontakan PRRI/PERMESTA.
g. Kabinet Djuanda
Kabinet ini jatuh karena Badan Konstituante tidak bisa membuat UUD yang baru pengganti UUDS sehingga presiden mengeluarkan Dekritnya tanggal 5 Juli 1959 dan mengumumkan berlakunya Demokrasi Terpimpin.
2. DEMOKRASI TERPIMPIN
Karena Badan Konstituante tidak dapat membuat UUD baru pengganti UUDS maka pada tanggal 5 juli 1959 jam 17.00 hari jum’at Presiden Soekarno mengeluarkan Dekritnya yang berisi :
a. Pembubaran Badan Konstitiante
b. Berlaku kembalinya UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu singkat
Sejak saat itu Presiden mengumumkan berlakunya sistem Demokrasi Terpimpin yang di dalamnya banyak terjadi penyimpangan dan penyelewengan terhadap UUD 1945 antara lain :
a. MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
b. Presiden mengangkat MPRS
c. Pidato presiden yang berjdul ” Penemuan Kembali Revolusi kita ” dijadikan GBHN
d. Lembaga tinggi dan tertinggi negara dijadikan pembantu presiden
e. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan DPR-GR
Pada masa Demokrasi Terpimpin Presiden lebih anyak dipengaruhi oleh PKI dan PKI memainkan peranan pentingnya sehingga mendapatkan perlakuan istimewa dari presiden. Dalam rangka mewujudkan tujuannya maka PKI melakukan tindakan antara lain :
a. Dalam Negeri
1. Berusaha menyusup ke parpol dan ormas yang menjadi lawan
politiknya kemudian memecah belah
2. Dalam bidang pendidikan mengusahakan agar ajaran Marxis
Leninisme menjadi salah satu masta pelajaran wajib
3. Dalam bidang militer, mengindoktrinasi perwira ABRI dengan ajaran
komunis
b. Luar Negeri
Berusaha mengubah politik luar negeri yang bebas dan aktif menjurus ke
negara-negara yang komunis.

B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN PENYUSUNAN UUD BARU
Badan Konstituante yang terbentuk hasil pemilu 1955 bertugas merumuskan konstitusi/UUD yang tetap sebagai pengganti UUD Asementara tahun 1950 bersidang pada tanggal 20 Nopember 1956. Ternyata dalam sidangt tersebut diwarnai dengan perdebatan sengit, para anggota Badan Konstituante lebih banyak mementingkan urusan partainya sendiri daripada kepentingan rakyat. Untuk itulah maka pada 21 Pebruari 1957 mengajukan gagasan yang disebut Konsepsi Presiden yang berisi :
a. Demokrasi terpimpin
b. Kabinet Gotong Royong yang beranggotakan semua wakil parpol
c. Pembentukan Dewan Nasional yang beranggotakan semua wakil partai politik
Konsepsi ini ditolak oleh beberapa partai seperti Masyumi, NU, PSII, Partai Katolik dan PRI karena lebih banyak didominasi oleh PKI. Pada tanggal 22 April 1959 dihadapan sidang Badan Konstitante presiden mengumumkan kembali ke UUD 1945 namun jumlah pendukung tidak mencapai KUORUM sehingga situasi tetap tidak menentu. Untuk itulah maka presiden mengeluarkan dekritnya pada tanggal 5 Juli 1959.
C. KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH DENGAN KONDISI EKONOMI NASIONAL DAN DAERAHSAMPAI TAHUN 1965
1. SISTEM EKONOMI LIBERAL
a. Nasionalisasi De Javasche Bank
Sejak tahun 1951 Bangsa Indonesia hanya mengandalkan hasil perkebunan tanpa ditunjang oleh barang ekspor lain sedangkan barang impor semakin bertambah. Untuk itu pemerintah pada masa kabinet Sukiman menasionalisasi Bank milik Belanda menjadi milik Indonesia dengan nama Bank Indonesia. Usaha ini bertujuan untuk mengatasi krisis keuangan saat itu dan untuk menata ekonomi9 ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik.
b. Sistem ekonomi Gerakan Benteng
Sistem ini merupakan gagasan Dr. Soemitro Djoyohadikusumo yang intinya merupakan suatu kebijakan untuk melindungi pengusaha pribumi namun gagal karena para pegusaha Indonesia lamban dalam usahanya dan ada yang menyalahgunakan bantuan pemerintah.
Usaha ini dilanjutkan oleh Menteri Yusuf Wibisono, pengusaha Indonesia diberikan pinjaman modal dengan harapan akan menjadi produsen dan dapat menghemat devisa negara.
Usaha selanjutnya dilakukan oleh Menteri Perekonomian Mr. Iskaq Cokrohadiosuryo yang mengutamakan tumbuh dan berkembangnya pengusaha swasta nasional pribumi.
c. Sistem ekonomi Ali-Baba
Merupakan bentuk kerjasama antara pengusaha pribumi ( Ali ) dan non pribumi ( Baba). Ide inipun mengalami kegagalan karena pengusaha non pribumi lebih berpengalaman dan pengusaha pribumi hanya diperalat untuk mempermudah mendapatkan kredit.
2. SISTEM EKONOMI PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
a. Devaluasi mata uang
Tanggal 24 Agustus 1959 pemerintah mendevaluasi mata uang Rp. 100,00 menjadi Rp. 100,00 dan Rp. 500,00 menjadi Rp. 50,00, sementara yang di bawah Rp. 100,00 tidak didevaluasi. Tujuan devaluasi untuk meningkatkan nilai rupiah dan rakyat kecil tidak dirugikan.
b. Menekan laju inflasi
Dalam upaya membendung aju inflasi pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU no. 2 tahun 1959 dan mulai berlaku sejak tanggal 25 Agustus 1959 dengan maksud untuk mengurangi banyaknya uang yang beredar agar dapat memperbaiki kondisi keuangan dan pereknomian negara.
c. Melaksanakan pembangunan nasional
Pada tanggal 28 Maret 1963 Presiden Soekarno menyampaikan Deklarasi Ekonomi ( DEKON ) di Jakarta.Tujuannya adalah untuk menciptakan ekonomi nasional yang bersifat demokratis dan bebas dari imperialisme untuk mencapai kemajuan ekonomi yang berpegang pada sistem ekonomi berdikari.

Minggu, 12 Juli 2009

PTK Skripsi Bahasa Indonesia BAB IV dan V

BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
4. 1 Pembelajaran menggunakan Media Gambar
4. 1. 1 Proses Pembelajaran
a. Proses
Pada penggunaan media gambar langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut :
1). Memasang gambar di papan tulis
2). Siswa mengamati gambar yang terpampang di papan tulis
3). Siswa berlatih menulis wacana dengan memperhatikan wacana yang hidup
4). Guru mengawasi dan membimbing siswa dalam penulisan wacana
5). Guru meminta tiga orang siswa untuk membacakan hasil karyanya secara
bergantian.
6). Siswa dan guru mendiskusikan hasil karya siswa terutama dari contoh yang
Dibacakan siswa
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, guru memberikan ulangan tentang materi pembelajaran dan memberikan penguatan dengan menyimpulkan materi pembelajaran pada siswa untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan secara tertulis. Pelaksanaan Post test pada penggunaan media gambar, siswa disediakn yang berbeda dengan gambar untuk menulis wacana dari benda yang menyerupai dengan benda pada kegiatan ini yakni berupa pohon yang dikerdilkan (bonsai).
c. Evaluasi
Pengajaran menulis wacana dapat diketahui hasilnya melalui kegiatan evaluasi.
Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi harus dilakukan dua
kali, yakni evaluasi pada awal pembelajaran dan evaluasi pada pembelajaran
dilaksanakan serta pada akhir pembelajaran.
4. 2. 1 Hasil evaluasi Pembelajaran Menulis wacana menggunakan media gambar.
Data yang dibahas adalah data yang diperoleh dari populasi sebanyak 30 orang tentang

kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar pada siswa kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2007- 2008. Metode dalam penelitian ini deskriptif komunikatif. Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan hasil dan pembahasan pada table di bawah ini :
Tabel 01. Hasil Test kemampuan menulis wacana siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima dengan melalui Media gambar.

1. Kata Sifat = 20
2. Kata Umum dan kata khusus = 20
3. Kata Baku dan tidak Baku = 20
4. Perubahan
Makna kata = 20
5. Makna Denotasi dan Konotasi = 20
Sumber Data : Hasil pemeriksaan tes

a. Analisis Data
1. Kemampuan berdasarkan individu
Berdasarkan table di 01 di atas dapat diketahui bahwa kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar pada siswa kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima sebagai berikut :
a. kemampuan tinggi = 26 orang
b. kemampuan sedang = 4 orang
c. kemampuan rendah = 0 orang
Adapun prosentase kemampuan menulis menggunakan media gambar siswa kelas XI SMAN 1 Sape kabupaten Bima dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P = x 100%
Berdasarkan rumus di atas bahwa prosentase masing-masing kategori adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan tinggi = x 100% = 86, 67 %

b. Kemampuan sedang = x 100% = 13, 33 %
Berdasarkan perhitungan rumus di atas dapat dijelaskan bahwa prosentase kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar siswa kelas XI SMAN 1


Sape Kabupaten Bima dikategorikan baik karena dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang berkemampuan tinggi dalam menulis wacana dengan menggunakan media gambar adalah sebesar 86,67 %
2. Kemampuan Kelompok
a. Mencari Nilai Rata-rata ( Mean ) :
M =
N = Jumlah Sampel
M = Nilai Rata-rata
Diketahui
N = 30
M1 = = 74, 3
Jadi Nilai Rata-rata M = 74, 3
b. Mencari Indeks Prestasi Kelompok
Dalam analisis statistic, penguasaan yang didapatkan oleh individu biasanya dinyatakan dengan nilai rata-rata ( mean ). Langkah tersebut sebenarnya belum merupakan langkah yang memadai, sebab dengan nilai rata-rata saja, dengan tanpa mengetahui batas skor maksimal yang mungkin bisa dicapai dalam kemampuan menulis wacana tersebut, sehingga belum mempunyai gambaran yang jelas , maka digunakan ukuran IPK sebagai berikut :
IPK = x 100 %

= x 100 %

= 74, 3 %
Berdasarkan analisis data di atas maka dapat diketahui bahwa indeks prestasi kelompok ( IPK ) diperoleh subjek penelitian adalah 74, 3 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis wacana pada siswa kelas XI SMAN 1 sape kabupaten Bima memiliki kemampuan normal.
Dengan demikian apabila hasil tersebut merujuk pada criteria penilaian yang telah ditentukan maka nilai tersebut dinyatakan dengan criteria normal karena angka tersebut terletak antara 55 – 74.
Rincian kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
- Apabila siswa memperoleh nilai 0 – 30 : sangat rendah
- Apabila siswa memperoleh nilai 31 – 54 : rendah
- Apabila siswa memperoleh nilai 55 – 74 : Normal
- Apabila siswa memperoleh nilai 75 – 89 : Tinggi
- Apabila siswa memperoleh nilai 90 – 100 : sangat tinggi
Berdasarkan analisis data prosentase kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar yang berkemampuan tinggi sebesar 86, 67 % dikaitkan dengan analisis data indeks prestasi kelompok ( IPK sebesar 74, 3 % dapat dijelaskan bahwa kemampuan menulis wacana dengan menggunakan media gambar pada kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima dikategorikan baik dan secara keseluruhan berkemampuan normal.
c. Evaluasi
Pengajaran menulis wacana dapat diketahui hasilnya melalui kegiatan evaluasi. Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi harus dilakukan dua kali yakni evaluasi pad awal pembelajaran dan evaluasi pada akhir pembelajaran.
4. 2. 2 Hasil Evaluasi pembelajarn menulis wacana menggunakan media realita
a. Penyajian Data
Tabel 02 Hasil tes kemampuan menulis wacana siswa kelas XI SMAN 1 Sape kabupaten Bima dengan menggunakan media Realita.


1. Kata Sifat = 20
2. Kata Umum dan kata khusus = 20
3. Kata Baku dan tidak Baku = 20
4. Perubahan
Makna kata = 20
5. Makna Denotasi dan Konotasi = 20
Sumber data : hasil pemeriksaan test
b. Analisis Data
1. Kemampuan berdasarkan individu
Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa kemampuan menulis wacana menggunakan media realita pada siswa kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima sebagai berikut :
a. kemampuan tinggi = 16 orang
b. kemampuan sedang = 14 orang
c. kemampuan rendah = 0 orang
Adapun prosentase kemampuan menulis menggunakan media gambar siswa kelas XI SMAN 1 Sape kabupaten Bima dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P = x 100%
Berdasarkan rumus di atas bahwa prosentase masing-masing kategori adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan tinggi = x 100% = 53, 33%

b. Kemampuan sedang = x 100% = 46, 67 %
Berdasarkan perhitungan rumus di atas dapat dijelaskan bahwa prosentase kemampuan menulis wacana menggunakan media realita siswa kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima dikategorikan baik karena dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang berkemampuan tinggi dalam menulis wacana dengan menggunakan media gambar adalah sebesar 53,33 %
2. Kemampuan Kelompok
a. Mencari Nilai Rata-rata ( Mean ) :
M =
N = Jumlah Sampel
M = Nilai Rata-rata
Diketahui
N = 30
M1 = = 65,6
Jadi Nilai Rata-rata M = 65,6
b. Mencari Indeks Prestasi Kelompok

Dalam analisis statistic, penguasaan yang didapatkan oleh individu biasanya dinyatakan dengan nilai rata-rata ( mean ). Langkah tersebut sebenarnya belum merupakan langkah yang memadai, sebab dengan nilai rata-rata saja, dengan tanpa mengetahui batas skor maksimal yang mungkin bisa dicapai dalam kemampuan menulis wacana tersebut, sehingga belum mempunyai gambaran yang jelas , maka digunakan ukuran IPK sebagai berikut :
IPK = x 100 %

= x 100 %

= 65,6 %
Berdasarkan analisis data di atas maka dapat diketahui bahwa indeks prestasi kelompok ( IPK ) diperoleh subjek penelitian adalah 65,6 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis wacana pada siswa kelas XI SMAN 1 sape kabupaten Bima memiliki kemampuan normal.
Dengan demikian apabila hasil tersebut merujuk pada criteria penilaian yang telah ditentukan maka nilai tersebut dinyatakan dengan criteria normal karena angka tersebut terletak antara 55 – 74.
Rincian kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
- Apabila siswa memperoleh nilai 0 – 30 : sangat rendah
- Apabila siswa memperoleh nilai 31 – 54 : rendah
- Apabila siswa memperoleh nilai 55 – 74 : Normal
- Apabila siswa memperoleh nilai 75 – 89 : Tinggi
- Apabila siswa memperoleh nilai 90 – 100 : sangat tinggi
Berdasarkan analisis data prosentase kemampuan menulis wacana menggunakan media realita yang berkemampuan tinggi sebesar 53,33 % dikaitkan dengan analisis data indeks prestasi kelompok ( IPK) sebesar 65, 6 % dapat dijelaskan bahwa kemampuan menulis wacana dengan

menggunakan media gambar pada kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima dikategorikan baik dan secara keseluruhan berkemampuan normal.
c. Evaluasi
Pengajaran menulis wacana dapat diketahui hasilnya melalui kegiatan evaluasi. Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi harus dilakukan dua kali yakni evaluasi pad awal pembelajaran dan evaluasi pada akhir pembelajaran.
4. 3 Perbedan kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar dengan media realita pada siswa kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima
No Aspek Gambar Realita
1


2
3 Kemampuan Individu
a. Kemampuan Tinggi
b. Kemampuan sedang
IPK
Kategori
86,67 %
13,33 %
74, 3 %
Tinggi
53, 33 %
46, 67 %
65,6 %
Sedang

















BAB V
PENUTUP
5. 1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbedaan kemampuan menulis wacana media gambar dengan media realita pada siswa SMAN 1 Sape kabupaten Bima tahun pelajaran 2007-2008 adalah sebagai berikut :
a. Secara individual kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar yang tergolong tinggi sebanyak 86,67 % dan yang tergolong sedang sebanyak 13, 33 % dengan indeks prestasi kelompok ( IPK ) 74, 3 termasuk kategori normal
b. Kemampuan menulis wacana menggunakan media realita secara individual mencapai kemampuan tinggi sebanyak 53, 33 % dan yang tergolong sedang sebanyak 46,67 % dengan indeks Prestasi Kelompok ( IPK ) 65,6 termasuk kategori normal
c. Berdasarkan indeks prestasi kelompok kedua kemampuan itu secara umum tidak berbeda
d. Dari kedua media yang digunakan lebih efektif menggunakan media gambar karena secara individual kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar dengan kemampuan tinggi sebanyak 86,67 % sedangkan media realita dengan kemampuan tinggi hanya sekitar 53,33 %.
5. 2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan :
a. Guru Bahasa Indonesia diharapkan selalu mengikuti perkembangan sastra serta melengkapi diri dengan buku-buku tentang menulis wacana
b. Diharapkan guru memberikan motivasi kepada siswa agar rasa kecintaannya terhadap menulis wacana
c. Kiranya setiap sekolah dapat diharapkan melengkapi dengan sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan pengajaran menulis wacana khususnya di SMA Negeri 1 Sape kabupaten Bima
d. Agar setiap sekolah melengkapi perpustakaan dengan buku sastra dan perpustakaan difungsikan sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmini, 1996. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan, Jakarta : Rineka Cipta
Aqib, Zainal, 2002. Profesionalisme guru dalam pembelajaran, Surabaya : Insan Cendekia
Depdikbud, 1994. GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum SLTP, Proyek peningkatan SLTP Bandung : ( induk ) Jawa Barat
Depdiknas RI, 2003. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum, Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah
Djiwandono, Sri esti Wuryani, 2006 Psikologi Pendidikan, Grassindo
Hadi, Soetrisno, 1978 . Metedologi Riset untuk penulisan Paper, Skripsi dan Disertasi, Yayasan Penerbit Universitas Gajah Mada
Hidayat, Kosadi, 1999. Perencanaan Pengajaran Bahasa Indoensia, Bandung : Trimitra Mandiri
Hadi, madalika, J. 2004. dasar-dasar Kurikulum. Surabaya : SIC
Nurgiyantoro, Burhan, 1996. Penelitian Dalam Pengajaran Bahasa dan sastra, Yogyakarta : BPFE.
Parera Jos Daniel, keberhasilan dan kepenulisan bahasa Indonesia untuk penulis dan penyunting buku pelajaran, Depdiknas 2000
Sugiyono, Pendekatan kuantitatif dan R&D. Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, bandung, 2006
Suharto, karti, 2003. Komunikasi Pembelajaran peningkatan mutu guru dalam kegiatan pembelajaran, Surabaya : SIC
Suharto, karti dkk, 2004. TeknologiPembelajaran Pendekatan system konsepsi dan model Sharp, Evaluasi sumber belajar dan media, Surabaya : SIC
Surakmad, Winarno, 1984. Pengantar penelitian ilmiah dasar metode dan teknik Bandung : Tarsito.

PTK Skripsi Bahasa Indonesia

BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Metode penentuan subjek penelitian
Subjek penelitian merupakan sumber informasi terhadap objek yang akan diteliti. Subjek penelitian dapat berupa orang, tempat atau symbol. Apabila subjek penelitian berupa orang, maka jumlah subjek hendaknya menjadi perhitungan bagi peneliti untuk menentukan metode. Subjek yang jumlahnya terlalu besar tidak mungkin melakukan penelitian secara menyeluruh, maka peneliti perlu mengambil sample dengan random sample.

Menurut Sugiono ( 2000 : 60 ) dalam penjelasannya mengatakan, apabila sampel jumlahnya di atas 100 orang, boleh diambil 20 % atau lebih sebagai sample. Sebaliknya sample yang jumlahnya di bawah 100 orang, dapat menggunakan penelitian populasi. Karena subjek yang diteliti pada penelitian ini kapasitasnya di atas 100 orang, maka penelitian menggunakan penelitian sample.
Menurut Arikonto ( 1998 : 115 ), mendefinisikan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan menurut Netra ( 1974 : 10 ) mengemukakan bahwa popu;asi merupakan keseluruhan individu yang menjadi subjek penelitian yang nantinya dikenai generalisasi. Berdasarkan kedua pendapat di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 1 Sape Tahun pelajaran 2007/2008 sebanyak 480 orang.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi ( Djarwanto, 1993 : 103 ).
Penentuan anggota sampelnya adalah secara simple random sampling yaitu pengambilan sample itu secara acak tanpa memperhatikan starat yang ada dalam sejumlah banyak populasi, selanjutnya untuk menentukan jumlah sample yang akan digunakan dalam penelitian ini digunakan simple random sampling, maka yang akan dijadikan sample adalah sejumlah populasi yaitu sebagian dari siswa SMAN 1 Sape yaitu diambil dari dua kela saja yang berjumlah 60 orang. Karena 60 orang cukup mewakili dari siswa yang berjumlah 480 orang.


3.2 Metode Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Observasi (pengamatan) merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, peraba, dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan realita.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu :
a. Observasi nom-sistimatis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrument
b. Observasi sistimatis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.
Untuk membandingkan efektifitas antara penggunaan media gambar dengan media realita, diukur dengan membandingkan perbedaan selisih rata-rata nilai
( means ) pre test dan mean post test pada masing-masing media.Selisih yang tinggi menyatakan efektifitas dari media yang digunakan.
2. Metode Wawancara
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan suatu perencanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Komponen-komponen dari rencana pembelajaran ialah silabus, SK, KD, Indikator, dan Evaluasi.
b). Lembar Kerja Siswa ( LKS )
Lembar Kerja siswa ini berisi perintah-perintah yang harus dilakukan oleh siswa dalam pre test dan post test. Pembelajaran menulis wacana pada masing-masing kelas dilaksanakan tiga tahap yaitu : tahap pendahuluan dan pelaksanaan apresiasi dan pretest. Tahapn ini merupakan tahapan penyampaian materi pelajaran dan tahapan penutupan dengan memberikan penguatan dan pemberian post test.
Selama pembelajaran berlangsung, guru bidang studi sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dikedua kelas tersebut, selalu mengawasi proses belajar mengajar sambil memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru ( penulis ).
3.3 Metode Analisa Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknikanalisis statistic kuantitatif, yaitu dengan cara mempresentasikan option (kemungkinan jawaban pada setiap pertanyaan) untuk mengambil kesimpulan setiap variable penelitian. Untuk menganalisis data pada penelitian ini, peneliti menggunakan system penilaian acuan patokan ( PAP ) yaitu dengan mengubah skor mentah ke skor standar.
Prosedurnya adalah :
a). Mencari Skor Maksimal Ideal ( SMI )
Rumus : Jumlah soal x bobot
b). Mencari angka Rata-rata Ideal ( MI )
Rumus : ½ x SMI
c). Mencari standar Deviasi Ideal ( SDI )
Rumus : 1/3 x MI


Di mana :
Σ fX = Jumlah frekwensi skor seluruh siswa

N = Jumlah sample

M = Nilai Rata-rata

a. Selanjutnya peneliti mencari :
SD =√ Σ fX
N
Di mana :
SD = Standar Deviasi
Σ fX = Jumlah frekwensi skor seluruh siswa

N = Jumlah sample

Untuk mengetahui tingkat kemampuan individual, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut :

1). Kemampuan tinggi adalah M+1 SD ke atas
2). Kemampuan sedang adalah M ± 1 SD sedang
3). Kemampuan rendah adalah M – 1 SD ke bawah
Mencari frekuensi masing-masing kategori
P = x 100%


Selanjutnya peneliti mencari Indeks Prestasi kelompok dengan rumus :
IPK = x 100%

Di mana :

IPK = Indeks Prestasi Kelompok
M = Mean atau Nilai rata-rata
SMI = Skor maksimal ideal, artinya skor yang mungkin dicapai, semua skor dicapai kalau
semua soal dijawab dengan benar

PTK Skripsi Bahasa Indonersia Bab II

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar
2.1.1 Hakikat Pembelajaran
a. Pendidikan menitik beratkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian.
Latihan pada menitikberatkan pada pembentukan keterampilan, sedangkan pengajaran merupakan proses yang terarah pada tujuan yang direncanakan.
b. Teknologi pendidikan menitik beratkan pada aplikasi kreatif ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan
c. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsure manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan teori belajar ada 5 pengertian pengajaran menurut ( Aqib, 2003 : 41 )
1. Pengajaran ialah upaya menyampaikan pegetahuan kepada peserta didik atau siswa di sekolah
2. Pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah.
3. Pembelajaran adalah upaya mengorganisir lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
4. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menadi warga masyarakat yang baik.
5. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
d. Suatu system pembelajaran memiliki 3 ciri utama yaitu memiliki rencana khusus, saling ketergantungan antara unsur-unsurnya
e. Unsur minimal system pembelajaran adalah siswa, tuuan, prosedur, guru, atau media pengganti. unsure dinamis dari guru terdiri dari motivasi, sumber bahan, alat Bantu, suasana belajar, dan subyek yang belajar.


2. 1. 2 Pengertian Belajar
Menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan dan intelektual anak dengan jalan menghafal. Ahli pendidikan modern merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut : “ Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkatpengalaman dan latihan. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik, dari pemarah menjadi peramah.”
Seorang yang belajar kelakuannya akan berubah daripada sebelum itu. Jadi belajar tidak hanya mengenal bidang intelektual akan tetapi mengenai seluruh pribadi anak. Perubahan kelakuan karena mabuk bukanlah hasil belajar. Dalam kamus Paedagogik, bahwa belajar adalah berusaha memiliki kecakapan.Seseorang telah mempelajari sesuatu terbukti dengan perbuatannya yang mempunyai kemajuan dari masa kepekaan
Belajar bagaikan mengalir di sebuah sungai, mengalir, dinamis, penuh resiko, menggairahkan, kesalahan, kreativitas, potensi dan ketakjuban mengisi tempat itu. Mengajar bagaikan “tukang bersih sungai “ agar air dapat mengalir bebas hambatan, mengangkat sampah, membuat kotoran, mengeruk Lumpur, pasir, memindahkan batu, kayu.
Jadi mengajar membutuhkan ketulusan hati, kesetiaan, kemesraan, kesabaran, cinta, suka cita, improvisasi, pengendalian diri memenuhi pekerjaan itu. Belajar diibaratkan sungai yang indah diarungi, berliku-liku banyak jeram, batu, padas, tebing dan curam segala yang tersembunyi dan terbuka ada di situ dalam ketidak aturan.
2. 1. 3 Teori Belajar dan Teori Pembelajaran
Pendidik sewajarnya mendalami dan mengetahui beberapa teori belajar dan teori pembelajaran yang dibutuhkan untuk menerapkan dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas.
Teori-teori belajar dan pembelajaran tidak begitu saja disimpulkan oleh para ahli tetapi brtahun-tahun mereka menerapkan keterampilan-keterampilan berpikir mulai dari merumuskan masalah hingga mengambil kesimpulan, sekarang kita tinggal mengginakan kepentingan anak-anak kita dalam penggunaan teori-teori tersebut.

Hasil penerapan teori tersebut dapat kita diskusikan dan kita elaborasikan dengan teman sejawat dan selanjutnya kita bahas apa kekurangan dan kelebihan teori-teori tersebut.
1. Teori Belajar Sosial
Teori belajar social dikembangkan oleh Albert Bandura tahun 1969. Pada prinsipnya merupakan teori belajar prilaku tetapi lebih menekankan pada dampak perilaku dan proses mental internal. Dalam teori belajar social, penjelasan secara eksternal untuk bagaimana anak belajar dari orang lain , melalui pengamatan dunia social interpretasi kognitif di dunia social sehingga menimbulkan informasi dan penampilan yang komplek untuk dipelajari. Teori belajar social “ manusia tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak dipikul oleh keadaan lingkungan tetapi fungsi psikologis diterapkan sebagai interaksi yang terus menerus, timbale balik, dari aspek pribadi dan aspek lingkunagn sehingga lingkungan diubah melalui perilaku.
Konsep utama dari teori belajar social adalah pemodelan ( penelusuran dan demonstrasi ). Contoh; Guru Olahraga mendemonstasikan loncat tinggi dan anak-anak menirunya.
Teori belajar memiliki 4 fase :
a. Fase perhatian ( perilaku keteladanan yang diikuti oleh murid )
b. Fase retensi ( pengamatan dan pengujian simbolik )
c. Fase reproduksi ( kode simbolik dengan bayangan ingatan tersusun )
d. Fase motivasi ( peniruan dan dorongan dengan pujian dan hukuman )
2. Teori Belajar-Mengajar Jerume Bruner
Belajar yang terpenting bagaimana memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif karena hal ini merupakan inti belajar.
Belajar menurut Bruner adalah bagaimana mengembangkan enaktif, ikonik dan simbolik.
Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan 2 asumsi :
a. proses perolehan pengetahuan merupakan proses interaktif
b. proses mengkontribusikan pengetahuan dengan asosiasi informasi ausebal.


Teori pembelajaran Bruner meliputi :
1) guru memberikan pengalaman-pengalaman optimal bagi anak untuk mau dan dapat belajar
2) Guru mengstrukturkan pengetahuan untuk pemahaman optimal
3) guru merinci urutan-urutan penyajian materi ajar secara optimal
4) guru memikirkan bentuk dan pemberian umpan balik misalnya, memberikan hadiah pujian dan hukuman selama KBM. Hadiah itu meliputi hadiah ekstrinsik dan hadiah instrinsik.
3. Teori Belajar Ausubel
Menurut Ausubel dan Novac, ada 2 dimensi belajar :
a. dimensi penerimaan dan penemuan
b. dimensi hafalan dan bermakna
Kedua hal di atas merupakan suatu kontinum dan dikotomi antara hafalan bermakna yang terjadi pada diri anak. Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah “ Belajar bermakna “. Belajar bermakna akan terjadi bila informasi baru dapat dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif anak. Sedangkan belajar hafalan terjadi bila informasi baru tidak dapat dikaitkan pada konsep-konsep yang sudah ada dalamstruktur kognitif anak.
Faktor yang paling penting mempengaruhi belajar ialah “ apa yang diketahui anak, yakin ini dan ajarlah ia demikian “.
4. Teori Belajar menurut Faculty Psychology ( Ilmu jiwa Daya )
Jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti daya piker,daya mengenal, daya mengingat, daya mengamati, daya mengerjakan dan lain-lain. Daya-daya ini berkembang dan berfungsi apabila dilatih dengan cara tertentu. Belajar menurut ilmumjiwa daya adalah “ usaha melatih daya-daya agar berkembang sehingga dapat berpikir mengingat, menegnal, mengamati, dan melakukan dengan cara menghafal, memecahkan soal-soal dan berbagai jenis kegaitan lainnya “.
5. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Assosiasi


Jiwa manusia terdiri dari assosiasi dari berbagai tanggapan yang masuk ke dalam jiwa kita. Assosiasi itu biasanya terbentuk berkat adanya hubungan stimulus dan response ( S-R ). Menurut ilmu jiwa Asspsiasi, belajar berarti “ membentuk hubungan-hubungan stimulus dan response dengan melatih hubungan itu agar bertalian erat. Belajar demikian sifatnya mekanis seperti mesin dan akhirnya terbentuk kebiasan-kebiasaan sejumlah ilmu pengetahuan “. Teori belajar ilmu jiwa assosiasi dikemukakan oleh E. L. Tordike.
6. Teori Belajar Organis ( Il,u jiwa Gestalt )
Jiwa manusia merupakn satu keseluruhan yang bulat atau utuh bukan tangggapan-tanggapan ( elemen-elemen ). Jiwa manusia bersifat hidup dan aktif dan berinteraksi dengan lingkungan. Belajar menurut pandangan ini berarti “ mengalami, bereaksi, berbuat, berpikir secara kritis “. Azas belajar teori organis meliputi :
a. Keseluruhan lebih dari jumlah bagian-bagian
b. belajar adalah suatu proses perkembangan
c. belajar adalah re-organisasi pengalaman
d. belajar lebih berhasil apabila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan anak.
e. belajar suatu proses yang berlangsung terus-menerus.
Gagne memberikan tingkatan mengajar atau bimbingan siswa ke dalam 8 tipe :
a. belajar berdasarkan isyarat ( signal learning )
b. belajar berdasarkan stimulus – respon ( stimulus response learning )
c. belajar rangkaian ( chaining )
d. assosiasi verbal ( verbal association learning )
e. belajar diskriminasi ( discrimination learning )
f. belajar konsep ( concept learning )
g. belajar aturan ( rule leraning )
h. belajar pemecahan masalah ( problem solving learning )
7. Teori perkembangan intelektual manusia oleh J. Pieget
Siswa Sekolah Dasar usia 6 sampai 13 tahun berada pada operasi konkrit.


Jadi belajar adalah bagaimana upaya untuk mengkongkritkan sesuatu sehingga anak dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya.
8. Teori Belajar Pemahaman Dubensky
Belajar adalah bagaimana melakukan aksi, melakukan proses dari obyek dan skema yang telah disediakan sehingga memudahkan anak di dalam pemahamannya .
9. Teori Konstruktivistik dalam pembelajaran
Konstruktivistik memandang bahwa pengetahuan adalah non objektif, bersifat temporer selalu berubah dan tiidak menentu. Belajar adalah penyusunan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolabotarif dan refleksi serta interpretasi. Menagajar adalah menata lngkungan agar sibelajar termotivasi dalam menggali serta menghargai ketidak menentuan. Si belajar akan memiliki pemahaman yang berbeda pada pengetahuan tergantung pada pengalamannya dan perspektif yang dipakai dalam mengimplementasikannya. Kegagalan atau keberhasilan dan kemampuan atau ketidak mampuan dilihat sebagai interpretasi yang berbeda yangperlu dihargai. Kebebasan di pandang sebgai penentu keberhasilan belajar. Si belajar adalah subjek yang harus mampu untuk dipegang oleh si belajar.
Tujuan pembelajaran ditentukan pada belajar, bagaimana belajar yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas, kreativitas, produktif dalam konteks yang nyata dan dapat didemonstarikan kembali.
2. 2 Media pengajaran
Melalui proses komunikasi , pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati orang lain. Agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media.
2. 2. 1 Jenis-jenis Media Pembelajaran
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar tidak dapat sukses apabila hanya menggunakan asatu atau dua media saja, namun menggunakan media yang banyak justru memungkinkan siswa dapat memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut. Semakin banyak media yang digunakan oleh guru semakin baik dicapai tetapi penggunaan media tergantung pada materi yang diajarkan oleh guru.

Dengan demikian , maka media pengajaran dapat dibagi menjadi :
Jenis media ditinjau dari kesiapan dan pengadaannya, media dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu media jadi dan media rancangan. Media jadi merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dan dalam keadaan siap pakai yang sifatnya hemat dalam waktu, tenaga, dan biaya untuk pengadaannya. Sedangkan media rancangan harus dipersiapkan dan dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Dalam menentukan proses tujuan pembelajaran itu sendiri yang memeras banyak waktu, tenaga dan biaya karena untuk mendapatkan kehandalalan dan kesohihannya diperlukan serangkaian kegiatan variasi valisasi protipenya. Tapi dari dua mcama pembagian media yang secara global di atas, media jadi sedikit tidaknya memiliki kekurangan yang kecil kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang dapat sepenuhnya sesuai dengan tujuan atau kebutuhan pemeblajaran setempat dikarenakan oleh faktor waktu, tenaga dan biaya ( Sardiman, 1966 : 81 ).

Dari pembagian di atas maka yang tergolong media jadi itu sebagai berikut :
1. Media hasil teknologi cetak
2. Media hasil teknologi audiovisual
3. Media hasil teknologi berbasis computer
4. Media gabungan teknologi cetak dan computer
5. Media hasil teknologi cetak, adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti : buku dan materi visual statis terutama melalui oroses pencetakan mekanis atau fotografis , contohnya : teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi
6. Teknologi audiovisual merupakan car menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio
dan visual yang memiliki cirri-ciri utama sebagai berikut :
a. mereka biasanya bersikap linear
b. mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis
c. mereka menggunakan dengan cara telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang dan pembuatnya
d. mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak
e. mereka dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif
f. umumnya mereka berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah ( Arsyad, 1977 : 29 )
7. Teknologi berbasis computer, merupakan cara menghasilkan atau menghasilkan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesos, yang memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
a. mereka digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear
b. mereka digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan
perancang/pengembang sebagaimana direncanakannya.
c. biasanya gagasan –gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata symbol dan grafik
d. prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media
e. pembelajaran dapat berorientasi siswa dan dapat melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi.
8. Tekhnologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang
menggabungkan pemakain beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh computer, yang memiliki ciri bentuk media yang dikendalikan oleh computer, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Ia dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear
b. Ia dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa bukan saja dengan cara yang direncanakan dan inginkan oleh perancangnya.
c. Gagasan-gagasan yang sering disajikan secara realistis dalam kontek pengalaman siswa,
menurut apa yang relevan dengan siswa di bawah pengendalian siswa
d. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktifisme diterapkan dalam mengembangkan dan penggunaan pelajaran ( Arsyad, 1977 : 33 ).

Selanjutnya untuk memperjelas dari media rancangan dapat digolongkan adalah :
1. Media Peta
Media peta adalah “ gambaran permukan bumi dilihat dari atas yang diperkecil dengan skala. Permukaan bumi dalam peta digambarkan dengan symbol, antara lain symbol jalan, kota, sungai, laut, dan gunung “ ( Suharsini, 1996 : 1)
Dalam mempelajari peta kita perlu memperhatikan beberapa syarat yang ada pada peta, sebagai berikut :
a. Judul peta, peta harus diberi judul yang mencerminkan isi dan daerah yang gambar, sehingga dengan melihat peta kita mengetahui dengan cepat apa yang digambarkan dalam peta itu
b. Skala peta, perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sebenarnya, ada dua
macam skala yaitu skala angka dan skala garis. Skala angka adalah : skala dalam bentuk.
Contoh peta propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berskala 1 : 800.000. Maksudnya setiap 1 cm pada peta tersebut jarak sebenarnya 800.000 cm atau 8 km. Skal garis atau grafik adalah : skala dalam bentuk garis.
c. Sumber, sumber perlu ditulis agar pembaca mengetahui darimana sumber peta atau sumber data diperoleh
d. Tahun pembuatan, tahun pembuatan sanat diperlukan pada peta-peta yang
menggambarkan data yang mudah berubah, misalnya peta penyebaran penduduk, peta hasil pertanian dan peta tambang
e. Penunjuk arah ( mata angin ), penunjuk arah sangat penting bagi pembaca peta.
Dengan petunjuk arah pembaca dapat mengetahui arah Utara, Selatan, Barat dan Timurnya peta.
f. Inset adalah penunjuk lokasi daerah dipetakan, agar letak daerah yang dipetakan menjadi jelas.
g. Legenda adalahberguna untuk memberi penjelasan symbol-simbol yang ditampilkan agar lebih mudah untuk dibaca. Simbol-simbol itu menggambarkan keadaan yang sebenarnya dipermukaan bumi ( Suharsini, 1996 : 2 ).
a. Jenis-jenis peta
1. Peta umum
Peta umum adalah “ peta yang memberikan gambaran atau kenampakan yang bersifat umum pada suatu daerah tertentu “ ( Suharsini, 1996 : 2 ) untuk lebih memperjelasnya peta umum dapat digolongkan menjaditiga, sebagai berikut :
a. Peta Topografi yaitu peta umum yang berskala besar ( biasanya skala 1 : 50.000 ),
sehingga kenampakan yang tergambar sangat detail dan pada daerah yang sempit.
Misalnya peta desa
b. Peta Chorografi yaitu : peta umum berskala sedang, peta ini berisi kenampakan
yang bersifat umum dan pada daerah yang agak luas, misalnya peta daerah
kecamatan dan kabupaten.
c. Peta Geografi dan dunia adalah peta umum yan berskala kecil. Oleh karena itu
kenampakan yang tergambar sangat global. Hanya menggambarkan hal yang
penting- penting saja, misalnya peta propinsi, Negara dan dunia ( Suharsini, 1986 : 3 )
2. Peta Khusus ( Tematik )
Peta khusus adalah “peta yang menggambarkan kenampakan yang bersifat khusus, yang terdapat pada daerah tertentu “. ( Suharsini, 1994 : 3 ).

Adapun jenis-jenis dari peta khusus sebagai berikut :
a. Peta pariwisata adalah peta yang menggambarkan obyek-obyek wisata yang
terdapat dalam daerah
b. Peta perhubungan adalah peta yang menggambarkan penghubungan antara satu
tempat dengan tempat lain dalam satu daerah
c. Peta iklim adalah peta yang menggambarkan keadaan iklim pada suatu daerah
tertentu
d. Peta Vegatali adalah peta yang menggambarkan jenis-jenis vegatali pada suatu
daerah.
e. Peta penduduk adalah peta yang menggambarkan data-data penduduk di suatu
daerah. Misalnya jumlah penduduk, penyebaran penduduk.
f. Peta tambang adalah peta yang menggambarkan data hasil tambang suatu daerah
( Suharsini, 1994 :4 ).

b. Penggunaan Peta
Untuk memperjelas dari penggunaan peta ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Peta Topografi
Peta ini antara lain dipergunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan perang,
untuk perencanaan pembuatan jalan, saluran sungai dan jalan kereta api.
2. Peta Dunia
Peta ini baik sekali untuk mengetahui bentuk-bentuk benua, luas Negara-negara, lokasi Negara, ibukota Negara, laut dan lautan. Peta dunia sangat membantu
dalam memahami daerah luar di permukaan bumi.
3. Peta Pariwisata
Peta ini dapat dipergunakan untuk mempromosikan obyek-obyek wisata di suatu daerah, contoh peta priwisata di suatu daerah, contoh peta pariwisata daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Peta penduduk
Peta ini dapat dipergunakan untuk kepentingan analisis jumlah penduduk dan penyebarannya pada suatu daerah, contoh : peta penyebaran penduiduk kecamatan Patuk
5. Peta tambang
Peta ini dapat dipergunakan untuk mengetahui banyak sedikitnya hasil tanbang, jenis-jenis tambang dan penyebarannya di suatu daerah ( Suharsini, 1994 : 5 ).

2. Atlas
Yang dimaksud Atlas adalah :
Kesimpulan peta dalam bentuk buku. Peta yang dibukukan dibedakan menjadi peta umum dan peta khusus. Oleh karena itu atlaspun dapat dibedakan menadi atlas umum dan atlas khusus. Atlas umum terdiri atas peta peta-peta umum comtohnya atlas Indonesia dan
dunia. Atlas khusus terdiri atas peta-peta khusus, contohnya : Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, dan atlas geologi Indonesia ( Suharsini, 1994 : 6 ).


Unsur-unsur dalam atlas yang baik mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
a. Pada bagian sampul dituliskan judul atlas, misalnya atlas Indonesia dan dunia. pada bagian sampul dituliskan nama penyusun dan penerbit.
b. Daftar isi, memuat atlas secara keselruhan peta yang terdapat di dalam atlas sesuai halamannya.
c. Legenda ( keterangan ) sama seperti pada peta, yaitu dengan symbol-simbol
untuk lebih jelasnya perhatikan atlas di sekolah.
d. Kata pengantar, berisi maksud atau tujuan dari penyusun atlas
e. Indeks, dimaksud untuk memudahkan dalam mempergunakan, misalnya dalam
mencari untuk suatu kota, pilau, gunung, danau, sungai, dan unsur-unsur
geografi yang lain ( Suharsini, 1994 : 6 ).

Mencari iformasi dalam atlas adalah “informasi dalam, dapat dicari dengan mempergunakan indeks, daftar isi, serta garis lintang dan garis bujur “( Suharsini, 1994 : 6 )
Untuk lebih jelasnya dapat peneliti jelaskan sebagai berikut :
a. Indeks
Kenampakan geografis seperti kota, pulau, gunung, danau dan sungai dapat dicari pada atlas dengan mempergunakan indeks. Agara lebih jelas dalam menunjuk kenampakan yang kita cari, indeks dibagi menjadi sua bagian ayitu Indonesia dan dunia. Setiap bagian dalam kelompok-kelompok kota, gunung/pegunungan, pulau, sungai, danau/waduk, teluk, selat, laut, samudera, tanjung, dan pelabuhan udara.
b. Daftar Isi
Daftar isi memuat semua judul peta yang ada beserta halamnnya melalui daftar isi, dengan cepat dapat mencari peta yang diinginkan.
c. Garis lintang dan garis bujur
Pada setiap peta pasti digambar garis-garis lintang dan garis-garis bujur. Garis lintang digambarkan horizontal, sedangkan garis bujur digambar dengan garis-garis vertikal.
3. Globe
Pengertian Globe adalah “ permukaan bumi kita, dapat digambarkan pada bidang datar, juga dapat digambarkan pada sebuah kota. Gambaran permukaan bumi pada sebuah bola disebut Globe. Jadi globe adalah miniatur dari bola bumi “ (Suharsini : 1994 : 7 )


Pada Globe dapat dilihat kutub Utara dan kutub Selatan bumi, kutub Utara terletak pada bagian ujung atas dan kutub Selatan pada bagian ujung bawah.
a. Garis Lintang
Pada globe dapat digambarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis yang melingkari permukaan bumi, bumi dibagi mejadi sua belahan yaitu belahan bumi Utara dan belahan bumi Selatan. Belahan bumi Utara dari garis lintang 00 – 90 0 LU belahan bumi Selatan dan garis lintangnya 00 – 90 0 LS.
b. Garis Bujur ( maridem )
Garis bujur adalah garis yang menghubungkan kutub Utara dan kutub Selatan. Garis bujur 00 – 1800 membagi bumi menjadi dua sama besar, bumi menjadi dua belahan yaitu belahan bumi bagian Barat dan Timur.
Garis bujur 00 kota Grenwich ( dekat London ) dari kota Grenwich kea rah timur sampai 180 0 disebut bujur Timur, sedangkan dari kota Grenwich ke Barat sampai 1000 disebut bujur Barat. Garis 1800 BT dan 1800 BB berimpit di samudera Pasifik. Garis ini dengan beberapa pembelokan disebut garis tanggal internasional, kegunaan garis bujur adalah untuk menentukan waktu di permukaan bumi, cara menghitungnya setiap 150 bujur mempunyai selisih waktu 60 menit ( 1 jam ) untuk menentukan waktu kita berpedoman pada waktu Greenwich atau GMT ( Greenwich Mean Time )
c. Kegunaan Globe
Melalui globe kita dapat mencari letak suatu daerah dipermukaan bumi, sebagai contoh Kepulauan Indonesia, pada Globe dapat dibaca sebagai berikut
1. Dua pertiga terletak di belahan bumi Selatan dan sepertiganya di belahan bumi Utara
2. Semua wilayah kepulauan Indonesia terletak di belahan bumi bagian Timur
3. Kepulauan Indonesia diapit oleh dua benua yaitu benua Asia dan Australia serta diantara Samudera Pasifik dan Hindia ( Suharsini, 1994 : 8 )
Dengan demikian bahwa globe sangat bermanfaat dalam memberikan
penjelasan kepada siswa tentang kutub-kutub yang terdapat dalam wilayah Indonesia sehingga siswa memahami dan mengerti geogtafis bangsa Indoensia
dengan baik.
2. 2. 2 Manfaat Media Pengajaran
Manfaat media pemgajaran dapat dirasakan oleh siswa ketika mengikuti jalannya proses belajar mengajar. Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar termasuk dalam alat peraga.
Pengertian alat peraga adalah alat-alat untuk membantu pengajaran menyampaikan pengetahuan dan keterampilan, dengan batasan bahwa alat peraga bukan menggantikan pengajar tetapi pembantu.
Alat peraga dibagi menjadi tiga bagia yaitu :
1. Alat peraga pendengaran adalah alat peraga yang menuntut indera pendengar, misalnya tape recorder, radio
2. Alat peraga penglihatan adalah alat peraga yang menuntut indera penglihatan misalnya gambar, bahan-bahan tulisan.
3. Alat peraga pendengar dan penglihatan adalah alat peraga yang menuntut indera dan pendengar misalnya Televisi.
2. 2. 3 Alat/sarana dan sumber belajar
Alat/sarana
a. Pada penggunaan media gambar, disediakan dua buah gambar untuk proses pembelajaran dan posttest
b. Pada penggunaan media realita , untuk proses pembelajaranmenggunakan benda/pohon yang ada di luar kelas dan untuk posttest disediakan benda yang dapat dibawa ke dalam kelas



Sumber Belajar
Bahasa Indonesia Untuk SMPN kelas III
2. 2. 4 Penilaian
Prosedur
a. Penilaian proses Belajar : Tertulis
b. 1) Penilaian Pre test : Lisan dan tertertulis
2) Penilaian post test : tertulis
Alat Penilaian
Disediakan lembar tugas untuk membentuk wacana dalam bentuk prosa
Aspek Penilaian
Dipusatkan penggunaan syarat wacana yang hidup.
Desain Penelitian
Perencanaan
Membagi lembar kerja siswa ( LKS ) untuk mengujikemampuan siswa dalam menulis wacana menggunakan media gambar dan realita pada kelas XI SMAN 1 Sape.
Skenario Pembelajaran sebagai berikut :
1). Pada penggunaan media gambar langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut :
a. Memasang gambar di papan tulis
b. Siswa mengamati gambar yang terpampang di papan tulis
c. Siswa berlatih menulis wacana dengan memperhatikan wacana yang hidup
d. Guru mengawasi dan membimbing siswa dalam penulisan wacana
e. Guru meminta tiga orang siswa untuk membacakan hasil karya nya secara
bergantian
f. Siswa dan guru mendiskusikan hasil karya siswa terutama dari contoh yang
dibacakan siswa
2). Pada penggunaan realita , langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut :
a. Siswa diajak keluar di sekitar sekolah
b. Siswa mengamati satu pohon yang ditunjuk guru

c. Siswa berlatih menulis wacana yang memperhatikan syarat wacana yang hidup
d. Siswa diajarkan kembali ke dalam kelas
e. Guru meminta tiga orang siswa untuk membacakan hasil karyanya secara bergantian
f. Siswa dan guru mendiskusikan hasil karya siswa, terutama pada contoh yang dibacakan siswa
Pada akhir pembelajaran, guru memberikan ulangan tentang materi pembelajaran dan memberikan penguatan dengan menyimpulkan materi pembelajaran pada siswa untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan secara tertulis. Pelaksanaan post test pada penggunaan media gambar, siswa disediakan yang berbeda dengan gambar untuk menulis wacana dari benda yang menyerupai dengan benda pada kegiatan inti yakni berupa pohon yang dikerdilkan ( bonsai ).
Guru menyampaikan terimakasih atas partisipasi siswa dalam penelitian dan minta maaf sebelum meninggalkan ruangan kelas.
2. 3 Hasil Pembelajaran
Pengajaran menulis wacana dapat diketahui hasilnya melalui kegiatan evaluasi. Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi harus dilaksanakan dua kali, yakni evaluasi pada awal pembelajaran atau sebelum pembelajarandilaksanakan ( Pretest ) dan evaluasi pada akhir pembelajaran yang dinamakan posttest kenaikan nilai rata-rata
( mean ) dari post test hasil pembelajaran menulis wacana

PTK Skripsi Bahasa Indonesia

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS WACANA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DENGAN MEDIA REALITA PADA

SISWA KELAS XI DI SMAN 1 SAPE KABUPATEN BIMA

TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

TIM PENYUSUN :

NURJANAH ( Ketua Tim Peneliti )

Dra. SRI SUHADAH ( Anggota Tim Peneliti )

SMA NEGERI 1 SAPE

2008

Lembar Pengesahan

A. Judul Penelitian : Perbedaan Kemampuan Menulis Wacana Menggunakan Media

Gambar Dengan Media Realita Pada Siswa Kelas XI Di SMAN 1

Sape Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2007 / 2008

B. Peneliti :

1. Ketua Peneliti :

a. Nama : Nurjanah

b. Nip. : 131 773 378

c. Unit Kerja : SMAN 1 Sape

d. Alamat : Desa Rasabou Kecamatan Sape Kab. Bima

2. Anggota Peneliti :

a. Nama : Dra Sri Suhadah

b. Nip. : 132129187

c. Unit Kerja : SMAN 1 Sape

d. Alamat : Desa Sari Kecamatan Sape Kab. Bima

Sape,

Pembimbing Peneliti

Junaidy Nurjanah

Nip.131842252 Nip. 131 773 378

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Drs. H. Adhamuddin HA

Nip. 130 608 708

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan HidayahNya sehingga penelitian Tindakan Kelas yang berjudul Perbedaan Kemampuan Menulis Wacana Menggunakan Media Gambar Dengan Media Realita Pada Siswa Kelas XI Di SMAN 1 Sape Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2007 / 2008 dapat penbulis selesaikan.

Kegiatan penyusunan PTK ini terlaksana dengan baik karena adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang banyak membantu penulisan PTK ini terutama kepada :

1. Drs. H. Adhamuddin HA selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Sape

2. Junaidy, selaku pembimbing

3. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan sehingga PTK ini dapat diselesaikan.

Akhirnya dengan penuh kerendahan hati, penulis menyadari bahwa PTK ini memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna penulisan yang lebih baik di masa datang. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Sape,

Penulis

Halaman

DAFTAR ISI…………………………………………………………………

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….

KATA PENGANTAR……………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………

ABSTRAK…………………………………………………………………..

BAB I………………………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………….

1.2 . Rumusan Masalah………………………………………………………

1.3 . Tujuan Penelitian………………………………………………………..

1.4 Manfaat Penlitian ………………………………………………………

BAB II ………………………………………………………………………

2.1 Konsep dasar ……………………………………………………………

2.2 Media Pengajaran ……………………………………………………….

2.3 Hasil Pembelajaran……………………………………………………..

BAB III……………………………………………………………………..

3.1 Metode Penentuan Subjek Penelitian ………………………………….

3.2 Metode Pengumpulan Data ……………………………………………

3.3 Metode Analisa Data ………………………………………………….

BAB IV …………………………………………………………………….

4.1 Pembelajaran Menggunakan media Gambar ………………………….

4.2 Hasil evaluasi pembelajaran menulis wacana menggunakan metode

Realita ………………………………………………………………..

4.3 Perbedaan Kemampuan menulis wacana menggunakan media

gambar dengan media realita …………………………………………

BAB V …………………………………………………………………….

5. 1 Simpulan ……………………………………………………………...

5. 2 Saran-Saran ………………………………………………………….

Daftar Pustaka ……………………………………………………………

ABSTRAK

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS WACANA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DENGAN MEDIA REALITA PADA SISWA KELAS XI

DI SMAN 1 SAPE KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

OLEH :

NURJANAH, 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar dan media realita pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sape kabupaten Bima tahun pelajaran 12007-2008 serta untuk mengetahui manakah yang lebih efektif dari kedua media tersebut setelah sisw mengikuti pembelajaran menulis wacana

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan populasi siswa kelas XI SMA Negeri 1 sape kabupaten Bima sebanyak 30 siswa yang merupakan repsentatif secara proporsional dari siswa yang berjumlah 480 orang

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahwa perbedaan kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar dan media realita adalah sebagai berikut :

  1. Secara individual kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar yang tergolong tinggi sebanyak 86, 67 % dan yang tergolong sedang sebanyak 13,33 % dengan indeks prestasi kelompok 74,3 termasuk dalam kategori normal
  2. Kemampuan menulis wacana menggunakan media realita secara individual mencapai kemampuan tinggi sebanyak 53,33 % dan yang tergolong sedang sebanyak 46,67 % dengan indek prestasi kelompok 65,6 termasuk kategori normal
  3. Berdasarkan indeks prestasi kelompok kedua kemampuan tersebut secara umum tidak berbeda
  4. Dari kedua media yang digunakan lebih efektif menggunakan media gambar karena secara individual kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar dengan kemampuan tinggi sebanyak 86, 67 % sedangkan media realita dengan kemampuan tinggi hanya sekitar 53, 33 %.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan. Bahasa sebagai milik manusia menjadi salah satu cirri pembeda antara manusia dengan mahluk lainnya (Tarigan, 1986 : 4 ). Dari pernyataan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa bahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan, bahasa merupakan pembeda dengan mahluk lainnya, bahkan dengan bahasa dapat menunjukkan bangsa seseorang.

Di dalam Bahasa Indonesia ditemukan sejumlah ragam bahasa. Ragam bahasa merupakan salah satu dari sejumlah variasi dalam pemakaian bahasa. Variasi itu muncul karena pemakaian bahasa memerlukan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi ( Sabaryanto, 1994 : 1 ). Dari penjelasan di atas, bahwa bahasa menempati tempat sentral dalam kehidupan. Oleh sebab itu kajian tentang bahasa harus selalu menempatkan kajian tersebut dalam hubungan dengan kehidupan manusia, karena tanpa bahasa, manusia tidak dapat hidup dan tanpa manusia yang hidup tidak akan ada bahasa. Hal ini telah diamanatkan dalam Tap MPR no. IV/MPR/1999, bahwa : 1) meniingkatkan kualitas komunikasi diberbagai bidang menlalui penguasaan dari penyerapan teknologi informasi dan komunikasi guna memperkuat daya saing bangsa dalam menghadapi tantangan global ( Tap MPR : 1999 : 22 ). Dalam rangka mengembangkan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi, bangsa yang berkepribadian dan memiliki kesadaran , perlu ditemukan kemampuan masyarakat untuk mengangkat nilai- nilai sosial budaya yang luhur.

Kegiatan tulis menulis pada jaman yang modern dan era globalisasi ini mengalami kemajuan yang sangat pesat dan menuntut manusia untuk lebih meningkatkan kemampuan sumber daya untuk dapat bersosialisasi bersama masyarakat. Kemajuan ini dapat dilihat dari banyaknya buku, surat kabar, tabloid yang beredar di masyarakat. Untuk menghadapi perkembangan ini masyarakat khususnya pasa siswa seharusnya meningkatkan kebiasaan menulis. Menulis sebagai salah satu bentuk ketermpilan berbahasa, merupakan proses yang dilakukan seorang untuk menyampaikan gagasan, ide atau pesan kepada orang lain agar ide, gagasan atau pesan dapat dipahami oleh orang lain.

Agar keterampilan menulis dirasakan baik, salah satunya apabila seorang siswa melakukan latihan dan membuat bentuk-bentuk tulisan karangan. Keterampilan menulis sebuah karangan deskripsi pada siswa SMA berdasarkan penuturan beberapa guru bahasa Indonesia, masih banyak terjadi kesalahan terutama pada bentuk yang lebih mengarah ke bentuk karangan narasi. Selain kesalahan tersebut juga ditemukan kesalahan dalam penggunaan ejaan dan pernggunaan huruf kapital. Kesalahan penggunaan bentuk karangan kemungkinan diakibatkan kekurang pahaman siswa terhadap bentuk-bentuk karangan, kesalahan pada pembelajaran, penggunaan media yang tidak tepat, atau karena kurangnya latihan menulis yang diberikan dan dilakukan oleh siswa. Kemampuan mengarang pada siswa mempunyai hambatan – hambatan yang menyangkut penggunaan bahasa . Masih harus menghadapi ahli-ahli bahasa dan guru-guru bahasa yang menganggap bahwa pers sering meninggalkan kaidah-kaidah yang berlaku ( Purwadmadi 1992 : 2 ).

Pelajaran mengarang dahulu merupakan pelajaran yang sangat pokok. Mulai dari Sekolah dasar, menagrang mendapat perhatian yang sangat besar , tetapi sejak diberlakukannya Ebtanas maka perhatian ini mulai berkurang. Kurangnya perhatian mengarang disebabkan oleh beberapa sumber faktor, misalnya : terpusatnya penyampaian materi untuk persiapan Ebtanas, kurang difokuskannya buku-buku cerita diperpustakaan, buku paket yang isinya kurang bervariasi dan kurang menarik apabila digunakan sebagai bahan penunjang pelajaran mengarang.

Kegiatan berbahasa ada empat keterampilan yang berhubungan erat satu dengan lainnya yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Ke empat keterampilan tersebut, menulis merupakan proses yang paling diwariskan turun temurun, tetapi merupakan hasil proses belajar dan ketekunan berlatih, kemampuan ini berkaitan erat dengan kemampuan membaca. Pengarang atau penulis harus mengetahui makna yang terkandung pada setiap kata-kata merupakan pembangun pikiran dan pembicara seseorang.

Di lihat dari pengamatan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti dan mengetahui sejauh mana efektifitas dua media yang digunakan yaitu media gambar dan media realita dalam menulis wacana pada siswa kelas XI SMAN 1 Sape yang nantinya akan sangat menunjang dalam pengajaran wacana. Oleh karena itu cukup beralasan bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian tersebut agar mengetahui sejauh mana dalam membuat wacana dalam proses belajar mengajar dibutuhkan kehadiran du media tersebut, karena dengan dua media tersebut dapat mengatasi kebosanan, bisa menarik perhatian dan embangkitakn motivasi belajar siswa.

Pada dasarnya untuk memacu kreativitas dalam mengembangkan kemampuan menulis diperlukan media yang tepat, penggunaan media yang tepat membuat siswa lebih tertarik akan pelajaran, media dapat mendukung pelajaran mengarang secara keseluruhan. Pelajaran mengarang mengalami hambatan pada variasi media yang belum ada, media yang digunakan hanya papan tulis, dari bahan bacaan saja sehingga secara keseluruhan siswa akan dikurangi apabila guru bisa membuat variasi media yang lain. Pada akhirnya ada siswa tertentu yang kebingungan dalam mengerjakan tugasnya. Hambatan yang lain berupa hasil karangan siswa. Hasil penulisan siswa masih kurang baik, siswa masih dalam mengungkapkan gagasan pada karangan, kurangnya perhatian siswa pada ejaan dan tanda baca. Hal ini dikarenakan siswa tersebut kurang mempunyai informasi yang berkaitan dengan apa yang akan dikarangnya.Hal ini juga yang dilakukan guru, agar siswa dapat mengarang dengan tepat sesuai dengan perintah guru. Permasalahan yang timbul dalam menulis sebuah karangan adalah kurang mendapat porsi yang cukup, sehingga siswa terbiasa dalam menegemukakan secara tertulis tentang gagasan atau ide yang dituangkan oleh siswa tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan suatu masalah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : “ Bagaimanakah perbedaan kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar dan media realita pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima Tahun 2007-2008 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yangdiharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui kemampuan menulis dalam mengajarkan wacana dengan media gambar

2. Ingin mengetahui kemampuan menulis dalam mengajarkan wacana dengan media realita

3. Ingin mengetahui efektifitas dari kedua media yang telah diujicobakan setelah siswa mengikuti pembelajaran menulis wacana.

1.4 Manfaat Penelitian

Suatu penelitian apapun bentuk kegiatannya diharapkan dapat bermanfaat, terutama untuk peneliti maupun untuk orang lain. Kegiatan penulisan ini berorientasi pada pembelajaran untuk itu manfaat yang utama adalah peningkatan hasil belajar.

Manfaat dalam penelitian ini dapat ditinjau secara teoritis, ecara akademis dan manfaat praktis.

  1. Manfaat secara Teoritis

1) Informasi yang diperoleh melalui penelitian ini, diharapkan bermanfaat sebagai

informasi tambahan bagi para ilmuwan di bidang pendidikan, terutama dalam kaitan

dengan professionalisme guru menggunakan media gambar dan media realita

2) Informasi yang diperoleh melalui penelitian ini, diharapkan dapat merangsang para

peneliti berikutnya untuk meneliti lebih mendalam mengenai strategi pembelajaran

guru Bahasa Indonesia dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran

dalam penulisan wacana

  1. Manfaat secara akademis

1) Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan input atau

informasi yang berguna bagi SMAN 1 Sape (sekolah) khususnya dan SMA lainnya

pada umumnya tentang pembelajaran penggunaan media gambar dan realita dalam

penulisan wacana.

2) Informasi yang diperoleh melalui penelitian ini, diharapkan dapat merangsang para

peneliti berikutnya untuk meneliti lebih mendalam mengenai perbedaan penggunaan

media gambar dan media realita dalam penulisan wacana

  1. Manfaat secara Praktis

1) Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini, diharapkan dapat memperkaya khzanah

ilmu khususnya bagi penulis dalam melengkapi data-data dalam penulisan penelitian

2) Bagi siswa, penelitian ini untuk mengetahui bentuk wacana dan media yang dapat c

mempermudah wacana, siswa terpacu untuk giat belajar dan berlatih menulis. Akhirnya manfaat dari penelitian ini adalah kemampuan siswa menulis wacana akan meningkat.